Uji kinerja pelat interceptor pada proses dekantasi minyak atsiri
RAJENDRA, I Madi, Ir. Agus Prasetya, M.Eng.Sc., Ph.D
2009 | Tesis | S2 Magister Sistem TeknikMinyak atsiri merupakan salah satu komoditas eksport Indonesia dengan nilai pertumbuhan yang terus meningkat. Minyak ini sebagian besar dihasilkan oleh Industri Kecil dan Menengah (IKM) dengan menggunakan teknologi sederhana salah satunya pada proses dekantasi yaitu pemisahan minyak dan air, masih menggunakan drum bertingkat sehingga minyak yang terbuang bersama air suling masih cukup besar. Pengambilan minyak nilam dan minyak cengkeh dengan cara ini masing-masing menggunakan ciduk dan selang plastik sehingga prosesnya tidak bisa kontinyu. Salah satu cara agar pemisahan minyak dan air dapat berlangsung dengan baik dapat menggunakan pelat interceptor pada dekanter. Penelitian ini bertujuan menguji dekanter yang dirancang khusus menggunakan pelat interceptor, dan pengamatan difokuskan pada pengaruh jarak antar pelat interceptor terhadap kandungan minyak dalam air suling yang dihitung berdasarkan berat jenisnya. Tiga variabel jarak antar pelat yang diamati pada pengujian skala laboratorium yaitu 10 mm, 20 mm dan 30 mm serta dekanter tanpa pelat interceptor. Sedangkan minyak yang diuji adalah minyak nilam dan minyak cengkeh dengan konsentrasi masing-masing 1,96%, 3,85% dan 5,66%, serta debit aliran kondensat 2 liter/menit. Sedangkan pengujian skala industri membandingkan kinerja dekanter terhadap drum bertingkat. Hasil penelitian skala laboratorium menunjukkan bahwa pelat interceptor dengan jarak 10 mm menghasilkan air suling dengan kandungan minyak paling sedikit. Pada pengujian skala industri, dekanter dengan pelat interceptor berjarak 10 mm dapat mengurangi kehilangan minyak nilam sebesar 11.8% dan minyak cengkeh 42,9% dibandingkan drum bertingkat.
Essential oil is one of Indonesian export commodities and its value has been increasing every year. Mostly, these oils are produced by Small Medium Enterprises (SME) using low technology. One of the processes, called decantation, is done to separate oil and water by using multiple drums which is not effective. As a result, there is much oil dumped together with wastewater. To collect nilam and clove oil, SME use water dipper or plastic pipe. However, this process is discontinuous. A better way to decant oil and water can be done by using an interceptor plate in decanter equipment. This research aims to test the performance of decanter with special design by using an interceptor plate. The observation focused on distance between plates toward the oil content in wastewater, which is measured by its density. The laboratorial scale test was carried out by plates having distances of 10mm, 20mm, 30mm respectively. The test than was compared to traditional decantation. Material tests are nilam and clove oil with several concentrations i.e. 1.96%, 3.85% and 5.66%, and the flow rate is adjustable at 2 liters/minute. Whereas, in industry scale the test compared the performance of decanter and multiple drum. The result of laboratorial scale test has shown that interceptor plate with 10mm distance produce wastewater with lower content of oil value. In addition, in industry scale test, the decanter having 10mm distance plate interceptor can reduce oil loss up to 11.8% for nilam and 42.9% for clove compared to these of multiple drum.
Kata Kunci : Pelat interceptor, Dekantasi, Minyak atsiri, Interceptor plate, decantation, essential oil