Pengalaman culture shock pada anak buah kapal (ABK) pemula di kapal pesiar internasional :: Suatu pendekatan ethno-phenomenology
DEWANTI, Fransiska Ani, Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D
2008 | Tesis | S2 Magister Sains PsikologiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan pengalaman culture shock oleh para ABK Pemula dan bagaimana mereka memaknai kerja setelah melalui masa culture shock dalam proses penyesuaian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode ethnophenomenology. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari tiga orang subjek penelitian dan empat orang informan penelitian. Subjek penelitian merupakan ABK Pemula di kapal pesiar Scylla Tours yang berkedudukan di Basel, Swiss. Pemilihan subjek menggunakan purposive sampling dan pengumpulan subjek menggunakan teknik snow-ball. Validitas hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan intersubjective validity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman culture shock merupakan pengalaman penyesuaian yang didalamnya terjadi dinamika psikologis yang muncul dalam diri individu sebagai bentuk respons terhadap situasi baru yang harus dihadapi. Dinamika psikologis ABK Pemula terhadap pengalaman culture shock merupakan interaksi antara elemen-elemen di dalamnya baik itu elemen yang mencetuskan respons terhadap penyesuaian yang harus dihadapi, elemen yang mendorong respons terhadap penyesuaian yang harus dihadapi, maupun elemen yang menjadi faktor anti yang bersifat mereduksi respons negatif terhadap penyesuaian yang harus dihadapi. Ketika faktor anti dapat memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan faktor pendorong dan pencetus, maka dampak pengalaman culture shock yang timbul dapat diminimalisir. Dinamika psikologis tersebut menghasilkan suatu pemaknaan ABK Pemula terhadap pengalaman culture shock yaitu sebagai suatu proses yang harus dijalani, sebagai suatu kebanggaan karena mampu menghadapi proses yang berat tersebut, sebagai suatu pengalaman yang menyenangkan, menyedihkan, dan sekaligus melegakan, serta adanya penghargaan dari lingkungan terhadap hasil kerja yang dicapainya. Pemaknaan tersebut membantu ABK Pemula dalam memaknai kerja mereka di kapal pesiar internasional secara menyeluruh. ABK Pemula yang memaknai pekerjaannya sebagai upaya mencari materi atau uang memandang pekerjaan sebagai suatu mata pencaharian baik untuk memenuhi kebutuhan saat ini maupun di masa mendatang. ABK Pemula yang memaknai pekerjaannya sebagai sarana untuk mencari modal usaha di masa mendatang, melatih kedewasaan, sebagai batu loncatan, dan sebagai bentuk harga diri memandang pekerjaan mereka sebagai karir dimana pekerjaan tersebut merupakan salah satu cara untuk memfasilitasi mereka mendapatkan motivasi keberhasilan, menstimulasi kebutuhan mereka untuk bersaing, atau meningkatkan prestise dan kepuasan. ABK Pemula yang memaknai pekerjaannya bahwa meskipun pekerjaannya dianggap sepele tapi besar manfaatnya bagi orang lain memandang pekerjaannya sebagai sumber dari fulfillment atau keutuhan. Ia memandang pekerjaannya sebagai suatu panggilan dan memaknainya sebagai suatu bentuk kontribusi mereka kepada lingkungan sosial.
This research intends to know the meaning of culture shock experienced by beginner seamen and how they valued their work after the process of culture shock or adjustment. This research employed phenomenological approach. Sources of data in this research were three research subjects and four research informants. The research subjects were beginner seamen in Scylla Tours Cruise ship which is based in Basel, Swiss. Purposive sampling was employed and combined with snow-ball technique. To get the validity of this research, the researcher employed the intersubjective validity. The results of this research showed that culture shock is an adjustment experience in which psychological dynamics occur in each individual as responses to the work enviroment. Psychological dynamics of the beginner seamen’s culture shock experiences is considered as an interaction among it s elements such as elements which stimulated the responses to the adjustment, elements which drove those responses, and opposing elements which reduced the negative responses toward the adjustment itself. When the opposing elements could give bigger effect than both drive and stimulating elements, the impact of culture shock experience could be minimized. The psychological dynamics of the beginner seamen constructed some meanings of culture shock experience; they were a process to be dealt with, a pride on individual’s ability in dealing with the process, experiences of fun, sadness, and relieved, and also the appreciation on the work environment toward the beginner seamen’s work. Those meanings would assist the beginner seamen in giving fully meanings to their job in international cruiseships. The beginner seaman whom valued his work as a means to get money would see his job as an occupation to fulfil both present and future needs. The beginner seaman whom valued his work as a means to get fund for his future business, to grow his maturity, to be a starting point for better work, and to arouse his self esteem would see his job as a career to facilitate his effort to get successful motivation, to stimulate the need of competition, or to enhance prestige and satisfaction. The beginner seaman whom valued his job as a simple but meaningful job would see his job as a fullfilment. He saw his job as a calling and valued it as his contribution to the social life.
Kata Kunci : Penyesuaian,Culture shock,Penyesuaian lintas budaya,Makna kerja,Ethno,phenomenology