Evaluasi erosi daerah tangkapan air (DTA) sebagai tindakan konservasi lahan DAS Jragung dan Tuntang Hulu Jawa Tengah
KURNIAWAN, Dify, Prof. Ir. H. Nizam, DIC., M.Sc., Ph.D
2009 | Tesis | S2 Magister Pengelolaan Sumber Daya AirDengan adanya permasalahan erosi yang sering muncul akibat curah hujan yang cukup tinggi dan banyaknya perubahan penggunaan lahan di Daerah Tangkapan Air (DTA) DAS Jragung dan Tuntang Hulu, menyebabkan kondisi lahan semakin memprihatinkan dan membawa dampak buruk terhadap lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi besarnya erosi yang terjadi di DTA DAS Jragung dan Tuntang hulu sebagai tindakan koservasi lahan dengan menggunakan metode USLE. Metodologi penelitian yang dilakukan meliputi studi pustaka, pengumpulan data penelitian serta analisis dan pengolahan data yang meliputi penentuan perhitungan laju erosi dengan menggunakan metode USLE, klasifikasi tingkat bahaya erosi, perhitungan SDR, upaya pengendalian erosi, penentuan fungsi arahan penggunaan lahan serta upaya rehabilitasi lahan dan konservasi tanah. Potensi erosi yang terjadi di DTA DAS Jragung dan Tuntang Hulu pada kondisi eksisting di DTA Bd. Borangan sebesar 204.561,94 ton/tahun atau 20,766 ton/ha/tahun, DTA Bd. Jragung sebesar 150.304,09 ton/tahun atau 10,869 ton/ha/tahun dan DTA Bd. Glapan sebesar 1.550.965,95 ton/tahun atau 19,698 ton/ha/tahun dan setelah dilakukan upaya konservasi, jumlah erosi yang terjadi mengalami penurunan, di DTA Bd. Borangan laju erosi menurun menjadi 139.272,54 ton/tahun atau sebesar 14,138 ton/ha/tahun, DTA Bd. Jragung menurun menjadi 103.214,53 ton/tahun atau sebesar 7,464 ton/ha/tahun dan di DTA Bd. Glapan menurun menjadi 926.449,17 ton/tahun atau sebesar 11,767 ton/ha/tahun Upaya konservasi dalam rangka pengendalian dan pelestarian lahan tetap dilakukan walaupun tingkat bahaya erosi yang terjadi masih masuk dalam kategori sangat ringan dan ringan, pelestarian dimaksudkan untuk memperbaiki lahan tegalan dan menurunkan jumlah erosi, dengan mengubah faktor P sebagai aspek konservasi lahan.
Erosion is a frequent problem occurred in Jragung and Tuntang Hulu due to high rainfall and excessive landuse changing in the catchment area which cause severe land condition and give negative influences to enviroment and ecosystem balance. The objective of this study is to evaluate the magnitude of the erosion occurred in Jragung and Tuntang Hulu catchment area as a land conservation effort by using the USLE method. Research methodology used in this study includes literature study, data collection and analysis that consist of erosion rate calculation using the USLE method, erosion hazard level classification, SDR calculation, erosion control effort, setting the landuse direction and land rehabilitation efforts and soil conservation. Erosion potentials in Jragung and Tuntang Hulu catchment area at the existing condition in Borangan Weir, Jragung Weir and Glapan Weir are 204.561,94 ton/year or 20,766 ton/ha/year, 150.304,09 ton/year or 10,869 ton/ha/year and 1.550.965,95 ton/ha/year or 19,698 ton/ha/year, respectively. After treated with conservation effort, the erosion decreases. In Borangan Weir, Jragung Weir and Glapan Weir, the erosion rates decrease to 139.272,54 ton/year or 14,138 ton/ha/year, 103.214,53 ton/year or 7,464 ton/ha/year and 926.449,17 ton/year or 11,767 ton/ha/year, respectively. The conservation effort in land control and conservation has to be persistently carried out although the erosion hazard level is only categorized as very minor and minor. Conservation is aimed to improve fields condition and to decrease erosion by changing the P factor as the land conservation aspect.
Kata Kunci : Erosi, USLE, SIG, DAS Jragung dan Tuntang Hulu, Erosion, Jragung and Tuntang Hulu catchment area