Laporkan Masalah

Model basisdata spasial untuk pengelolaan wilayah pesisir kabupaten :: Studi kasus Kabupaten Cilacap Jawa Tengah

DARTOYO, Annacletus Ari, Prof. Ir. A. Djunaedi, MUP., Ph.D

2009 | Tesis | S2 Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Wilayah pesisir dihuni oleh lebih dari 1/2 penduduk dunia (Edgreen dalam Kay R, 1999). Wilayah pesisir dikenal sebagai wilayah yang bersifat dinamis dan memiliki keunikan ekosistem. Wilayah ini sangat rentan terhadap perubahan, baik diakibatkan oleh aktifitas daerah hulu maupun karena aktifitas yang terjadi di wilayah pesisir itu sendiri. Batas pengelolaan wilayah pesisir secara administratif mengikuti pada keberadaan ekosistem maupun pengaruh yang dikenainya baik di wilayah daratan maupun wilayah perairan. Penyusunan basisdata spasial untuk pengelolaan wilayah pesisir kabupaten dimaksudkan untuk mengoptimalkan peranan basisdata dalam mendukung pengambilan keputusan kebijakan pengelolaan wilayah pesisir secara cepat dan efisien. Basisdata spasial untuk pengelolaan wilayah pesisir kabupaten dirancang sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan karakteristik wilayah ekosistem kabupaten. Model basisdata untuk pengelolaan wilayah pesisir pada dasarnya merupakan sistim basisdata terstruktur untuk menampung data yang dibutuhkan untuk pengelolaan wilayah pesisir kabupaten. Sebagai sebuah model, maka model basisdata untuk pengelolaan wilayah pesisir ini perlu diuji sehingga menuju model ideal untuk menjadi sebuah prototipe yang dapat diaplikasikan di wilayah kabupaten pesisir lainnya. Hasil uji model melalui dua putaran yang dilakukan oleh pakar perencanaan, sistim informasi spasial dan parktisi telah menghasilkan tersusunnya susunan basisdata untuk pengelolaan wilayah pesisir mulai dari enterprise rules, diagram ER, tabel basisdata, dan hubungan antar tabel dari entitas pengelolaan wilayah pesisir. Untuk kasus Kabupaten Cilacap terdapat 5 kelompok ekosistem pesisir yaitu; (1)hutan tropis nusa kambangan, (2)estuari laguna segara anakan, (3)kota pantai, (4)pasir pantai dan (5)tubuh perairan laut sejauh empat mil dari garis pantai. Meskipun masih jauh dari harapan, model basisdata untuk pengelolaan wilayah pesisir kabupaten ini diharapkan dapat mendukung kabupaten dalam upaya memperhatikan wilayah pesisir yang ada sekaligus mensosialisasikan teknologi informasi spasial yang terus berkembang. Diharapkan pula bahwa model ini bisa menjadi jembatan bagi pakar sistim informasi dan pakar perencanaan dalam menangani permasalahan wilayah pesisir secara holistik.

More than half of the world population have lived in coastal area (Edgren, 1993). Coastal area is defined as dynamic and unique area for the coastal ecosystem. It is very critical for changes affected by upper activities or coastal activities. Coastal management, administratively follow the occurrence of the coastal ecosystem in land or sea. The availability of spatial database for coastal management in district area is crucial to optimize the database role to support quick and efficient decision making process. Thus, spatial database for district coastal management is designed for sustainable development principle and constantly considering the ecosystem characteristic. Basically the database spatial model for district coastal management is structuring database system to accommodate the coastal management data. As a model, this spatial database is necessary to be examined by expertise or user to reach an appropriate model. Such model for spatial database for district coastal management could can be applied in others districts. Results from model examining using two rounding conducted by expertise of planning, expertise of spatial database and user as follows: rule base of district coastal management, entity relationship (ER) diagram of district coastal management, database tables their attributes of district coastal management, relation among the tables of district coastal management, and user interface as an example of district coastal management. For the case study in Cilacap district, it was found that five entities for coastal ecosystem are as follows;(1) tropical forest at Nusa Kambangan island, (2)Segara Anakan lagoon, (3)coastal city Cilacap, (4)sand dunes along coastline in east part and (5)water sea area within four miles from coastline. This research recommends that, the spatial database shall be developed for a dynamic model. This model can also be employed to support the decision maker for managing the coastal area especially in the district boundary. In addition, this model can be used to communicate between coastal planner and spatial information system analyst to manage comprehensively the coastal area.

Kata Kunci : Basisdata spasial,Pesisir,Pengelolaan, spatial database, coastal, management


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.