Laporkan Masalah

Penanganan banjir sungai banjir Kanal Timur Kota Semarang

NURWANTO, Prof. Dr. Ir. Bambang Triatmodjo, CES,D.E.A

2008 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Banjir Kanal Timur (BKT) adalah satu sistem pengendali banjir Kota Semarang yang terletak di bagian timur Kota Semarang. Sungai ini memiliki panjang ± 14,50 km. Aliran Sungai Banjir Kanal Timur berasal dari sungai Penggaron melalui pintu outlet Pucanggading, outlet drainase sungai Kedung Mundu, sungai Candi, sungai Bajak, drainase pompa kartini dan drainase pompa sawah besar/sambirejo dan bermuara di laut Jawa. Tiap musim hujan banjir sering terjadi dan meresahkan masyarakat di sepanjang Sungai Banjir Kanal Timur. Hal ini disebabkan aliran terhambat dan berkurangnya kapasitas tampang sungai. Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji perencanaan PT. Megacitraagung Persadaindoraya Semarang tahun 2003, pada Sungai BKT apakah masih mampu mengalirkan debit rancangan kala ulang 25 tahun, dan kapasitas tampang saat terjadinya limpasan dengan debit rancangan beberapa kala ulang yang akan disimulasikan berdasarkan (Q25, Q30, Q40, Q50, Q75 dan Q100) tahun. Dengan hidrograf banjir sebagai input di bagian hulu menggunakan Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gama I.Untuk menganalisis kapasitas tampang hidraulik, digunakan Software HEC-RAS Versi 4.0. Hasil simulasi pada kondisi eksisting kala ulang (Q25) tahun, debit maksimum 387,93 m3/dt terjadi limpasan di beberapa River Station, yaitu RS.129 sampai 84 dengan kecepatan maksimum pada RS.103 = 3,57 m/dt. Simulasi kondisi desain untuk beberapa kala ulang, yaitu Q25, tidak terjadi limpasan. Pada Q30, terjadi limpasan di RS.101. Q40, terjadi limpasan di RS.112 dan 101. Q50, terjadi limpasan di RS.117, 116, 115, 114, dan 101. Q75 terjadi limpasan di RS.129, 124, 123, 117, 112, 101, 95 dan 92. Q100 terjadi limpasan di RS.126, 123, 121, 120, 119, 118, 117, 116, 112, 101 dan 92. Berdasarkan hasil simulasi aliran, ternyata masih terdapat daerah rawan limpasan banjir terutama daerah di bagian hilir dan tengah sungai. Usaha yang dilakukan meliputi pemeliharaan bangunan sungai, pengaturan bangunan sungai, peninggian tanggul dan normalisasi serta perilaku masyarakat melalui program penyuluhan dan sosialisasi untuk lebih memfungsikan sungai sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang.

Banjir Kanal Timur River (BKT) composes flood control system in the city of Semarang. Situated in the left part of the city, the river is ± 14.50 km long. Banjir Kanal Timur River flow originates from Penggaron River through Pucanggading outlet, drainage outlet of Kedung Mundu River, Candi River, Bajak River, drainage of Kartini pump and drainage of Sawah Besar/Sambirejo pump and its mouth meets the Java sea. Come wet seasons and flood-related problems come up, to the dismay of people who live along the Banjir Kanal Timur River riverbank. This is because river flow is slowed down and the river's cross section capacity decreases. The research was conducted to study whether the planning of PT. Megacitraagung Persadaindoraya Semarang in 2003 could still flow the discharge of recurrence interval design of 25 years to be compared to the discharge of several recurrence interval designs to be simulated with (Q25, Q30, Q40, Q50, Q75 and Q100) years simulation with flood hydrograph as the input in the upper course using Synthetic Unit Hydrograph Gama I. To analyze hydraulic cross section capacity, the software HEC-RAS version 4.0 is used. Result of the simulation in existing condition of (Q25) years recurrence interval, maximum discharge of 387.93 m3/s overflow occurred in several River Stations, which are RS. 129 to 84, and reached maximum speed in RS. 103 = 3.57 m/s. Design condition simulation for several recurrence intervals, which is Q25, overflow did not occur. In Q30, overflow occurred in RS. 101. Q40, overflow occurred in RS. 112 and 101. Q50, overflow occurred in RS. 117, 116, 115, 114, and 101. Q75 overflow occurred in RS. 129, 124, 123, 117, 112, 101, 95 and 92. Q100 overflow occurred in RS. 126, 123, 121, 120, 119, 118, 117, 116, 112, 101 and 92. Based on the flow simulation result, it is found that there is some areas that prone to flood overflow, particularly in the lower stream and the middle stream. Several measures to keep the river’s function intact in compliance with the law include: riverbank building maintenance, riverbank building regulation, embankment elevation and normalization, and community behavior through extension and socialization programs. Keywords:

Kata Kunci : BAnjir,Kapasitas tampang,Tanggul,Normalisasi dan Mitigasi, Flood, Cross Section Capacity, Embankment, Normalization and Mitigation


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.