Peningkatan kinerja PT. Kereta Api Indonesia pada pelayanan keamanan dan keselamatan publik dalam rangka ketahanan nasional
RULAND, Max, Drs. Armaidy Armawi, M.Si
2008 | Tesis | S2 Ketahanan NasionalPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana Peningkatan Kinerja PT. Kereta Api Indonesia pada pelayanan keamanan dan keselamatan publik dalam rangka Ketahanan Nasional. Penelitian ini merupakan penelitian melalui data dan informasi sekunder dan bersifat deskriptif. Tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui secara lebih mendalam penyebab sering terjadinya kecelakaan kereta api sehingga menganggu keamanan dan keselamatan penumpang juga untuk mengetahui peluang dan tantangan PT. Kereta Api Indonesia didalam upaya meningkatkan kinerjanya serta untuk mengetahui strategi apa yang dilakukan didalam mengoptimalkan kinerja PT. Kereta Api Indonesia sehingga pelayanan keamanan dan keselamatan dapat ditingkatkan dalam rangka terwujudnya Ketahanan Nasional. Hasil penelitian ini sebagai berikut : Pertama, kinerja Perkeretaapian Nasional dari tahun ke tahun dilihat dari sisi operasional dan orientasi manajemen semakin menurun, hal ini ditandai dengan makin meningkatnya jumlah kecelakaan yang terjadi yaitu pada tahun 2006 sebanyak 116 kali kejadian dan tahun 2007 sampai dengan bulan oktober sebanyak 128 kali. Kedua, penyebab terjadinya kecelakaan kereta api adalah faktor manusia yang paling dominan yaitu kurang lebih sebesar 85% dan sisanya faktor prasarana 7% dan faktor sarana 3%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kesalahan manajemen pada PT. Kereta Api Indonesia. Ketiga, dalam upaya membangun dan meningkatkan peran kereta api sebagai moda transportasi massal pemerintah telah membentuk Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2005 yang berperan sebagai pembina teknis kemudian pada tahun 2007 disyahkan UU Perkeretaapian yang baru yang pada intinya menghilangkan monopoli PT. KAI sebagai penyelenggara tunggal dan membuka kesempatan kepada Swasta dan Pemda untuk berpartisipasi pada kenyataannya sudah memasuki pada tahun ketiga UU tersebut namun masih belum terlihat adanya perubahan perbaikan pelayanan kepada publik bahkan condong membuat PT. KAI menjadi pasif karena masih menunggu peraturan pelaksanaan dibawahnya yang sampai saat ini masih terus dalam proses walaupun sebenarnya dan tantangan yang dihadapi memberikan dorongan kinerja PT. Kereta Api Indonesia dimasa akan datang. Kesimpulan, pelayanan publik dibidang perkeretaapian hanya akan efektif dan efisien apabila pemerintah tetap menjadi penyelenggara melalui PT. Kereta Api Indonesia peran Swasta dan Pemda belum tepat saat ini dilibatkan baik dilihat dari sisi kemampuan investasi maupun kemampuan teknis.
The research is carried out to discover the performance improvement of PT. KAI on the public safety and security services in order to achieve national resilience. The research is descriptively conducted through secondary data and information. The aims of research are to deeply discover the cause of train accidents, and they had disturbed safety and security of passengers and also to discover opportunities and challenges of PT. KAI in improving its performance and also to discover what strategy should be taken in order to optimize the performance of PT. KAI so that the safety and security services can be improved to create national resilience. The result are as follows : First, the performance of national railways decreases over the years if it is viewed from operational and management orientation side, it can be seen from increase of accidents occurred 116 times in 2006 and during 2007 until October were found 128 of accidents. Second, the accidents were caused dominantly by human’s factor about 85%, the infrastructure of 7%, the rolling stocks of 3%, and the rest are other factor. Those indicate the mismanagement are found in PT. KAI. Third, in order to establish and improve the role of trains as mode of mass transportation, the government had already created Directorate General of Railway in 2005 which has a role as technical builder and then new railway regulation is effective in 2008 to remove PT. KAI monopoly as sole operator and gives opportunities to private party and regional government to participate. The fact, by the third year of regulation being effective, not yet seen any improvement in service toward public and even makes PT. KAI becomes passive because still waiting for implement regulation is now still in process although in fact and challenge which deal can give performance encouragements of PT. KAI in next future. It is concluded, public service in railway can be only effective and efficient if the government becomes as operator with PT. KAI. The role of private party and regional government get involved is presently not yet appropriate if viewed from investment abilities and also from technical abilities.
Kata Kunci : Peningkatan kinerja PT Kereta Api Indonesia,Pelayanan publik,Ketahanan nasional, Performance Improvement of PT. KAI, Public Services, National Resilience