Substitusi dalam terang filsafat Emmanuel Levinas

JAUHARI, Ahmad, Prof. Dr. A. Sudiarja, S.J

2008 | Tesis | S2 Ilmu Filsafat

Penelitian ini didasari atas penglihatan bahwa dasar-dasar filsafat Barat, yang cenderung mendaulat kenyataan egosentris, diteguhkan sebagai pusat realitas, meskipun pengandaian egosentris ini menjadikan ilmu pengetahuan berkembang demikian pesat. Di balik itu semua, egosentrisme ternyata justru mendorong terciptanya kehancuran hidup manusia. Karenanya, penelitian ini membahas perihal substitusi dalam terang filsafat Emmanuel Levinas. Ini merupakan terobosan penting di bidang etika. Dengan demikian, objek formal penelitian ini adalah etika. Namun, etika di sini tidak dalam pengertian biasa. Bagi Levinas, etika memungkinkan relasi dengan ‘yang Lain’ bukan lagi bersifat simetris, melainkan asimetris. Artinya, subjek terpukau (obsession) oleh kehadiran ‘yang Lain’, sehingga subjek lenyap dan menguap sebab ‘yang Lain’ adalah keniscayaan. Sedang objek materialnya adalah filsafat Levinas perihal substitusi. Metode yang digunakan adalah deskripsi, dengan fenomenologi sebagai pendekatannya. Penelitian ini adalah studi kepustakaan atas buku Otherwise than Being or Beyond Essence (OB), khususnya bab IV perihal Substitution. Penelitian ini bermaksud menjawab tiga hal: pertama, bagaimana latar belakang yang mendasari fenomenologi hadir di dalam filsafat kontemporer? Kedua, bagaimana kaitan antara fenomenologi Husserl dan ontologi Heidegger dengan filsafat (metafisika-etika) Levinas? Setelah diperoleh bingkai mengenai filsafat Levinas, selanjutnya, soal ketiga, bagaimana Levinas menjelaskan makna gagasan substitusi? Hasil dari penelitian ini adalah: pertama, kehadiran fenomenologi lebih disebabkan oleh kecenderungan filsafat pada tiga hal; (a). Positivisme-Sains, yang melihat pengetahuan yang benar, termasuk kebenaran itu sendiri, dipandangan hanya lewat cara berpikir saintifik-positivistik. Kemudian (b), tentang Psikologisme, yang memandang putusan saintifik-positivistik sesungguhnya didahului oleh kondisi mental-psikis di belakangnya. Selanjutnya (c), Idealisme yang menatap realitas justru diasalkan dan terjatuh hanya kepada pengandaian konsep-konsep abstrak-ideal. Fenomenologi Husserl bermaksud menjamin sifat ideal kesadaran dan sifat real dunia kenyataan tanpa berat sebelah. Kedua, keterkaitan itu ditemukan dalam gagasan intensionalitas. Husserl melihat bahwa ciri khas kesadaran adalah intensional. Sedangkan Heidegger memahami intensionalitas kesadaran sebagai salah satu ciri ‘Ada’ menampakkan diri. Levinas menangkap bahwa penampakkan ‘Ada’ justru membuka subjek pada jalan ekstasis berkat kehadiran ‘yang tak berhingga’, sehingga subjek menjadi lenyap dan menguap. Ketiga, keterpukauan subjek atas kehadiran ‘yang tak berhingga’ memungkinkan primordialitas tanggung-jawab. Dengan demikian, primordialitas tanggung-jawab membuka peluang substitusi ‘bagi-yang-Lain’, dan ini adalah keniscayaan, bukan keharusan.

This research is based on the assumption that West Philosophy bases, which tend to force egocentric fact, are expressed as the center of reality, although this egocentric assumption makes the rapid development of the knowledge. However, in fact, egocentrism motivates the destruction of human life. Therefore, this research studies a substitution in the view of philosophy of Emmanuel Lévinas. And is an important idea in ethics. Thus, the formal object of research is ethics. But, ethics, in this case, is not in a common view. According to Lévinas, ethics enable to relate with ‘the Other’ not only symmetrically but also asymmetrically. Its means that subject is obsessed by the existence of ‘the Other’, so that the subject is disappeared since ‘the Other’ is a certainty. While, the material object is the idea of Lévinas’s philosophy of substitution. The method used is the description thorough approach of phenomenology. The research is a literature study of the book Otherwise than Being or Beyond Essence (OB), especially chapter IV, Substitution. This reason of research is aimed to find: first, how do the backgrounds of phenomenology come in contemporary philosophy? Second, how are Husserl’s phenomenology and Heidegger’s ontology connected to Lévinas’s philosophy (metaphysic-ethics)? After obtaining the framework of Lévinas’s philosophy, then, the third question is how does Lévinas explain the meaning of substitution idea? The Results of this research are: first, the presence of phenomenology is much caused by the tendency of philosophy by three cases; (a). Science-Positivism, which views a true knowledge, including the truth of itself, only apprehending scientific-positivistic way of thinking. Meanwhile (b), Psychologism views that scientific-positivistic is actually preceded by mental-psychic condition behind. Further (c), Idealism think about reality is precisely started from concepts of abstract-ideal. Phenomenology aims to guarantee the ideal consciousness and real natural of world unbiased. Second, the relationship is founded on the idea of intentionality. Husserl views the consciousness characteristic as an intentionality, therefore, Heidegger comprehend the intentionality of the consciousness as one of the characteristics ‘Being’ that appears. Lévinas precisely understand the appearance ‘Being’ which opens subject to ecstasy because of the presence of ‘infinity’. Third, the subject obsession of ‘infinity’ opens the way of primordial responsibility. Therefore, primordial responsibility opens the way of the substitution ‘for-the-Other’, and this is a certainty, not a necessity.

Kata Kunci : Totalitas,Infinitas,Eksterioritas,Etika,Wajah,Obsesi,Substitusi,totality, infinity, exteriority, ethics, face, obsession, substitution