Peran Indonesia dalam Asean Regional Forum pasca reformasi 1998
TU, Luu Manh, Dra. Ilien Halina, M.Si
2008 | Tesis | S2 Ilmu PolitikPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi Indonesia dalam ASEAN Regional Forum (ARF) sejak terbentuknya forum kerjasama demi keamanan dan kestabilan di kawasan Asia Pasifik ini pada tahun 1994, sampai tahun 2008, terutama pada kurun waktu 10 tahun pasca Reformasi 1998. Penelitian memperlihatkan peran Indonesia dalam ARF dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini berlandaskan pada konsep Lingkaran Konsentris Politik Luar Negeri yang dikeluarkan oleh Deplu RI untuk menjelaskan posisi penting ARF dalam pelaksanaan kebijakan politik luar negeri Indonesia dan upaya-upaya diplomasinya dalam forum ini. Selain itu, konsep Kekuatan Nasional yang ditawarkan oleh Han J. Morgenthau juga digunakan untuk menjelaskan penyebab pergeseran peran Indonesia dalam ARF pasca Reformasi. Penelitian ini berdasarkan data-data baik sekunder maupun primer yang diperoleh oleh penulis melalui research perpustakaan, mengakses media dan wawancara pula yang kemudian dianalisa dengan metode kualitas dan tipe penelitian deskriptif untuk menjelaskan peran Indonesia dalam ARF pasca Reformasi 1998 dan faktor-faktor pengaruhnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai posisi penting dalam ARF pada masa sebelum Reformasi 1998 dan telah membuktikan keaktifannya dalam ARF. Akan tetapi, dengan banyak perubahan di segala bidang baik ekonomi, politik, maupun keamanan dalam negeri pasca Reformasi 1998 yang melemahkan kekuatan nasionalnya, terutama kualitas diplomasi Indonesia, kemudian ditambah dengan perubahan lingkungan internasional yang tidak menguntungkan, prestasi anggota senior ASEAN ini dalam ARF tidak lagi menonjol pada kurun waktu 1998-2003. Namun, tandatanda keberhasilan Reformasi Indonesia dalam 5 tahun belakangan ini, dan perubahan lingkungan internasional dalam waktu yang sama telah memberikan dukungan yang terandalkan bagi Indonesia untuk memulihkan perannya dalam ARF. Indonesia dalam tempo tersebut sukses memainkan peran penting dan semakin aktif dalam kerjasama ARF dengan mengadakan banyak pertemuan baik di Track I, maupun Track II ARF. Di samping itu, Indonesia juga sukses memberikan usulan-usulan yang berguna bagi forum ini. Kerjasama ARF dianggap akan semakin berhasil apabila prestasi para peserta yang tergolongan menengah atau kecil seperti Indonesia diamati lebih mendalam di samping penilaian peranan para adidaya dunia dalam ARF.
This research aims to find out the performance of Indonesia as a middle power in ASEAN Regional Forum (ARF) since the born of this Asia Pacific security and stability cooperation forum in 1994, to date 2008, concentrating on last 10 years after Indonesia Reformation 1998. The research shows the role of Indonesia in ARF and factors which affected its role. The concept of Concentric Circle introduced by Department of Foreign Affair, Republic of Indonesia was used to explain the important position of ARF in Indonesia’s Foreign Policy and its diplomatic efforts in ARF. Besides that, the National Power concept introduced by Han J. Morgenthau also was also used in explaining the reasons of Indonesia’s shifting role in ARF after Reformation 1998. The Indonesia’s role in ARF, and the influenced factors were introduced by quality and descriptive analysis. The research used the primary and secondary data collected from not only direct and indirect interviews, but also from library, and media research.. The result shows that Indonesia played an important role in ARF before Reformation 1998, and that active role was presented in the ARF activities. But after that period, with many changes of economy, politic, and internal security which weaken its National Power, especially Diplomat Quality, accompanied by unexpected international environmental changes, the performance of this ASEAN senior member in ARF in period 1998-2003 as not obvious as before. The research also shows that in 5 recently years, Indonesia is gaining his role in ARF because of the Reformation successes and the conducive international environmental changes. Indonesia plays an active role in ARF with organizing many Track I, Track II ARF Meetings, and has contributed to the success of ARF by giving many useful proposals . On that note, the ARF cooperation will be more successful if the performance of the middle or small participants get better consideration besides the role of big powers in ARF.
Kata Kunci : ARF,Reformasi,Kekuatan Nasional dan Indonesia,ARF,Reformation,National Power,and Indonesia.