Peran teknologi informasi dan internet sebagai penguatan pendidikan alternatif Qaryah Thayybah di Desa Kalibening, Salatiga

ARIFIANTO, S, Prof. Dr. Suhartono

2008 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan Media

Berdirinya Sekolah Alternatif Qaryah Thayybah (QT) berbasis komunitas di desa Kalibening, Salatiga merupakan refleksi atas tidak tersentuhnya pendidikan pada komunitas masyarakat miskin. Pendidikan formal hanya bisa dinikmati mereka yang secara sosial dan ekonomi mempunyai kemampuan. Penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi media ini, menjawab permasalahan apakah ICT bisa menjadi faktor penguatan di sekolah alternatif QT dalam menghadapi arus utama dunia pendidikan di desa Kalibening, Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,ICT menjadi salah satu faktor penguatan bagi sekolah alternatif QT, dalam menghadapi arus utama dunia pendidikan di desa Kalibening, Salatiga. Karena ICT berpotensi mempengaruhi pola pikir siswa,guru dan komunitas masyarakat. Maka ICT digunakan sebagai pendukung utama materi pembelajarannya di sekolah alternatif QT tersebut. Secara realitas ketika ICT digunakan untuk tujuan yang bersifat produktif ia mampu memberikan pencerahan dan harapan baru bagi komunitas masyarakat. Mereka bisa berkreasi menciptakan berbagai kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan komunitasnya. Akhirnya menumbuhkan perubahan pola pikir baru yang dibentuk ICT. Perubahan pola pikir baru itu sekaligus menjadi pembeda antara sekolah alternatif QT desa Kalibening dengan sekolah formal lainnya. Secara ideologis pendidikan komunitas merupakan kritik dialogis terhadap pendidikan formal, yang tidak mampu menyentuh kebutuhan pendidikan bagi komunitas masyarakat miskin. Bahkan pendidikan komunitas dapat dimaknai sebagai penolakan ideologi pendidikan formal yang dikelola birokrasi pemerintahan.

The establishment of Alternative School Qaryah Thayybah (QT) based on community in the village of Kalibening, Salatiga is a reflection of not touch education in poor communities. Formal education felt only by those who have a financial surplus. This research using Qualitative research with media ethnographic approach to answer the problem of whether ICT can be a factor in the strengthening of QT alternative school in the mainstream education in the village of Kalibening, Salatiga. Results of research shows that, ICT became one of the strengthening factors for the QT alternative school against the mainstream education in the village of Kalibening, Salatiga. The potentially of ICT could affect the patterns of thinking among students, teachers and community. ICT used as the main factors supporting of learning material in QT is an alternative school. In reality, when ICT used for productive purposes that is able to give enlightenment and hope for the new community. They can create various activities to create a beneficial interest to the community. Finally, changes of the new patterns of thinking was formed by ICT. Changes in the new paradigm which is the alternative school differences between QT Kalibening village with other formal schools. The ideological education community is a critical dialogue towards formal education, which can not afford the education needs of the poor community. Even the education community can be considered as an ideological rejection againts formal education which managed the bureaucracy of government.

Kata Kunci : ICT, perubahan pola pikir, pemberdayaan komunitas masyarakat, changes in patterns of thinking, empowerment of community