Perubahan penggunaan lahan di daerah Kabupaten Kolaka tahun 1991-2006
RAHARJO, Teguh Budi, Dr. Lutfi Muta'ali, S.Si., MSP
2008 | Tesis | S2 GeografiBerbagai perubahan penggunaan lahan telah terjadi dari waktu ke waktu di setiap daerah. Penggunaan lahan pertanian dan non pertanian terjadi sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, sehingga permintaan terhadap lahan semakin meningkat. Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Kabupaten Kolaka, bertujuan untuk (1)identifikasi perubahan penggunaan lahan dalam kurun waktu 15 tahun terakhir (1991 - 2006) di Daerah Kabupaten Kolaka. (2)analisis determinasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan penggunaan lahan di Daerah Kabupaten Kolaka (3)evaluasi sebaran perubahan penggunaan lahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kawasan di Daerah Kabupaten Kolaka (4)membandingkan tingkat perubahan penggunaan lahan antara wilayah pesisir dengan wilayah pedalaman di Daerah Kabupaten Kolaka (5)mengetahui tendensi (trend) perubahan penggunaan lahan di Daerah Kabupaten Kolaka. Metode penelitian yang ini digunakan adalah metode survei dengan menggunakan “Teknik Analisa Data Sekunder†(secondary data analysis methods) dan analisa peta dengan menggunakan teknik “superimpose“ melalui pendekatan keruangan (spatial approach), tabulasi, matematik dan statistik. Sampel responden ditetapkan secara acak (random) untuk mewakili karakteristik wilayah kecamatan yang berada di pesisir dan Kecamatan pedalaman sebanyak 80 kepala keluarga, yaitu 40 kepala rumah tangga di wilayah pesisir dan 40 rumah tangga. Hasil penelitian, (1) perubahan penggunaan lahan di wilayah pesisir sebesar 57,92%, sedangkan wilayah pedalaman hanya 31,25%. Perubahan penggunaan lahan di wilayah pesisir persentase terbesar terjadi di daerah Kecamatan Watubangga mencapai 92,80 persen, hal tersebut terjadi karena kondisi topografi wilayah yang relatif datar dan merupakan daerah pengembangan unit pemukiman transmigrasi serta karena adanya pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit. Perubahan bentuk penggunaan lahan terbesar terjadi pada lahan hutan menjadi semak belukar, seluas 10.801,01 hektar karena adanya penebangan hutan yang ditinggalkan begitu saja, dan lahan hutan menjadi kebun campuran seluas 8.994,89 hektar karena adanya peningkatan kebutuhan lahan perkebunan, (2)perubahan penggunaan lahan di wilayah pedalaman terjadi di daerah Kecamatan Lambandia 84,11 persen dengan rata-rata per tahun mencapai 1.146,79 hektar atau 5,61 persen. Hal tersebut terjadi karena kondisi topografi yang relatif datar dan karena adanya kebijakan pemerintah daerah yang menjadikan daerah ini sebagai daerah permukiman transmigrasi, (3)faktorâ€Tingkat Aksesibilitasâ€, dan â€Tingkat Ketersediaan Sarana Pelayanan Publikâ€, merupakan faktor deterinan yang paling berpengaruh terhadap â€Perubahan Penggunaan Lahan di Daerah Kabupaten Kolaka tahun 1991-2006â€, yang dibuktikan melalui analisis Regresi berganda, (4)kecenderungan (trend ) penyimpangan penggunaan lahan terjadi pada kawasan budidaya dalam kurun waktu 1996-2006, tertinggi terjadi pada kawasan perkebunan, 96,31 persen atau 154.749,29 hektar, (5)penyimpangan yang terjadi pada wilayah pedalaman mencapai 91,41 persen sedangkan wilayah pesisir 86,54 persen. Besarnya penyimpangan pada wilayah pedalaman daripada wilayah pesisir tersebut, karena wilayah pedalaman merupakan daerah pengembangan transmigrasi dan pengembangan pertanian, yang tidak terbatas pada pertanian perkebunan saja, sehingga kegiatan penduduk tidak mengenal batas kawasan. Besarnya penyimpangan terhadap kawasan pada wilayah pedalaman tersebut, juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap Rencana TRW Kawasan.
Various phenomena of land use change have been taking place from time to time in every region. Land use for agriculture and non-agriculture have been taking place by the increase of population, resulting the increase of land demand. The aims of this research are to 1)identify land use change within latest 15 years (1991-2006) in Kolaka regeny, 2)to analyse factors affecting the land use change in the Kolaka regency,3) to evaluate land use scattering towards Regional land use planning(RTRW) and its tendencies in Kolaka regency.4)to compare the level of land use changes between coastal area and remote area of Kolaka regency 5)to know the changes trend of land use changes in kolaka regency. Research methods used survey are secondary data analysis and map analysis using super impose technique through spatial approach, tabulation,mathematics and statistics. The samples of respondence are determined purposevely to represent sub district region characteristics which are located in coastal areas and inland areas amounting 80 families i.e 40 families in coastal area and 40 families in hinterland areas at house hold level. The results of this research showed that land use change is bigger in coastal areas (57,92%) than in hinterland areas (31,25%). The biggest percentage of land use change in coastal area occured in sub district of watubangga (92,80%), which has flat topography and is a transmigration settlements unit, also, because of palm cultivation. The biggest land use change form occured from forested areas to bushes, with the area of 10.801,01 ha and forest area to mixed gardens with the area 8.994,89 ha. Land use changes in inland area happened in Lambandia district 84,11% with annual avarage reaching 1.146,79ha or 5,61%. The mentioned situation happened in a region which have a relatively flat topography and are transmigration settlements.†Accesibility Level†factor, and “ Availability of Public Service Facility Level †are the most influencing determinant factor in “ Change of land use in Kolaka regency from 1991 to 2006 â€, which is proved by double regression analysis. Tendency (trend) of land misuse occurred in cultivation area during 1996-2006, the highest misuse occurred in plantation area, 154.749,29 ha (96,31 %). The misuse which occurred in remote area which reached to 91,41 % and in coastal area is 86,54 %. The level of misuse in remote area compared to coastal area follows, remote area is transmigration and agricultural developed areas which is not limited to agriculture-plantation, therefore, people’s activity is not focused on one area. The level of misuse in the remote area, is because of the lack of knowledge and understanding in Regional land use planning (RTRW).
Kata Kunci : Perubahan Penggunaan lahan, penyimpangan, pesisir, pedalaman, Land use changes and Deviation, Coastal and Hinterland regions