Strategi penanganan perompakan di Selat Malaka dalam rangka menegakkan kedaulatan negara di laut
NUSWANTORO, Edhi, Prof. Dr. Irwan Abdullah
2008 | Tesis | S2 Ketahanan NasionalPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kegiatan perompakan yang terjadi di Selat Malaka dan selanjutnya menawarkan strategi penanganan yang dapat dilaksanakan untuk menangani permasalahan tersebut. Untuk melakukan analisis terhadap data-data yang diperlukan maka dilakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, browsing internet dan studi pustaka. Metode penelitian dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan analisis data secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, Selat Malaka memiliki nilai yang sangat strategis dari perspektif geostrategi dan geopolitik. Meskipun konstelasi geografisnya kurang menguntungkan dengan fitur-fitur navigasi yang tidak bersahabat, Selat Malaka merupakan rute terpendek bagi kapal-kapal yang menuju Asia Timur dan Eropa. Posisi sebagai jalur suplai energi menjadi nilai strategis Selat Malaka dari perspektif geopolitik. Maraknya lalu-lintas pelayaran dihadapkan dengan kondisi geografis selat yang tidak baik bagi navigasi mengakibatkan kapal-kapal melambat saat melewati bagian selat yang dangkal dan sempit dan kondisi ini memudahkan terjadinya tindak kejahatan perompakan. Dilihat dari motif dan pelakunya, perompakan dibagi menjadi tiga kategori yaitu perompakan tradisional, perompakan oleh kelompok kejahatan terorganisasi dan perompakan oleh kelompok separatis. Berbagai upaya telah dilakukan oleh negara-negara pantai untuk menekan angka perompakan. Selain keberhasilan dalam menekan aksi perompakan, ada kemajuan lain yang lebih besar maknanya yang berhasil dicapai Indonesia dalam upaya penataan kawasan Selat Malaka antara lain diakuinya kedaulatan wilayah negara pantai atas selat yang berimplikasi pada kewenangan negara pantai untuk mengambil langkah-langkah strategis yang diperlukan. Terdapat perbedaan data-data perompakan yang disampaikan oleh berbagai instansi dan lembaga baik nasional maupun internasional. Ada upaya internasionalisasi Selat Malaka yang bertujuan untuk mempersenjatai kapal-kapal dagang yang lewat selat, mengawal kapal-kapal yang lewat dengan coastguard atau Angkatan Laut, menyewa Angkatan Laut asing untuk mengawal kapal-kapal yang membawa muatan-muatan yang sensitif dan menempatkan Angkatan Lautnya di selat untuk menjaga keamanan. Indonesia dan Malaysia menyatakan keberatan upaya-upaya internasionalisasi Selat malaka, karena hal tersebut dapat melanggar kedaulatan wilayah negara pantai dan juga dapat membawa konfrontasi-konfrontasi dengan penegak hukum di perairan Indonesia. Upaya negara-negara pemakai selat dapat membantu negara-negara pantai untuk meningkatkan keselamatan pelayaran, termasuk penanggulangan perompakan dan terorisme, serta pemeliharaan lingkungan tanpa perlu terlibat aktif untuk mengatur pengamanan Selat Malaka.
The aim of this research is to analyze piracy activity, which was happened in Malacca Strait and hereinafter offering handling strategy which can be conducted to handle the problems. To analyzing of all data needed, hence conducted data collecting through observation, interview, internet browsing and book studies. Research method using descriptive method with data analysis qualitative. The result of research showing that Malacca Strait had very strategic value in geostrategic and geopolitics perspective, though the geographical constellations less profit by unfriendly navigational features, Malacca Strait represent a short route for ships which going to East of Asia and Europe. The Position as lane band of supply of energy becomes a strategic value of Malacca Strait in perspective of geopolitics. The traffic of sea transport confronted with a geographical condition which bad for navigation, impede ships while passing of shallow part and narrow strait and this condition make easier for act of the piracy. According from perpetrator and motif, piracy divided become three categories which are traditional piracy, piracy by organizational crime group and piracy by separatist group. Various efforts have been conducted by littoral states to depress piracy number. Besides efficacy in depressing piracy action, there is another progress with larger meaning was success reached by Indonesia in the effort of settlement the area of Malacca Strait. ie. Recognizing of regional sovereignty of littoral state for strait which have an implication to Littoral state right to take strategic steps if necessary. There are differences data of piracy submitted by various national and also international department and institution. There is attempt international annexation of Malacca Strait which have plan to arming the merchant ships which pass of strait, guarding the ships by coastguard or the Navy, hire foreign Navy to escort the ships which brought sensitive freight and placing Navy in the strait to take care of the security. Indonesia and Malaysia expressed objection of efforts of internationalizing of Malacca Strait, because the mentioned can impose regional sovereignty of littoral state as well as can bring confrontation with enforcements of law in Indonesian waters. Attempt users state of strait can assist littoral state to increase the security of sea traffic, inclusive of combating of piracy and terrorism, and also the environmental conservancy without to be involved to arrange Malacca Strait Security.
Kata Kunci : Perompakan,Selat Malaka,Kedaulatan Negara, Piracy, Malacca Strait, Sovereignty of State