Evaluasi dampak El-Nino terhadap produktivitas padi di lahan tadah hujan tahun 1998-2006 di Daerah Kabupaten Semarang

KRISTIYANTO, Dr. H. Sudibyakto, M.S

2008 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Lahan sawah tadah hujan di Kabupaten Semarang merupakan lahan yang potensial diusahakan untuk komoditas tanaman pangan, dengan lahan dari berbagai jenis karakteristik lahan yang ada. Hal ini perlu adanya studi untuk dapat memberikan gambaran dari karakteristik lahan pertanian dan agroklimat tersebut dalam menentukan jenis varietas padi yang cocok ditanam dan penjadwalan tanam yang sesuai dengan keadaan sekitarnya, sehingga perlu adanya analisis tipe agroklimat dan pola tanam tanaman padi pada lahan tadah hujan serta menganalisis dampak El-Nino terhadap produktivitas padi. Hasil dari pengklasifikasian tipe iklim, wilayah Kecamatan di Kabupaten Semarang yaitu bertipe iklim berkisar antara C2, C3 , dan D1. Maka berdasarkan klasifikasi Oldeman tersebut pada lahan tadah hujan di daerah penelitian, maka pola tanamnya, yaitu: tipe C2 dan C3 adalah: Padi+Palawija+Palawija dan Pada tipe D1 adalah: Padi+Palawija. Akan tetapi para petani tidak menerapkan pola tanam tersebut, sebagian petani masih menggunakan pedoman “Pranata Mangsa” dan bermodal instink (keberutungan) saja atau para petani menilai siapa tahu ada keajaiban alam serta bisa panen maksimal saat musim ini. Karena petani menyalahi pola tanam, maka hampir tiap tahun petani di daerah penelitian selalu mengalami kehilangan hasil panen yang banyak, terutama pada tahun 2002 dan 2006 yaitu bulan Maret-September yang meliputi daerah: kecamatan Bancak, Bringin, Bawen dan Pabelan sebesar 0.7-0.8, sehingga hasil produksi padinya tinggal <1-2 ton/ha dari 4-6 ton/ha. Untuk tanaman padi pada lahan tadah hujan di daerah Kabupaten Semarang, terutama di Kecamatan Bancak, Bringin, Bawen, dan Pabelan alternatif teknologi yang dapat digunakan pada bulan April-September adalah irigasi, pengaturan waktu tanam, pompanisai, dan tanaman hemat air, tetapi yang paling penting adalah pengaturan waktu tanam, jenis varietas dan irigasi yang perlu diperhatikan dalam wilayah tersebut, sehingga para petani untuk lebih dapat memahami kondisi lahan sekitar dan dituntut untuk lebih memperhatikan faktor-faktor iklim yang bersifat dinamis dalam usahataninya. Serta adanya koordinasi yang lebih maksimal antar instansi terkait dan para penyuluh dalam mengantisipasi dengan adanya penyimpangan iklim yang sekarang terjadi.

Wet rice field dependant to rain farm in sub-province of Semarang represent potential farm for the commodity of food crop with farm from various farm characteristic type which is this need the existence of study to be able to give picture of agriculture farm characteristic and of the agroklimat in determining type of varietas compatible paddy in planting and scheduling plant matching with the around situation. So, it’s need the analysis of agroklimat type and pattern of plant paddy crop at system of rain farm and also to analyze the effect of El-Nino toward productivity of paddy. The result from the classification of climate type, the district in sub province of Semarang that is have climate type about C2, C3 and D1. Be base on the oldeman classification at the rain farm system in the reservation area, so the pattern of planting such as : type of C2 and C3 such as : paddy + crops planted + crop planted and at the type of D1 such as : paddy + crops planted. However, all the farmers do not apply that pattern plant, some of farmer still use the guidance “Pranata mangsa” and have just the capital instinct or the farmers asses who is know there is the miracle of nature and also can harvest maximally in this season moment. Because all of the farmers trespars the planting pattern, so, almost every year the farmers in the reservation area always losing much of the harvest result, especially in 2002 and 2006, the years are March-September include the area. Sub district of Bancak, Bringin, Bawen and Pabelan as big as 0,7 – 0,8 so the product of paddy only < 1 – 2 ton / ha from 4 – 6 ton / ha. From the paddy plant in rain farm system in sub-province area of Semarang, especially in the sub district of Bancak, Bringin, Bawen and Pabelan technological alternative which able to be used in April – September are irrigation, arrangement of planting time, provision of water pump in an area and economical crops water but the most importantly is the arrangement of planted time, the type of variety and the irrigation which is need the paying attention in that area, so the farmers to be more can comprehend the condition of around the farm and clamed to be more pay attention to the climate factors that having dynamic. In it’s farming, and also the existence of maximal coordination between the relevant institution and all the extension agents in anticipating with the existence of the deviation of climate which is happened now.

Kata Kunci : Lahan tadah hujan,Tipe iklim,El,Nino,Pola tanam,System of rain farm, climate type, El-Nino, the planted pattern