Laporkan Masalah

Pemodelan spasial rute jalan pendekatan daerah operasi militer Pangkalan Udara Atang Sendjaya Kabupaten Bogor memanfaatkan citra ASTER dan sistem informasi geografis

SETIAWAN, Hadi, Drs. Projo Danoedono, M.Sc., Ph.D

2009 | Tesis | S2 Penginderaan Jauh

Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk menganalisis kondisi medan dalam penentuan rute jalan pendekat di daerah operasi militer. Rute jalan pendekat adalah salah satu aspek taktis militer yang memberikan informasi rute mana saja yang bisa dilintasi kendaraan militer. Untuk keperluan pertahanan pangkalan udara, rute jalan pendekat digunakan untuk mengantisipasi arah masuknya musuh dalam melaksanakan penyerangan. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengkaji akurasi penutup lahan hasil interpretasi digital citra Aster dengan sistem klasifikasi multispektral untuk memetakan variabel rintangan medan yang digunakan sebagai data masukan dalam penentuan rute jalan pendekat, 2) Pemodelan spasial rute jalan pendekat daerah operasi militer untuk pertahanan pangkalan Lanud ATS. Metode yang digunakan dalam penentuan rute jalan pendekat adalah cost distance dan cost path analysis yang bekerja pada model data berbasis raster dalam SIG. Dalam metode ini rute akan terbentuk secara otomatis yang didasarkan pada akumulasi waktu tempuh yang paling kecil. Artinya setiap rute yang terbentuk merupakan rute terbaik berdasarkan titik keberangkatan menuju target yang sudah ditentukan, karena selalu melintasi medan yang mempunyai hambatan yang paling kecil. Variabel yang diperlukan dalam penelitian terdiri dari : 1) kemiringan lereng yang diambil dari peta RBI 1: 25.000, 2) daya dukung tanah yang diturunkan dari konsistensi tanah, 3) rintangan medan yang diperoleh dengan cara mengidentifikasi penutup lahan yang dihasilkan dari interpreasi digital citra aster menggunakan sistem klasifikasi multispektral terselia dengan algoritma maximum likelihood, dan 4) spesifikasi teknis kendaraan APC M113. Hasil penelitian terdiri dari : 1) Interpretasi digital citra Aster dengan sitem klasifikasi multispektral menghasilkan 16 kelas penutup lahan dengan tingkat akurasi rata-rata 91,68%, 2) Pemodelan spasial rute jalan pendekat menghasilkan 6 rute yang dapat dipergunakan APC M113 sebagai jalan masuk menuju landasan pacu Lanud ATS. Setiap rute memberikan informasi jarak, waktu tempuh, dan kecepatan rata-rata bergantung dari kondisi medan yang dilintasinya. Rute terpendek adalah rute I yang berjarak 4,28 km dengan waktu tempuh 0,57 jam dan kecepatan rata-rata 7,49 km/jam. Kondisi medan yang dilintasi pada rute 1 terdiri dari 65,65 % lereng dengan kemiringan datar, dan 49,12% penutup lahan berupa tanaman sayuran, dan konsistensi tanah 100% lunak. Rute yang paling panjang adalah Rute 4 yang memiliki panjang rute 7,63 km, waktu tempuh 1,16 jam dan kecepatan rata-rata 6,56 km/jam. Kondisi medan yang dilintasi pada rute4 terdiri dari 44.95 % kemiringan lereng datar dan rintangan yang dilintasi berupa 47,83% berupa tanaman sayuran, dan konsistensi tanah 100% lunak.

Geographic Information System and Remote Sensing can be used to analyze terrain condition in military area of operation in order to determine military tactical aspects. Avenue of Approach was one of the military tactical aspects giving particular route information, which can get through by military vehicle in operation area. For air force base defense planning, avenue of approach is used to anticipate direction entry of military opponent attack. The aims of this research were : 1) to study land cover accuracy Aster imagery by using digital interpretation to gain obstacle of terrain as one of the research variables 2) avenue of approach spatial modeling in military area of operation of Atang Sendjaya air force base for defense planning. The methods used within avenue of approach were cost distance and cost path analysis, which based on data model raster in GIS. Within this method, the avenue of approach will be formed automatically which was based on the smallest travel time accumulation. Each precision route defined the best route based on departure point to destination point that has been determined; because it always gets through terrain with smallest obstacle. The research variables consist of: 1) slope derived from Topographic map 1: 25.000 scale, 2)ground suitability derived from soil consistency, 3) obstacles of terrain extracted from Aster imagery, and 4) technical specification of APC M113. The result of this research showed: 1) Digital interpretation of Aster imagery produced 16 classes of land cover with overall accuracy 91. 68%, 2) Spatial modeling of Avenue of Approach resulted 6 routes that was able to use as the entering way to ATS runway, where every route gives distance information, travel time, and speed average. The shortest route is 1st route. This route had 4.28 km in distance, 0.57 hours in travel time, and 7.49 km/h in speed average. Terrain condition in the 1st route consist 65.65% of flat slope steepness, 49.12% of land cover in vegetable features, and 100 % soil strength was soft in consistency. The longest route is 4th route. 7,63 km. This route had 7,63 km in distance, 1,16 hours in travel time, and 6,56 km/h in speed average. Terrain condition in the 4th route consist 44.95 % of flat slope steepness, 47,83% of land cover in vegetable features, and 100 % soil strength was soft in consistency.

Kata Kunci : Rute jalan pendekatan,Keterlintasan Medan Cosr Surface,Cost Distance,Cost Path,SIG,ASTER,APC M113, Avenue of Approach, Terrain Trafficability, Cost Distance, Cost Path,


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.