Drama Faust I karya Johann Wolfgang Von Goethe :: kajian semiotika Riffaterre
HARYATI, Isti, Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo
2008 | Tesis | S2 SastraPenelitian berjudul “Drama Faust I karya Johann Wolfgang von Goethe: Analisis Semiotika Riffaterre“ ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengungkapkan makna tanda-tanda penting dalam drama Faust I yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dan setan. Penelitian ini menggunakan teori dan metode semiotik. Sebelumnya, dianalisis terlebih dahulu drama Faust I dalam kesusasteraan Jerman, drama Faust I sebagai sebuah tragedi, struktur dan tekstur drama Faust I. Setelah melalui dua tahap pembacaan semiotik, yakni heuristik dan hermeneutik, diidentifikasikan matriks, model, varian-varian, dan hubungan intertekstualnya. Hasil penelitian menunjukkan hal- hal sebagai berikut. (1) Drama Faust I karya Johann Wolfgang von Goethe adalah karya yang ditulis pada masa klasik dalam sejarah kesusasteraan Jerman sehingga ciri khas karya sastra pada masa klasik tercermin pada drama ini. (2) Drama Faust I adalah sebuah tragedi sehingga permasalahan yang muncul di dalamnya adalah adanya tragedi yang terjadi pada tokoh-tokohnya, yakni pada diri Faust dan Gretchen. (3) Melalui pembacaan heuristik dan hermeneutik ditemukan ketidaklangsungan ekspresi pada drama Faust I, yaitu penggantian arti yang berupa metafora. Melalui pembacaan secara hermeneutik disimpulkan bahwa hubungan manusia dengan setan yang terjadi dalam drama Faust I muncul dalam beberapa bentuk, yaitu dengan mempelajari Magie, mengadakan perjanjian dengan setan dan akhirnya menjual jiwanya kepada setan. (4) Hipogram drama Faust I adalah kisah Ayub dalam Injil dan Al Quran, cerita rakyat Historia von D. Johann Fausten yang diterbitkan oleh Johann Spies, drama The Tragical History of Doktor Faustus oleh Christopher Marlowe, kisah nyata pembunuhan anak (Kindesmörderin ) dan gerakan Freemasonry. (5) Dengan drama Faust I ini Goethe ingin menegaskan keberadaan manusia yang mengadakan hubungan dengan setan karena hasratnya yang tinggi untuk menguasai ilmu pengetahuan berhadapan dengan keterbatasannya. Keterbatasan manusia tidak akan menyebabkan manusia menempuh jalan yang salah jika manusia tersebut mempunyai suatu pegangan yang kuat dalam hidupnya. Keberadaan setan bisa mengatasi keterbatasan yang dipunyai oleh manusia karena setan mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh manusia. Akan tetapi, dengan mengadakan hubungan dan meminta bantuan kepada setan, berarti manusia telah dikalahkan oleh setan dan kepercayaannya kepada Tuhan telah ternodai. Persekutuan manusia dengan setan menyebabkan manusia tergantung kepada setan dalam mengatasi permasalahan hidupnya, seperti kondisi manusia di zaman modern ini yang tergantung kepada modernitas karena telah mengikatkan diri padanya. Pengagungan manusia kepada teknologi yang mewakili modernitas bisa menyebabkan manusia merasa menjadi manusia unggulan (Übermensch) yang bisa mengatasi permasalahan hidupnya tanpa campur tangan Tuhan.
This research entitled Faust I Drama by Johann Wolfgang von Goethe: An Analysis of Riffaterre’s Semiotics aims to describe and reveal significations of importance signs in Faust I drama, which relates to the relationship between human and devil. This research uses theory and method of semiotics. Faust I is subsequently analyzed in German literature, analyzing Faust I in structure and textures and as a tragedy. After it is analyzed through two stages of semiotic reading, heuristic and hermeneutic readin gs, it is identified in matrix, model, variants and intertextual relationship. The result of this research showed as follows. (1) Johann Wolfgang von Goethe’s drama Faust I is a literary work written in classic period of history of German literature, so that characteristics of classical literary work reflected on this drama. (2) Faust I is a tragedy so the problems that showed in the text are tragedies, which are happened on the characters, that is, in the self of Faust and Gretchen. (3) through heuristic and hermeneutic reading; it is found an indirectness of expression on Faust I drama that is displacing meaning as a metaphor. Through hermeneutic reading, it is concluded that human relationship with devil happened in Faust I drama emerges in different forms, they are by learning Magie, by making a satanic engagement, and finally, by selling his/her soul to devil. (4) the hypogram of Faust I drama is a story of Ayub in Bible and Koran, the folklore of Historia von D. Johann Fausten, published by Johann Spies, Christopher Marlowe’s drama The Tragical History of Doktor Faustus, real story of child murder (Kindesmörderin), and Freemasonry movement. (5) by Faust I, Goethe wants to emphasize that there is an existence of human making relationship with devil since his/her highest desire to master sciences. The highest desire facing his/her limitedness causes him/her take a wrong path by making alliance with devil. It will not happen if human has something strong on his/her life. The existence of devil can overcome human’s limitedness since devil has some excesses which human does not have. Nevertheless, by making relationship with and asking for help to devil, human has been defeated by devil and his/her belief to God has been stained as well. The alliance between human and devil causes human is depended on devil when he/she solves his/ her life’s problem, as this human’s contemporary modern condition which is depended on modernity since human constituted him/herself to devil. The human’s glorification towards technology representing modernity makes him/her as a superhuman (Übermensch) of which is able to solve his/her problems without God’s help.
Kata Kunci : Drama,Tragedi,Semiotik,Heuristik,Hermeneutik,Matriks,Model,Varian,Hubungan intertekstual, drama, tragedy, semiotics, heuristics, hermeneutics, matrix, model, variant, and intertextual relationship