Membangun pertahanan udara nasional :: Studi kritis di Kosek Hanudnas I Jakarta
NAZIRSYAH, Drs. Armaidy Armawi, M.Si
2009 | Tesis | S2 Ketahanan NasionalKomando sektor pertahanan udara nasional I, selaku pelaksana operasi Kohanudnas yang mempunyai tugas sebagai penyelenggara dan pengendali operasi Hanud di wilayah, dan tanggungjawabnya sesuai dengan pembagian geografis Kohanudnas serta melaksanakan tugas pembinaan kesiapan dan kemampuan terhadap unsur-unsurnya. Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia pernah memiliki kekuatan udara yang besar di kawasan Asia Tenggara, sehingga Indonesia menjadi salah satu negara yang disegani serta diperhitungkan pada masa itu. Pasca tahun 1966, Kohanudnas mengalami masa surut dalam perkembangannya, karena adanya embargo militer, akibat pemutusan hubungan diplomatik dengan negara Blok Timur, yang menyebabkan hampir seluruh sistem senjata lumpuh secara perlahan. Pada dekade selanjutnya Indonesia hanya mampu untuk mengikuti perkembangan teknologi pesawat tanpa mampu membangun kekuatan pertahanan yang handal. Kenyataan ini menunjukkan bahwa NKRI telah mengalami degradasi kemampuan dalam sistem pertahanan udara nasional sehingga tidak mampu menciptakan daya tangkal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi operasional pertahanan udara sehingga tidak mampu menciptakan daya tangkal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dalam pengumpulan data menggunakan teknik observasi di lapangan, wawancara serta telaah pustaka. Kemudian data yang diperoleh diolah dan dianalisis. Pengujiannya tidak dilakukan secara statistik, melainkan non statistik, yakni dengan suatu penjelasan argumentative yang memuat proses penalaran dan penafsiran logis. Dari kondisi objektif pembahasan tentang kekuatan udara sebagai sistem pertahanan udara nasional dalam penyelenggaraan pertahanan negara dengan mengacu pada tuntutan dan kebutuhan operasional, kemungkinan ancaman, perkembangan teknologi dari Alutsista udara pada masa kini dan masa mendatang, maka diperlukan suatu perwujudan kekuatan udara yang sesuai, efektif dan tangguh serta memiliki daya tangkal kekuatan pertahanan udara diharapkan mempunyai kemampuan yang handal dan harus lebih unggul dari kekuatan udara pihak yang diperkirakan berpotensi menjadi lawan. Dengan kekuatan pertahanan udara yang sesuai, effektif dan tangguh akan mewujudkan daya tangkal, sehingga kedaulatan, keutuhan dan keselamatan bangsa dapat terjamin. Setelah dilakukan analisis terhadap penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan sistim pertahanan udara Kosekhanudnas I, belum mampu melaksanakan tugasnya menjaga kedaulatan negara di udara, tentunya hal ini sangat di pengaruhi oleh variabel organisasi, personel, Alutsista dan fasilitas pendukung. Berdasarkan penelitian tersebut hubungan antar variabel bersifat kuat, signifikan dan searah. Artinya jika faktor-faktor pendukung dan penghambat baik, maka kemampuan sistem pertahanan udara juga baik, demikian juga sebaliknya.
The National Air Defense Sector Command I (Kosek Hanudnas I) which function to execute the National Air Defense Command (Kohanudnas) operation, has certain main tasks, namely the important of organize, command and control of the Air Defense Operation in the region, responsible to the geographical throughout the territory determined by Kohanudnas, and also maintain readiness, awareness and capabilities of its elements. We have learned from the history that the Indonesian Air Force had ever achieved the glorious Air Power in Souht East Asia. In that era, all the countries in that respective region gave respect and honour to the Republic of Indonesia. After 1966, because of military embargo due to the diplomatic bent with East Block Countries, the existances of Kohanudnas in accordance with Air Power and the Air Force Weapon System decreased gradually. However, in the following decade, the Republic of Indonesia is only able to maintain the aviation technology development matter without having effort to develop the strong defense capability. The fact mentioned above indicates that the Unitary State of the Republic of Indonesia (NKRI) has the gradation of capability and ability to create deterrence in the National Air Defense System. The purpose of this research is to describe a little bit detail about the related factors which influence deterrence of National Air Defense Operation. This research uses qualitative description method, while data collecting uses observation technique on the spot, interview and library research. Then, all the obtained data is processed through argumentative description, logical interpretation and unstatistically analysis. From the discussion of objective condition about air power as a national air defense system in executing state defence with referring to demand and operational needs, threat possibilities and the technology of Alutsista Development during the period and the future, is required appropriate, adequate, effective and deterrent air power. Air defense force development should be expected to have reliable capability and ability of power, and air superior in order to defeat the enemy means taking offensive. Once the Indonesian Air Force could achieve potential and effective air defense force, and air superior, we could defend the NKRI including air sovereignty of mission accomplishment. After completing such hypothesis testing, I get a conclusion that the air defense system capability of Kosek Hanudnas I is not able to defend the air state sovereignty yet, since this condition influenced by organization variable, human resources capablities, Defense Primary Items of Equipment (Alutsista) and supporting facilities. Based on this research, there is significant, strong and inter-releated connection between each variable. The meaning of the statement is, if supporting and deterrent factors are good then air defense system must be good and vise versa.
Kata Kunci : Pertahanan udara nasional,Daya tangkal,Manajemne pertahanan, National Air Defense, Deterrence, Defense Management