Pengolahan limbah cair industri batik dengan metoda koagulasi-flokulasi dan adsorpsi sistem batch

SAPTARINI, Dyah, Ir. Agus Prasetya, M.Eng.Sc., Ph.D

2009 | Tesis | S2 Magister Sistem Teknik

Limbah cair industri batik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan jika tidak diolah terlebih dahulu, karena parameter TSS, TDS, kekeruhan, BOD, COD, dan warna yang diuji melebihi baku mutu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan dosis koagulan-flokulan dan dosis adsorben serta waktu kontak adsorpsi yang baik untuk limbah cair industri batik. Sampel penelitian ini adalah air pencucian pertama pewarnaan kain pada industri Batik Indah Yogyakarta, dengan pewarna reaktif dingin jenis remazol. Penelitian dilakukan dengan cara mengolah limbah cair dengan proses awal yaitu koagulasi-flokulasi, dan dilanjutkan dengan proses adsorpsi untuk hasil proses awal yang terbaik. Sebagai koagulan-flokulan digunakan tawas dan kapur dengan variasi dosis 1, 2, 3, 4, dan 5 g/L untuk tawas dan 15, 20, 25, dan 30 g/L untuk kapur. Adsorben digunakan karbon aktif dengan variasi dosis 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 g/L. Waktu kontak adsorpsi dengan variasi 12 jam, 24 jam dan 36 jam. Proses koagulasi-fokulasi dan adsorpsi dilakukan pada suhu ruang dengan kecepatan pengadukan 200 rpm dan waktu pengadukan 10 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis tawas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kadar TSS, TDS, dan kekeruhan. Dosis yang paling baik untuk tiap 1 liter limbah cair adalah 1 g tawas dan 25 g kapur, dengan penurunan kadar TSS, TDS, dan kekeruhan berturut-turut sebesar 88,75%; 93,66%; dan 97,94 %. Dosis karbon aktif dan waktu kontak pada proses adsorpsi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kadar BOD, COD, dan warna. Dosis yang paling baik untuk tiap l liter limbah cair adalah 30 g karbon aktif dan waktu kontak 24 jam. Dari proses koagulasi-flokulasi dan adsorpsi diperoleh penurunan kadar BOD, COD, dan warna berturut-turut 94,58%; 92,55 % dan 98,88 %.

Most batik industry dicharge untreated wastewater, that can pollute the environment, due its higher TSS, TDS, turbidity, BOD, COD, and color parameters than the allowable values. This research is to find out the effect of coagulant-floccullant and adsorbent dosages, adsorption contact time with the wastewater. The batik wastewater to be used for research came from the first washing water of Batik Indah Industry which contained reactive coloring agent, named remazol. The wastewater was initially processed by coagulation-flocculation method, and followed by the adsorption method. The dosage of coagulantfloccullant used in this research was 1, 2, 3, 4, and 5 g/L of alum, and 15, 20, 25, and 30 g/L of lime. The adsorbent used is activated carbon with the dosage of 5, 10, 15, 20, 25, and 30 g/L. The adsorption contact time was varied for 12, 24, and 36 hours. The coagulation-flocculation and adsorption process were conducted in room temperature, using 200 rpm of stirring speed and 10 minutes of stirring time. The result of this research shows that the dosage of alum and lime gave the significant effect toward the decrease of TSS, TDS, and turbidity. The best dosage for 1 L of wastewater is 1 g alum and 25 g lime, with the decrease of of TSS, TDS, and turbidity are 88,75 %; 93,66 %; and 97,94 % respectively. The activated carbon dosage and the contact time of adsorption process gave the significant effect toward the decrease of BOD, COD, and color. The best dosage for 1 L of wastewater is 30 g of activated carbon and contact time of 24 hour. Combination of coagulation-flocculation and adsorption process was able to decrease of BOD, COD, and color are 94,58%; 92,55 %; and 98,88 % respectively.

Kata Kunci : Limbah cair, Koagulasi, Flokulasi, Adsorpsi, Sistem batch, wastewater, coagulation-flocculation, adsorption, batch system.