Kemitraan pemerintah daerah dengan Family Health International dalam peningkatan kapasitas lembaga :: Studi kasus klinik IMS Kabupaten Bintan
ANUSIRWAN, dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA
2009 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar Belakang: Sejak 2005 hingga 2008 Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan Kepulauan Riau bekerja sama dengan Family Health International menyelenggarakan Klinik Infeksi Menular Seksual di Tuapaya dan Uban. Penelitian ini mempelajari dampak dari kerja sama itu terhadap kapasitas organisasi pelayanan. Metode: Penelitian ini studi kasus. Data dikumpulkan pada bulan April – Septermber 2008. Hasil: Penelitian ini mendokumentasi manfaat dari kerjasama antara dinas kesehatan dan lembaga internasional. Kabupaten Bintan memperoleh penguatan dari tiga sisi: infrastruktur, penguatan sumber daya profesional dan sistem pelayanan. Dinas kesehatan terutama memperoleh manfaat nyata (1) dalam gedung, peralatan, logistik obat dan kondom, dan (2) profesionalisme pelayanan melalui kursus-kursus singkat, pertemuan profesional nasional, pendampingan, dan mentoring. Layanan pasca kemitraan lebih lemah. Pengawasan mutu pelayanan dan supervisi dari Family Health International dan dukungan finansial selama projek mengalami penurunan setelah program kemitraan berakhir. Meskipun tenaga pemberi layanan bisa dirangkap oleh pekerja puskesmas, manajer program yang bertanggung jawab atas kelancaran semua kegiatan klinik IMS masih sulit dibuat demikian. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa program kemitraan memiliki dampak positif dalam hal infrastruktur dan penguatan kapasitas pemberi layanan. Meski demikian, penelitian ini menekankan kembali pentingnya manajemen program di dinas kesehatan dalam mengelola tenaga dan infrastruktur yang telah diperoleh dari sebuah kemitraan. Bagaimana mengintegrasi program â€pilot†ke dalam sistem dinas kesehatan perlu dikaji lebih dalam.
Background: Since 2005 till 2008 Public Health Service And Family Planning Authority of Bintan Riau and the Family Health International develop a unit for sexual transmitted diseases in Tuapaya and Uban. Method: This Research study the impact of this collaboration on the organizational capacity the local authority. This research uses a case study design. Data was collected from April - September 2008. Result: Regency of Bintan gain infrastructure development in the form of building, equipments, drugs and condom logistic. Professional workers involve in the program gain benefits from short couses from specific IMS management training, attending national professional meetings, professional mentorship. This study notes the lack of leadership and management during the period of collaboration become the key issues for its sustainability. More experienced staff and infrastructure could be more effectively used if they are organized by a full time manager. The medical staff who work for the clinic could have other assignments in their standing places. The manager of clinics seem to be more difficult to work if he or she has other activities with high load. Conclusion: This study concludes that partnership program have positive impact on infrastructure and professional capacity development. However, local health authority needs to consider to use the appropriate program management approach in organizing existing infrastructure and professional staff who have been involved in the previous program. How to integrate the so called “pilot program†such as this partnership into the health system need further studies.
Kata Kunci : Pengembangan kapasitas lokal,Program kemitraan,Keberlangsungan program, Local capacity development, partnership program, program sustainability