Studi potensi anopheles subpictus (Diptera: Culicidae) sebagai vektor malaria di Desa Waihura Kecamatan Wanokaka Kabupaten Sumba Barat

SAMANI, Ridho Djama, dr. Tri Baskoro Tunggul Satoto, M.Sc., Ph.D

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Tropis

LATAR BELAKANG. Di Indonesia Anopheles yang telah dikonfirmasi sebagai vektor malaria sebanyak 20 spesies. Tiga spesies telah dikonfirmasi sebagai vektor malaria di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu An.barbirostris, An.subpictus, An.sundaicus. Kecamatan Wanokaka sebagai salah satu Kecamatan endemis malaria dari 18 kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Sumba Barat dengan Annual Malaria Incidence (AMI) sebesar 358 ‰ pada tahun 2006 dan 365 ‰ pada tahun 2007. Pengamatan entomologi di Kecamatan Wanokaka belum berjalan dengan optimal karena hanya dilakukan berupa spot survey yang sifatnya sesaat, sehingga data yang ada tidak dapat menggambarkan keadaan bionomik dari vektor yang sebenarnya. TUJUAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bionomik dan potensi Anopheles subpictus sebagai vektor malaria. METODE. Penelitian ini termasuk penelitian observasional. Dilaksanakan sejak bulan Oktober 2008 sampai dengan Maret 2009 di desa Waihura.. Peneliti melakukan pengamatan dan menganalisis variabel penelitian dengan menggunakan rancangan studi deskriptif. Metode Penangkapan nyamuk dewasa dilakukan sepanjang malam (pukul 18.00 – 06.00) oleh 4 orang penangkap, dengan umpan badan orang di dalam rumah dan di luar rumah serta nyamuk yang hinggap di dinding rumah dan di sekitar kandang hewan. HASIL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa An.subpictus memiliki potensi sebagai vektor malaria di desa Waihura ditunjukkan dengan angka parous rate sebesar 50,49%.Tempat perkembangbiakan Anopheles subpictus di desa waihura adalah daerah sekitar rawa dengan salinitas air antara 30‰ - 34‰. Kepadatan An.subpictus menggigit orang di dalam rumah 0,03 – 0.19 ekor/orang/jam, sedangkan kepadatan diluar rumah antara 0,03 – 0,31 ekor/orang/jam. Memiliki kebiasaan menggigit orang sepanjang malam baik di dalam rumah maupun di luar rumah, dengan puncak menggigit antara jam 18.00-21.00 dan jam 02.00-05.00. Memiliki kebiasaan untuk beristirahat diluar rumah yaitu disekitar kandang kerbau. Hasil uji ELISA yang dilakukan menyatakan bahwa nyamuk An. subpictus dinyatakan positif mengandung sporozoit . KESIMPULAN. Vectorial Capacity An.subpictus 0.01-0.06. Hasil Uji ELISA An.subpictus terbukti positif mengandung Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Nyamuk An.subpictus biasa menggigit sepanjang malam di dalam maupun di luar rumah, dengan puncak menggigit jam 18.00-21.00 dan jam 02.00-05.00. Memiliki kebiasaan istirahat di luar rumah. Tempat perkembangbiakan An.subpictus di air payau dengan salinitas 30‰-34‰, pH air 8.

Background: In Indonesia Anopheles that has been confirmed as malaria vector consists of 20 species. Three species have been confirmed as malaria vector at District of Nusa Tenggara Timur (NTT), i.e. An. barbirostris, An. Subpictus, An. Sundaicus. Subdistrict of Wanokaka is a malaria endemic subdistrict of 18 subdistricts at District of Sumba Barat with Annual Malaria Incidence (AMI) as much as 3580/00 in 2006 and 3650/00 in 2007. Entomological observation at Subdistrict of Wanokaka has been done in sufficiently because it is a spot survey which lasts temporarily so that the data can not depict bionomic condition of the real vector. Objective: The study aimed to identify the bionomics and potentials of Anopheles subpictus as malaria vector. Method: This was an observational study that was carried out from October 2008 to March 2009 at Waihura Village. The researcher observed and analyzed the variable of the study using descriptive design. The catching of adult mosquitoes was done all night (18:00PM – 06:00AM) by 4 people, using people as prey inside and outside the house. The catching was also made to mosquitoes perching on the wall or around the stable. Result: The result of the study showed that An. subpictus had the potential to become vector at Waihura Village as indicated from parous rate as much as 50.49%. The breeding place of Anopheles subpictus at Waihura Village was swamp area at salinity of 300/00 – 340/00. An. subpictus bite capacity inside the house was 0.03 – 1.19 mosquito/people/hour and outside the house was 0.03 – 0.31 mosquitoe/people/hour. An. subpictus had the habit of biting during the night either inside and outside the house; peak time of biting was between 18:00PM – 21:00PM and 02:00 Am - 05:00 AM and taking a rest outside the house around the stable of water buffalo. The result of ELISA test showed that An. subpictus positively contained sporozoit. Conclusion: Vectorial capacity of An. subpictus was 0.01 – 0.06. The result of ELISA test on An. subpictus revealed that An. subpictus positively contained Plasmodium falciparum and plasmodium vivax. It habitually bit during the night either inside and outside the house with peak time of biting between 18:00 – 21:00 PM and 02:00 – 05:00 AM and rested outside the house. The breeding place of An. subpictus was swamp area at salinity 300/00 – 340/00, water pH 8

Kata Kunci : Vectorial capacity,Bionomik anopheles subpictus,Uji Elisa,Waihura,vectoral capacity,bionomics Anopheles subpictus, ELISA test,Waihura