Reproduksi stratifikasi sosial dalam sistem Mantaa Duku kontemporer :: Studi tentang sistem membagi daging kerbau (Mantaa Duku) dalam upacara pemakaman tingkat tertinggi di Tikala Toraja Utara
RANTEALLO, Ikma Citra, Drs. Lambang Trijono, MA
2009 | Tesis | S2 SosiologiMantaa duku’ merupakan salah satu bagian dalam upacara pemakaman tingkat tertinggi (rapasan sapu randanan) di Tikala, Toraja Utara. Dalam ritual ini, daging kerbau dibagi berdasarkan ascribed status (status warisan) individu atau status dalam struktur pemerintahan lokal. Namun, dalam sistem mantaa duku’ kontemporer, achieved status (status yang dicapai oleh individu) lebih ditekankan daripada ascribed status. Permasalah penelitian adalah bagaimana proses reproduksi stratifikasi sosial diantara para penerima daging kerbau, yang terbentuk dalam sistem membagi daging kerbau (mantaa duku’) kontemporer pada komunitas di Tikala, Toraja Utara. Penelitian ini mengamati sebuah komunitas di Tikala, secara khusus para informan yang menjadi anggota saroan atau tidak, yang ditentukan dengan snowballing sampling. Mereka bertempat tinggal tidak lebih dari 1 km dari radius Pa’patukuan, tempat berlangsungnya upacara pemakaman sejak 28 Juni - 8 Juli 2008. Studi ini merupakan micro-ethnography yang dikombinasikan dengan wawancara mendalam dan cross-check data diantara informan pada tanggal 13 - 26 Augustus 2008. Kerangka teoritik didasarkan pada konsep habitus, field, dan kekuasaan simbolik dari Pierre Bourdieu, yang diharapkan dapat digunakan untuk menjawab permasalah penelitian ini. Pengulangan mantaa duku’ masa kini menyisakan reproduksi stratifikasi sosial, khususnya diantara para penerima daging kerbau. Selama proses perubahan sosial ini, masing-masing generasi memiliki habitus yang cenderung berbeda. Seseorang dapat menerima bagian tertentu dari tubuh kerbau, namun dia harus memiliki modal ekonomi, simbolik, kultural, dan sosial dalam konsep kekuasaan simbolik oleh Pierre Bourdieu. Dalam sistem mantaa duku’ kontemporer, gereja tertentu, para aktor, dan saroan – sejenis paguyuban yang hanya bertugas dalam mantaa duku’ – berpartisipasi dan menggunakan modal masing- masing agar dapat diperhitungkan dalam stratifikasi sosial yang terbentuk dalam ritual ini. Elemenelemen baru tersebut membentuk stratifikasi sosial yang kompleks, namun tidak mudah menandai simbol-simbol mereka untuk menandai kepemilikan modal yang diperlukan dalam urutan pembagian daging kerbau.
Mantaa duku’ is a part of the highest funeral ceremony in Tikala, North Toraja, where buffaloes’ meat distributed based on people’s ascribed status or being in charge of local governmental structure. But in this contemporary system of mantaa duku’, achieved status is more emphasized than ascribed status. Those division is able to form such social stratification amongs receivers of buffalo meat. The problem is how the process of reproduction on social stratification works amongs the receivers of buffalo meats, in this contemporary system of mantaa duku’ by Tikala community in North Toraja. This research observes a community in Tikala, especially informans who belong or not to saroan, by using snowball sampling. They are living less than a kilometer from Pa’patukuan, where the funeral ceremony held during 28th June - 8th July 2008. This study is micro-ethnography that combined with deeply interview and ground-mething (cross-check) data among informans during 13th - 26th August 2008. Therefore Pierre Bourdieu’s concept of habitus, field, and symbolic power, is as a tool of analysis on the research question. Repetition of mantaa duku’ in nowdays remains reproduction of social stratification, especially among the meat receivers. Social change process has brought a tendency of different habitus on each generation. People could receive certain part (s) of buffalo, but he/she have to have capitals: economic, symbolic, social, and cultural in Pierre Bourdieu’s concept of symbolic power. Nowdays, certain churches, actors, saroan – kind of social group that plays in mantaa duku’ only, also local governments, are participate in and use their own capitals to access into such hierarchy of power that constructed in this ritual. Those new elements formed a complex hierarchy, by vague symbols that signed their property of capitals.
Kata Kunci : Reproduksi,Stratifikasi sosial,Mantaa duku,Perubahan sosial,Habitus,Modal ekonomi,Sosial,Budaya,Simbolik, reproduction; social stratification; mantaa duku’; social change; habitus; capital of economic, social, cultural, and symbolic