Hubungan konsumsi rokok dengan status gizi remaja di Depok :: Analisis data survey faktor resiko penyakit pelajar SLTP di Depok Jawa Barat 2006
AZRIANI, Yetty, Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si, Ph.D
2009 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar belakang: Survei Rokok Remaja Sekolah di Indonesia tahun 2006 menunjukkan persentase remaja merokok sebesar 37,3%. Salah satu zat yang berbahaya dalam rokok adalah nikotin, yang menyebabkan perokok mempunyai berat badan lebih rendah dibandingkan dengan bukan perokok. Merokok juga dapat mempengaruhi metabolisme lemak, terutama kolesterol darah, meningkatkan low density lipoprotein (LDL) darah. Laki-laki perokok mempunyai peluang risiko 1,19 kali mengalami diabetes dibandingkan dengan bukan perokok, dan perempuan sebesar 1,74 kali dibandingkan dengan bukan perokok. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara konsumsi rokok dengan status gizi remaja SLTP di Kota Depok Propinsi Jawa Barat. Metode: Penelitian cross sectional, menggunakan data sekunder dari Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI tahun 2006. Subjek penelitian adalah murid SLTP di Kota Depok Propinsi Jawa Barat. Variabel bebas status merokok, dan variabel terikat status gizi. Analisis data dengan chi square dan uji logistik ganda. Hasil: Dari 939 responden, remaja perokok laki-laki 97,4% dan perempuan 2,6%, dan bukan perokok pada laki-laki 41,0% dan perempuan 59,0%. Ada hubungan bermakna secara statistik antara rokok dengan IMT/U (p = 0,008), rokok dengan kadar gula darah (p = 0,016), jenis kelamin dengan kadar gula darah (p = 0,042). Kesimpulan: Ada hubungan bermakna antara rokok dengan kadar gula darah. Rokok memberikan peluang risiko 1,5 kali terhadap kadar gula darah tidak baik pada remaja.
Background: Smoking survey of school students in Indonesia 2006 showed the percentage of smoking teenagers was as much as 37.3%. One of poison particles in cigarettes is nicotine, it will cause smokers low weight than non smokers. Smoking can also affect fat metabolism, particularly blood cholesterol increase blood low density lipoprotein. Male smokers have risk 1.19 times of having diabetes than non smokers where as female smokers 1.74 times than non smokers. Objective: To identify the association between cigarette status and nutrition status. Method: Cross sectional design, used baseline data from Biomedical and Pharmaceutical Research Center, Health Research and Development Council, the Ministry of Health 2006. Subjets were students from junior high school at Depok Municipality Province of Jawa Barat. The independent variable was cigarette consumption and the dependent variable was nutrition status. Data analysis used chi square and double logistic regression. Result: Out of 939 subjects, male smokers were 97,4% and famale smokers were 2,6%, male non smokers were 41,0%, and famale non smokers were 59,0%. There was significant association statistically between cigarettes status and BMI/age (p = 0.008) cigarette status and blood glucose level (p = 0.016), sex and blood glucose level (p = 0.042). Conclusion: cigarettes status were associated with blood glucose level. Cigarette contributed to risk 1.5 times of having poor blood glucose level in teenagers
Kata Kunci : Status merokok,Status gizi,Remaja,cigarette status,nutrition status,teenagers