Laporkan Masalah

Hubungan antara sarapan dan jajan dengan kemampuan konsentrasi pada remaja SMA di Kota Palangka Raya

MUCHTAR, Mohamad, dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH, Ph.D

2009 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Masa Remaja merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui sebelum seseorang menjadi dewasa. Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok umur 10 – 19 tahun sekitar 22% dari total populasi. Remaja di sekolah menengah sering tidak sarapan pagi karena berbagai sebab misalnya terburu-buru berangkat ke sekolah. Sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Dengan kadar gula darah yang terjamin normal, maka gairah dan konsentrasi bisa lebih baik sehingga berdampak positif untuk meningkatkan produktivitas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan sarapan dan jajan dengan kemampuan konsentrasi pada remaja SMA di Kota Palangka Raya Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional , dengan jumlah subjek penelitian untuk uji prevalensi tidak sarapan sebanyak 106 siswa yang berdasarkan hasil skrining, tidak anemia sedangkan untuk uji hipotesis beda rerata dua kelompok independent jumlah subyek sebanyak 80 orang terdiri dari 40 orang subyek kelompok sarapan dan 40 orang subyek kelompok tidak sarapan. Pengumpulan data diperoleh dari pengukuran berat badan, tinggi badan untuk mengetahui status gizi, metode food recall untuk mengetahui sarapan dan jajan dan asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak, tes digit symbol dan digit span untuk mengetahui kemampuan konsentrasi terhadap informasi visual dan audio kemudian data diolah dan dianalisis secara deskriptif analitik menggunakan uji korelasi Spearman dan uji t-test. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat 37,7% - 38,8% remaja di SMAN 1 Pahandut Palangka Raya yang tidak sarapan. Hasil analisa statistik menunjukkan kelompok remaja yang sarapan pagi memiliki kemampuan konsentrasi (dengan metode digit symbol test dan digit span test) yang lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kelompok remaja yang tidak sarapan(p<0,05). Kelompok remaja yang jajan memiliki kemampuan konsentrasi dengan metode digit symbol test yang lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kelompok remaja yang tidak jajan (p<0,05).

Background: Adolescence is a phase that a human has to pass through in life to become an adult. Bureau of Statistical Centre (1999) reported that total number of adolescent people from 10-19 years old group in Indonesia is about 22% of its total population. High school adolescent often does not have breakfast due to many different reasons such as being in a hurry when going to the school. Breakfast is able to provide carbohydrate for increasing blood glucose supply. In a normal blood glucose supply, passion and concentration as a student would be better so that it makes positive impact to raise productivity. Aim: This study aims to define correlation between breakfasts and have snack at break time habit with concentration capability on high school adolescent in Palangka Raya city Method: This study is an observational research in cross sectional design. The number of research subject for prevalence test is 106 students for not breakfast group which in screening result is not in anemic condition, while for hypothesis test the mean difference for the two independent groups the total number of subject is 80 persons that consist of 40 subjects for breakfast group and 40 subjects for not breakfast group. Data collection is obtained from body weight and height measurement to explore nutritional status, food recall method to give information of breakfast and have snack at break time, and energy, carbohydrate, protein and fat intake, digit symbol and digit span test to explore concentration capability to visual and audio information. The data is processed and analyzed in analytic descriptive way using Spearman correlation test and t-test. Result: This study indicates that is 37,7% - 38,8% adolescent in SMAN 1 Pahandut Palangka Raya does not have breakfast. Analytical statistic result showing adolescent who has breakfast has significantly higher concentration capability (using digit symbol and digit span test) than adolescent group who do not have breakfast (p<0,05). Having snack at break time adolescent group has significantly higher concentration capability by using digit symbol test than adolescent group who do not have snack at break time (p<0,05).

Kata Kunci : Hubungan antara sarapan dan jajan,Kemampuan konsentrasi,Remaja SMA,Palangka Raya,There is correlation between breakfast and have snack at break time with concentration capability on high school adolescent


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.