Peranan radar sipil dalam mendukung operasi pertahanan udara guna menegakkan kedaulatan negara :: Studi di wilayah Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I
TRIONO, Yudi, Dr. H.A. Sudibyakto, M.S
2009 | Tesis | S2 Ketahanan NasionalDalam melaksanakan tugas menegakkan kedaulatan negara di udara, TNI Angkatan Udara melaksanakan operasi pertahanan udara yang membutuhkan alat utama sistem senjata (alutsista) pesawat tempur, radar, dan peluru kendali yang memadai. Namun dengan jumlah anggaran yang terbatas maka kemungkinan penambahan alutsista saat ini sangatlah kecil. Oleh karena itu sesuai dengan UU No 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dan UU No 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, TNI Angkatan Udara dalam melaksanakan operasi pertahanan udara dapat memanfaatkan sarana yang dimiliki oleh instansi sipil yang berkemampuan pertahanan udara. Pada dasarnya radar yang dipergunakan militer maupun radar sipil yang ada dibandar udara adalah sama. Dengan dasar prinsip kerja yang tidak berbeda ini, maka radar sipil dapat dimanfaatkan untuk mendukung operasi peratahanan udara sebagaimana fungsi radar militer melalui inegrasi radar sipil/militer. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara mendalam tentang peranan radar sipil dalam mendukung operasi pertahanan udara guna menegakkan kedaulatan negara, faktor-faktor yang mempengaruhi peranan radar sipil dan bagaimana cara mengoptimalkan peranan radar sipil saat ini, sehingga mampu mendukung operasi pertahanan udara dalam menghadapi setiap ancaman yang mengganggu kedaulatan negara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif. Penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan dan menemukan faktafakta secara menyeluruh yang berkaitan dengan peranan radar sipil dalam mendukung operasi pertahanan udara, dengan menggunakan metode kualitatif serta menekankan pada analisis melalui studi kepustakaan dan memberikan gambaran menyeluruh tentang situasi yang dipelajari. Data penelitian dikumpulkan dari bahan-bahan kepustakaan dalam bentuk buku, jurnal, majalah, situs internet, dan sumber-sumber kepustakaan lainnya. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi radar sipil dan radar militer melalui Military Civil Coordination (MCC), Transmission Data Air Situation (TDAS) dan Sistem Thales belum maksimal, karena data udara yang didapat baru dari data radar sekunder. Untuk mendapatkan data dari radar primer ditemukan banyak kendala, antara lain dasar hukum berupa perjanjian antara Dirjen Perhubungan Udara dan Pangkohanudnas yang belum kuat sebagai dasar penambahan pengeluaran, adanya perbedaan kepentingan, dimana satu pihak mementingkan keuntungan dan dipihak lain lebih mengedepankan keamanan negara, serta diperlukan biaya operasional yang sangat tinggi. Untuk mendukung operasional radar primer selama 12 jam dibutuhkan biaya tambahan sebesar Rp. 2.640.000,-/hari, dan bila dibutuhkan untuk mendukung operasional selama 24 jam penuh dibutuhkan biaya Rp.5.280.000,-/hari. Biaya ini belum termasuk biaya perawatan yang besarnya mencapai 5 % dari harga radar sipil/tahun, dimana harga setiap radarnya mencapai lebih kurang 25 milyard rupiah.
To Defense of the Indonesia state sovereignty, Indonesian Air Force needs for main tools system such us air defense operation, fighter, radar and guided missile. It is because of the limited government budget, so procurement of the main tools is imposible. In acordance with the Act No 3 year 2002 for Country defense and Act No 34 year 2004 for Indonesia Military, Indonesia Air Force in implementing the air defense operation can use civil radar. Basically civil radar at the airport can be use by military. Because in work principle there is no different, so civil radar can use to support the Air Defense Operation as a military radar by integrating between civil radar and military radar. This research have purposed to know much more about how civil radar can support to air defense operation for the state sovereignty in the air, the influence civil radar support factors and how to optimalize current civil radar to support air defense operation. Methodological in this research is descriptive method. Object of this research is to discribe and find the all facts relevans with the functions of the civil radar in supporting the air defense operation, by using qualitative method and by library research to get all descriptions about situations. The research was collected data from literature substance such as books, jurnal, magazine, internet and others. The result of this research is integration between civil radar and military radar by Military Civil Coordination (MCC), Transmission Data Air Situation (TDAS), and Thales System still not optimal, because air data only get from secundary radar. To get data from primer radar we find a lot of problem such as basic law as agreement between Directorat General Air Transportation and National Air Defense Command still not maximum because of the basic expendature budget added, and different perception from any parties. To support the primer radar operational for 12 hours needs added budget Rp. 2.640.000/day and if need for 24 hours its means need for Rp.5.280.000/day. It is not include meantenance and repair around 5 % from price civil radar/year, which is civil radar price more less 25 milyard rupiahs.
Kata Kunci : Peranan radar sipil,Operasi pertahanan udara,Penegakkan kedaulatan negara, Civil Radar, Air Defense Operation, and State Sovereignty