Konseling dalam perspektif pemikiran filsafat Socrates, Plato dan Aristoteles
PAPALIA, Lasida, Prof. Imam Barnadib, M.A., Ph.D
2008 | Tesis | S2 Ilmu FilsafatPada dasarnya Tesis ini dalam penelitiannya, penulis menjadikan filsafat dalam perspektif pemikiran Socrates, Plato dan Aristoteles sebagai model dalam konseling, guna pemulihan identitas serta arah dan makna hidup klien. Banyak bidang lain mampu menawarkan jasa filsafat sebagai subjek penyembuhan dan pemaknaan seperti: penyair, pelukis, penulis, pengarang novel, pemain drama, komposer; mengapa sekelompok profesional ahli terapis, salah satunya konselor tidak mengambilnya? Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode historis faktual, yakni dengan mengungkapkan jenis metode penelitian bibliografis berupa penelitian kepustakaan yang berkaitan dengan karya-karya yang ditulis oleh para filsuf sesudahnya, untuk kemudian dilakukan interpretasi. Metode ini meliputi deskripsi, interpretasi, induksi-deduksi dan komparasi. Langkah-langkah penelitian adalah: (1) pengumpulan data melalui studi kepustakaan, (2) pengolah data dengan cara klasifikasi dan interpretasi Keseluruhan penelitian memperlihatkan intinya sebagai berikut: (1) konseling adalah sebuah aktivitas yang sederhana sekaligus kompleks. Aktivitas apa yang lebih sederhana daripada menyampaikan masalah kehidupan sehari-hari kepada pendengar yang penuh perhatian, tetapi, apa yang terkandung dalam aktivitas, menyampaikan dan mendengar, mencari tahu dan menjadi tahu, merefleksikan dan bertindak menjadi sangat kompleks, (2) abad 21 atau era pasca industrialisasi dewasa ini disatu sisi kecerdasan intelektual mengalami kemajuan pesat namun disisi lain manusia tengah mengalami krisis spiritual dan moral. Dengan demikian konseling perspektif filsafat adalah salah satu solusi yang dianggap penting karena tujuannya adalah menyadarkan klien terhadap filosofi kehidupan yang baik, hakikat asal muasal, tujuan kehidupan, dan mengarahkan klien sebagai makhluk berkebudayaan yakni makhluk yang berilmu pengetahuan yang sarat dengan nilai kebenaran, baik yang universal-abstrak, teoritis, maupun yang praktis, (3) konseling dalam perspektif pemikiran Socrates, Plato dan Aristoteles penting untuk dikaji karena mempunyai ciri khas tersendiri. Socrates: pertanyaan yang melahirkan kesadaran yang dimulai dengan apa itu? Dilanjutkan dengan pertanyaan apa yang menjadi sebab semua itu? Plato: dengan pertanyaan yang menemukan dunia ide, salah satunya adalah lewat teori Gua. Aristoteles: bertanya berdasar pada yang konkret, ditugaskan pada klien cara menemukan tiga kata kunci yakni: abstraksi, substansi, dan esensi, (4) konseling perspektif pemikiran Socrates, Plato dan Aristoteles bukan tidak mungkin dalam eksplorasinya klien lewat dialog filsafat permasalahannya bisa diatasi, jalan menuju dunia ide, dalam filsafat merupakan jalan yang penuh variasi dapat diketahui klien, juga klien pun bisa mengetahui bahwa ternyata dalam konseling filsafat namanya materi mengandung banyak arti.
The main purpose of this study is to explore the philosophy in the perspective of Socrates, Plato, and Aristotle’s thoughts, as a model for counseling to recover clients’ identity, to find out the right direction and meaning of their lives. Many other disciplines are able to offer philosophical services as subjects that provide healing and meaning in the same manner provided by the poets, painters, writers, novel writers, drama players, and composers. Why don’t some groups of professional therapists, such as counselors, utilize it? This study uses a historical factual method, a kind of bibliographical examination in the form of literature study related to the works written by the next philosophers to be interpreted. This method includes description, interpretation, induction-deduction, and comparison. The steps of study are: (1) data collection, through literature reviews, (2) data processing, thorough classification and interpretation. This study has revealed the following fundamental points: (1) counseling is a simple and also a complex activity. This activity is as simple as presenting everyday life problems to the attentive listeners. It is also as complex as conveying what are contained in the activities of presenting, listening, finding out, recognizing, reflecting, and taking actions, (2) in the 21st century or post industrial period, there is a rapid intellectual progress made by human beings, but human beings are experiencing spiritual and moral crises on the other side. It is under this situation that counseling, which uses philosophical perspective, becomes an important solution because it can bring to the awareness clients good philosophies of life, the origin and the purpose of life, and direct the them to the right path of life as civilized creatures who possess knowledge which is rich with truth values, whether they are universal-abstract, theoretical, or practical, (3) counseling, in the perspective of Socrates, Plato and Aristotle’s thoughts, is an important subject of study because of its unique characteristics. Socrates: asking questions that give rise to awareness, which is started with ‘what is it?’, followed by ‘what are their causes?’, Plato: about finding out world of ideas by using Cave theory, among others. Aristotle: concerning concrete things in which clients are asked to find out three key words of abstraction, substance, and essence, (4) counseling in the perspective of Socrates, Plato and Aristotle’s thoughts may enable the clients, in their explorations, by using a philosophical dialogue, to solve their problems and find out various paths that lead them to the world of ideas in philosophy; thus, they can learn from the counseling that substance may contain a lot of meanings.
Kata Kunci : Konseling filsafat,Pemikiran Socrates, Plato dan Aristoteles,Perspective Counseling, Socrates, Plato and Aristotle’s Thoughts