Konsep kota hijau (green city) sebagai model perencanaan kota baru pesisir :: Studi kasus kawasan Sasa sebagai embrio pengembangan Kota Ternate
BASRI, Ardi, Dr. Ir. Budi Prayitno, M.Eng
2008 | Tesis | S2 Teknik ArsitekturProses pertumbuhan dan perkembangan kota di Dunia dan khususnya di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu peningkatan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pengaruh social politik yang kemudian Faktor-faktor tersebut mengarah pada pembangunan kota sebagai konsekuensinya. Seperti halnya kota Ternate yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang cukup pesat sejak menjadi Ibukota sementara Provinsi Maluku Utara. seiring dengan hal itu, kondisi pusat Ternate yang cukup padat dan lahan yang sempit sehingga pengembangan kota baru Ternate diarahkan ke wilayah selatan kota tepatnya kawasan pesisir Sasa dan sekitarnya sebagai upaya pengembangan dan peremajaan kota dimasa datang. Pembangunan dan pengembangan kota tidak terlepas dari perubahan lingkungan yang secara fisik mengalami dampak kerusakan yang cukup dan secara tidak sadar dampak tersebut akan menimbulkan masalah-masalah baru seiring dengan proses pertumbuhan yang terjadi. Dengan demikian, perlu adanya solusi perencanaan dan perancangan pembangunan kota yang dapat mengurangi dampak kerusakan lingkungan dan menjaga kelangsungan hidup ekosistem lingkungan kota yang ada didalamnya, salah satunya yaitu konsep kota hijau (Green City). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana konsep Kota Hijau dapat diterapkan pada kawasan kota baru Pesisir Sasa, sehingga dengan penelitian ini dapat diketahui aspek-aspek fisik dalam pendekatan konsep kota hijau dan arahan perancangannya.Kriteria yang dapat digunakan dalam konsep kota hijau adalah ruang hijau, penggunaan lahan, sirkulasi, infrastruktur dan fasilitas umum. Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat dikemukakan bahwa secara aspek fisik alami dalam penataan tata hijau, dan penggunaan lahan dinilai memiliki kelayakan penerapan. Sedangkan secara fisik buatan dalam aspek infrastruktur dan fasilitas umum belum memiliki kelayakan dalam konteks sebuah kota mandiri. Untuk menjadikan kota baru Sasa dalam sebuah konsep kota hijau maka, perlu dilakukan pengembangan fasilitas dan infrastruktur yang lebih lengkap dan memadai dalam arti bahwa aman terhadap lingkungan dan penggunaannya, murah dalam pengembangan dan pencapaiannya. Kemudian penggunaan lahan dan ruang hijau yang relative seimbangan dan merata serta didukung oleh kegiatan ekonomi, lapangan kerja dan sosial politik yang kondusif sehingga tercipta sebuah kota yang mandiri dan berkelanjutan. Upaya tersebut diatas, dapat direalisasikan dengan menjaga dan menata kembali ruang hijau yang dominan, penggunaan lahan dibatasi dengan solusi mix use, melengkapi fasilitas vital kota dan adanya konservasi kawasan serta proses daur ulang sampah atau limbah kota. oleh sebab itu, dalam proses perencanaan ini perlu kerjasama antara pihak peremerintah, pihak swasta dan masyarakat dalam lingkup kebijakan pengelolaan, pendanaan dan stabilitas keamanan social kota.
The processes of urban growth and development in the world, especially in Indonesia, are highly influenced by several factors, such as the increased number of population, economic growth, and socio-economic influences. Those factors in turn lead the urban development. As Ternate City has actually had the sufficiently rapid growth to become a transient capital of the Province of North Moluccas, the condition amidst the city increasingly become largely dense and the area increasingly narrower, so that the development of a new Ternate City tended to lead toward the southern area of the city, exactly in a coastal area of Sasa and it surrounding, as an effort of long-term development and the renewal of the city in the future. The building and development of a new city have inevitably been a part of the environmental changes physically undergoing the impact of adverse damages, and unconsciously it has actually tended to lead new problems as the processes of growth have occurred. Thus, it is necessary to seek the solutions of planning and designing the development of city being able to in turn reduce the adverse impacts of environmental damages and to conserve the sustainability of ecosystems in the corresponding city environment. One of the concepts used as the solution is the concept of green city. This study is to find out to the extent of which the concept of a green city can be applied in the coastal new city area of Sasa. Therefore, by the study several physical aspects in the concept of green city and the direction of the planning can be known. The criteria used in the concept of green city include green space, area utilization, circulation, infrastructures, and public facilities. Based on a result of the study, it can be known that in natural physical aspects, both the management of green order and area utilization were considered as being feasible to apply. While in superficial physical aspect, infrastructures and public facilities could be considered as being not feasible to apply in the context of an independent city. To design the new city of Sasa in a frame of the concept of green city, it is necessary to develop more complete and adequate facilities and infrastructures, in a sense that it is so secure for environment as well as its related utilization and relatively inexpensive in development and attainment. Moreover, the relatively balanced and even utilization of areas and green space, supported by diverse economic activities, job demands and socio-political system conducive are all required, so a highly sustainable independent city can be built and developed. The efforts can be realized by continuously maintaining and rearranging a dominant green space, area utilization limited to the solution of mixed uses, a city more complete with vital public facilities and area conservation, and the processes of sewage or urban-waste recycle. Therefore, in a planning process, it needs much cooperation between government, private, and local communities in the scope of policies on management, funding, and the stability of social security in the city.
Kata Kunci : Kota Baru,Kota hijau,Mandiri,Berkelanjutan, New City, Green City, Independent and Sustainable Development