Laporkan Masalah

Hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada anak umur 2-3 tahun di Kabupaten Seluma Propinsi Bengkulu tahun 2008

SYARIF, Irfan, dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH, Ph.D

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang : Masalah kurang gizi masih menjadi masalah pokok di hadapi bangsa Indonesia. Menunjukan adanya kecenderungan meningkat, tahun 2005 ditemukan 1,8 juta, tahun 2006 2,3 juta orang, sementara masih ada 5 juta lebih anak balita lain mengalami gizi kurang (Depsos, 2006). Kondisi ini juga didukung oleh masih rendahnya pemberian ASI sebagai sumber pangan pertama yang tersedia bagi bayi baru lahir sampai umur 6 bulan. Di sisi lain tingginya kejadian stunting di Kecamatan Ilir Talo, Seluma Barat, dan Air Periukan Kabupaten Seluma, berdasarkan survei Penilaian Status Gizi tahun 2007 pada indikator tinggi badan menurut umur terdapat 224 (20,7 %) dari 1079 anak stunting. Tingginya kejadian stunting pada anak umur 2 - 3 tahun jika faktor risiko yang melatar belakanginya tidak diatasi akan berdampak terhadap rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan ancaman hilangnya sebuah generasi penerus bangsa. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada umur 2 - 3 tahun di Kecamatan Ilir Talo, Seluma Barat, dan Air Periukan Kabupaten Seluma Propinsi Bengkulu yang memiliki prevalensi stunting tertinggi. Metode : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian Cross sectional, dengan populasi ibu yang mempunyai anak umur 2-3 tahun di Kecamatan ilir Talo, Seluma Barat dan Air Periukan Kabupaten Seluma dengan prevalensi stunting tertinggi. Sampel dalam penelitian ini adalah anak 2-3 tahun. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dengan menggunakan pedoman kuesioner, dan kemudian dilakukan pengukuran tinggi badan anak dan orang tua, kemudian data diolah dengan menggunakan uji statistik Chi-square. Hasil : Tidak ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada anak umur 2-3 tahun (p > 0,05). Kesimpulan:Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan kejadian stunting pada anak umur 2-3 tahun. Kejadian stunting pada anak umur 2-3 tahun mungkin disebabkan beberapa faktor yaitu status asupan energi, protein dan zat gizi mikro serta kondisi penyakit infeksi.

Background: Undernourishment is a major problem in Indonesia and the trend is increasing. In 2005 there were 1.8 million and in2006 there were 2.3 million undernourished underfives, meanwhile there were still 5 million others that were of undernoursihed (Depsos, 2006). This condition is supported by limited breastfeeding as the first source of food available for the newborn until 6 months old. The result of a survey on nutrition status assessment 2007 at Subdistrict of Ilir Talo, Seluma Barat and Air Periukan District of Seluma indicated that 224 (20.7%) out of 1079 children were stunted. High prevalence of stunting in children of 2 – 3 years may effect the quality of human resources and threat the loss of future generation of the nation if the risk factor is not resolved. Objective: The study aimed to identify the association between exclusive breastfeeding and the prevalence of stunting at Ilir Talo, Seluma Barat and Air Periukan, District of Seluma, Province of Bengkulu that had highest prevalence of stunting. Method: This was a quantitative research that used a cross sectional design. Population of the research were mothers having children of 2 – 3 years at Subdistrict of Ilir Talo, Seluma Barat and Air Periukan District of Seluma that had highest prevalence of stunting. Samples were children of 2 – 3 years. Data were obtained through interview using questionnaire guide, measurement of height of the children and the parents. Data were analyzed using ch square statistical test. Result: There was significant association between exclusive breastfeeding and the prevalence of stunting in children of 2 – 3 years (p>0.05). Conclusion: Exclusive breastfeeding did not affect the prevalence of stunting in children of 2 – 3 years. The prevalence of stunting among children age 2-3 years old might be caused by the after factors such as energy intake, protein, mikronutrient and infection.

Kata Kunci : Asi eksklusif,Stunting,Bengkulu


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.