Laporkan Masalah

Pengaruh curing time pada kekuatan campuran semi flexible pavemen dengan menggunakan additive sikament ln pada mortar semen dan buton granular asphalt (BGA) pada aspal

TASMAWATI, Efi, Dr. Ir. Latif Budi Suparman, M.Sc

2009 | Tesis | S2 Magister Sistem dan Teknik Transportasi

Perkerasan semi flexible Pavement digunakan untuk melayani lalulintas dengan jumlah yang banyak dan berat. Perkerasan semi flexible Pavement juga memiliki ketahanan terhadap deformasi dan kelelahan yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari prosentase grouted mortar di dalam campuran semi flexible pavement dengan menggunakan bahan tambah (additive) Sikament LN untuk mortar semen dan additive Buton Granular Asphalt (BGA) dengan variasi curing time 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari dengan pengujian Marshall dan Indirect Tensile Strength test (ITS). Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental murni dan hanya membahas penelitian skala laboratorium campuran semi flexible pavement. Benda uji dibuat di dalam mold berukuran tinggi 7,5 cm dan diameter 10 cm, dengan jumlah benda uji sebanyak 72 buah dengan variasi prosentase grouting mortar 40%, 60% dan 80% dan dengan curing time 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari. Setiap variasi untuk Setiap variasi prosentase grouting untuk masing-masing curing time dengan kadar aspal 3% adalah sebanyak 3 buah untuk uji Marshall dan 3 buah untuk uji ITS. Benda uji dirancang menggunakan Open Graded Asphalt menurut spesifikasi dari Densiphalt namun saringan # 200 ditiadakan, kemudian diinjeksi dengan campuran mortar semen dengan komposisi bahan yang telah ditentukan. Pengujian Marshall dan ITS dilakukan setelah benda uji telah melalui tahapan curing time dan berumur 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Pengujian Marshall untuk mengetahui nilai Stabilitas, Flow & MQ. Hasil penelitian menggunakan pengujian Marshall benda uji semi flexible Pavement menghasilkan nilai stabilitas yang tinggi bila dibandingkan dengan SMA 0/11. Semakin banyak kadar mortar yang digrouting dalam campuran, maka stabilitas yang didapat akan semakin tinggi tetapi pada kadar tertentu kenaikan stabilitas tidak mempunyai kenaikan yang signifikan lagi. Nilai stabilitas tertinggi terjadi pada variasi prosentase mortar 80%. Maka nilai stabilitas pada curing time umur 28 hari dengan variasi mortar 40%, 60% dan 80% secara beturut-turut adalah 1372 kg, 2169 kg dan 2556 kg. Nilai ITS pada curing time umur 28 hari dengan variasi mortar 40%, 60% dan 80% secara beturut-turut adalah 996 kPa, 1064 kPa dan 1018 kPa. Variasi dengan kadar mortar 80% dan curing time umur 28 hari merupakan komposisi optimum yang disarankan pada semi flexible pavement. Nilai koefisien konversi kuat tekan pada setiap penambahan prosentase kadar mortar akan cenderung lebih besar nilainya kecuali nilai pada curing time umur 28 hari dengan nilai rata-rata adalah 1, dapat ditarik kesimpulan bahwa jika curing time lebih lama maka nilai koefisien konversi akan menurun.

To fulfill demand on appropriate and good improvement of road hardening structure viewed from technical, economical, environmental aspect, modified hardening was conducted by using semi flexible pavement hardening is used to serve intense and heavy traffics. The semi flexible pavement hardening also have quite high durability on deformation and fatigue. Therefore, the present research aims to identify the effects of grouted mortar percentage in the mixture of semi flexible pavement by using Sikament LN additive for cement mortar and Buton Granular Asphalt (BGA) additive with various curing times of 7, 14, 21 and 28 days based on Marshall test and Indirect Tensile Strength test (ITS). This research utilized pure experimental method and only discussed laboratory-scaled study of semi flexible pavement mixture. Tested objects were made in the mold of 7.5 cm in height and 10 cm in diameter. Total were 72 units with various grouting mortar percentages of 40%, 60% and 80% and various curing times of 7, 14, 21 and 28 days. Each variation for individual grouting percentage variation of each curing time with asphalt content of 3% involved 3 units for Marshall test and 3 unit for ITS test. Tested objects were designed by using Open Graded Asphalt according to the Densiphalt specification; however, the # 200 meshing was not conducted; then it was injected with cement mortar under given material composition. Marshall and ITS testing were carried out following tested objects underwent curing time stage and after 7, 14, 21, and 28 days. Results based on Marshall test, it was found that the tested objects of semi flexible Pavement produced higher value of stability compared to SMA 0/11. The higher content of mortar grouted in the mixture was, the more stability would be reached. However, at certain level of content, the improvement of stability has no more significant improvement. The highest stability value was achieved at the mortar percentage variation of 80%. Therefore, the stability value at 28 day curing time with mortar variations of 40%, 60% and 80% were 1372 kg, 2169 kg and 2556 kg, respectively. The ITS value at 28 day curing time with mortar variation of 40%, 60% and 80% were 996 kPa, 1064 kPa and 1018 kPa, respectively. The semi flexible pavement design using sikament LN additive of 1,4% for mortar and BGA of 0.3% for asphalt. Variation with mortar content of 80% and 28 day curing time was the recommended optimum composition in semi flexible pavement.

Kata Kunci : Semi flexible,grouting,Curing time,Stabilitas,Indirect tensible strength (ITS), semi flexible, sikament LN, curing time, Open Graded Asphalt , stability, Marshall, Indirect Tensile Strength (ITS)


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.