Optimalisasi strategi kompatementasi wilayah pertahanan pada Korem 121-ABW, Kalimantan Barat
ADMODJO, Soetomo Sakijo, Prof. Dr. Irwan Abdullah
2008 | Tesis | S2 Ketahanan NasionalTujuan penelitian dalam Tesis ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja dan kontribusi Korem 121/ABW dalam implementasi strategi kompartementasi wilayah pertahanan, serta ingin mengetahui bagaimana proses perumusan strategi tersebut dan tantangan apa yang di hadapi. Penelitian ini menggunakan dua metode yakni studi teoritik dan studi empiric. Mulai dari pengumpulan data di berbagai perpustakaan, internet, sampai dengan observasi lapangan, wawancara, dan jajak pendapat di daerah Kalimantan Barat. Dalam pembahasan tiap masalah digunakan diskusi pembandingan antara persepsi dan kenyataan di lapangan. Untuk menghindari bias informasi, maka dilakukan cross-check atas data yang diperoleh. Persepsi yang berkembang di tengah masyarakat tentang relevansi Koter terhadap tatanan negara demokratis menjadi fokus dan perhatian utama. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut, Pertama, bahwa setelah melalui analisis yang mendalam tentang keberadaan Koter terbukti masih relevan dan tidak bertentangan dengan kebijakan umum pertahanan negara dan hakekat demokrasi. Kedua, bahwa dalam rangka menciptakan daya tangkal (detterence) bangsa terhadap niat lawan, maka perlu di siapkan dan direncanakan suatu sistem pertahanan negara yang bersifat semesta, terarah, terpadu dan berkelanjutan melalui suatu upaya pembangunan sistem (system building) dan pembangunan kekuatan (force building) di seluruh wilayah Nusantara dan dilaksanakan secara dini di dalam masa damai. Ketiga, keberadaan Koter di seluruh wilayah masih sangat diharapkan dan diandalkan oleh masyarakat, karena memiliki peran penting dalam melakukan penangkalan awal (first counter attack) terhadap kemungkinan pendaratan musuh yang ingin menguasai daratan Indonesia. Keempat, peranan Koter sangat dominan dalam rangka membantu rakyat dan pemerintah daerah, terutama untuk menghadapi bencana (natural desaster) dan kesulitan dalam pembangunan sektor tertentu. Hal ini tidak mungkin dilakukan apabila pasukan TNI itu hanya dipusatkan. Kelima, kondisi keuangan negara sangat terbatas. Diperkirakan sampai dengan 20-30 tahun kedepan Indonesia belum bisa membangun kekuatan TNI yang mencapai standar kemampuan ideal. Oleh sebab itu, penempatan pertahanan negara dengan TNI yang tersebar di seluruh wilayah dalam wujud satuan kewilayahan dan satuan tempur masih sangat diperlukan dan bahkan harus diperkuat. Dengan demikian tidak relevan kiranya usulan atau penolakan terhadap keberadaan Koter, karena peran dan fungsinya yang demikian sarat dengan kepentingan nasional dalam rangka menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
The research objective in this thesis is to gauge how far the contribution and work of Korem 121 / ABW in implementing strategy of defence territory compartment and also to acknowledge how the process of strategy formulation is made and what challenges have to be faced. This research uses two types of methodologies that are the theoretical study and the empirical study. Beginning with the collection of data from the library, internet, field observations, interviews, and polling in West Kalimantan. A counter discussion between perception and actual event on the field is used in debating every problem. To avoid refracted information, a cross-check on the received data is done. People perceptions on the territorial command (Koter) relevant to the structure of democratic country is the main focus and attention of this research. The result of this research is simplified as follows, first, after going through analysis regarding the existence of territorial command is proven to be relevant and not against country defense common policy and the essence of democracy. Second, in creating a national deterrence against the enemy, it is important to be prepared and planned a country defense system globally, solid and continuously through an effort of system building and force building throughout the country and to be implemented as early as possible during peace time. Third, the territorial command existence throughout the country is still expected and relied by the people because it has a vital role in anticipating initial counter attack to the possibility of enemy landing who intend to conquer Indonesian sovereign land. Fourth, the territorial command is dominant to help the people and district government, especially during natural disasters and difficulties in constructing certain problematic sectors. This could not be done if TNI armed forces structure were to be centralized. Fifth, country’s financial budget condition is limited. It was predicted that in 20-30 years time Indonesia will not be able to build the TNI forces to reach the ideal standard capabilities. In this case, positioning the country defense with TNI that widespread throughout the country in a form of territorial unity and battle unit is still needed and even to be strengthen. So, it is irrelevant if there is rejection or opposition to the existence of territorial command, because its vital role and function to the national interest in keeping the unity of the Republic of Indonesia territory.
Kata Kunci : Strategi kompartementasi wilayah pertahanan,Strategic of Defence Territorial Compartment