Laporkan Masalah

Analisis aliran hulu hilir komoditas perikanan ikan kerapu di wilayah kepulauan :: Studi kasus di Pulau Larat dan Pulau Luang Kabupaten Maluku Tenggara Barat

LUTURKEY, Harry Johnluch, Ir. Kawik Sugiana, M.Eng., Ph.D

2009 | Tesis | S2 Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah kabupaten dengan potensi kelautan yang begitu besar. Sampai tahun 2006, sektor pertanian adalah sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam perekonomian yaitu sebesar 51,19 %. Sementara itu, sub sektor perikanan memberikan kontribusi sebesar 22,01 % dan jumlah penduduk yang bekerja di sub sektor ini adalah sebanyak 28.942 jiwa atau 45,94%. Salah satu komoditas perikanan unggulan adalah ikan kerapu. Sampai tahun 2007, produksinya sebesar 985,01 ton dengan nilai produksi sebesar Rp. 29.550.300.000,-. Wilayah/kawasan sentra produksi ikan kerapu adalah Pulau Larat Kecamatan Tanimbar Utara dan Pulau Luang Kecamatan Mdona Hiera. Permasalahannya, nelayan ikan kerapu di kedua sentra produksi ini belum mendapatkan manfaat yang sepadan dengan pengorbanan yang telah mereka keluarkan sehingga pendapatan dan kesejahteraan hidup nelayan masih jauh dari yang diharapkan. Tujuan dari tesis ini adalah untuk : 1) menjelaskan keterkaitan hulu hilir secara spasial yang tergambarkan melalui peta aliran beserta volume yang terefleksi dalam rupiah yang diterima oleh aktor yang terlibat serta mengetahui para pelakunya pada kasus di Pulau Larat Kecamatan Tanimbar Utara dan Pulau Luang Kecamatan Mdona Hiera, Kabupaten Maluku Tenggara Barat; 2) mengukur besar manfaat yang diperoleh oleh para pelaku (actor) yang terlibat, serta; 3) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan distribusi manfaat yang diperoleh oleh para pelaku (actor) khususnya antara nelayan dan pedagang. Metode analisis dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini menemukan beberapa hal penting, yaitu : 1) keterkaitan hulu hilir ikan kerapu relatif masih rendah, hal ini dipengaruhi oleh produksi dan produktivitas yang relatif masih rendah serta ketersediaan moda transportasi yang relatif masih terbatas; 2) keragaman usaha menunjukan usaha komoditas perikanan ikan kerapu bersifat musiman, teknologi penangkapan yang masih sederhana, tingkat pengetahuan dan ketrampilan nelayan rendah, serta modal usaha yang terbatas; 3) pelaku (actor) yang terlibat terdiri dari nelayan, pengumpul lokal, pedagang besar, dan eksportir; 4) profit margin yang diterima oleh masing-masing aktor berbeda dimana nelayan menerima profit yang paling kecil. Nelayan dan pengumpul lokal mempunyai skala perdagangan pada pasar lokal, pengumpul besar pada pasar regional/nasional dan eksportir pada pasar internasional. Distribusi manfaat menunjukan adanya eksploitasi pelaku usaha terhadap nelayan yang ditunjukan oleh perbedaan margin pemasaran yang besar pada tingkat nelayan sampai dengan eksportir. Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi manfaat, khususnya antara nelayan dan pedagang adalah penguasaan faktor produksi, transportasi dan pasar.

West South-East Moluccas District is a maritime-based district with a huge marine potential. Up to 2006, agriculture sector has given economic contribution of about 51.19 %, of which 22.01% is contributed by fishery sector. The number of people working in this sector reaches 28, 942 which is equivalent to 45.94%. Grouper fish is one of the most selling commodity which 2007, produced 985.01 tons amounting Rp. 29,550,300,000 as the production value. The center for grouper fish production is located in Larat Island in North Tanimbar Sub-district and Luang Island in Mdona Hiera Sub-district. Despite their hard work, the grouper fish-based fishermen in both production centers have not benefited sufficiently from the business. Their income and welfare remain low. This research aims : 1) to explain the spatial forward and backward linkages described through map of flow along with volume reflected in rupiahs gained by actors involved in the business of grouper fish-based fishery commodity and to know the actors involved in the business especially in Larat Island in North Tanimbar Sub-district and Luang Island in Mdona Hiera Subdistrict, West South-East Moluccas District; 2) to measure the level of benefits gained by the actors involved; 3) to identify factors influencing discrepancy of profit distribution gained by those actors particularly sellers and fishermen. Analysis is perfomed using quantitave and qualitative methods. The research indicate that : 1) The forward and backward linkages of groper fish business remains relatively low which is affected by relatively low production, insufficient productivity, and limited means of transportation; 2) Business diversification indicates that fishery commodity business of grouper fish is seasonal, using simple technology in catching fish, relying on insufficient knowledge and expertise of fishermen, and working with limited business capital; 3) The involving actors comprise fishermen, local collecting sellers, wholesale sellers and exporters; 4) Profit margin gained by each actor is incomparable as fishermen gain the lowest profit. Fishermen and local collecting sellers run their trade in the local market, wholesale sellers are engaged in regional/national vividly reveals exploitation by business-people to fishermen indicated by sharp discrepancy in marketing margin at the fishermen level to the exporters level. Factors affecting the profit distribution between fishermen and sellers in particular are production, transportation and market.

Kata Kunci : Ekonomi regional,Keterkaitan hulu hilir,Distribusi manfaat,Sektor perikanan,Perikanan tangkap, regional economic, forward and backward linkages, distribution and benefits, fisherier sectors


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.