Laporkan Masalah

Potret sebuah desa :: Kondisi subsistensi dan strategi memenuhi kebutuhan hidup dan membangun relasi pada kondisi subsistensi rumah tangga petani subsisten di Desa Palihan, Temon, Kulonprogo, DIY

MURYANTI, Drs. Purwanto, M.Phil

2008 | Tesis | S2 Sosiologi

Rumah tangga petani sampai saat ini masih pada kondisi subsisten, ditandai dengan daya beli rendah karena produktivitas hasil pertanian turun dan harga kebutuhan pokok naik. Karakter rumah tangga petani subsisten; mendahulukan selamat dengan menanam tanaman pangan ketika berproduksi dan enggan mengambil resiko untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Penelitian ini menganalisa bagaimana kondisi subsistensi dan strategi memenuhi kebutuhan hidup serta membangun relasi pada kondisi subsistensi rumah tangga petani. Penelitian ini menggunakan hasil riset yang dilakukan oleh Geertz dengan teorinya involusi pertanian sebagai gambaran kondisi pertanian yang berjalan di tempat dan riset James Scott tentang kondisi subsistensi rumah tangga petani. Metode penelitian yang digunakan adalah fenomenologi. Hasil studi menunjukan bahwa kondisi subsistensi rumah tangga petani dipengaruhi oleh faktor internal; lahan sempit, karakter petani yang enggan mengambil resiko, praktek pertanian tradisional dan mobilitas vertikal rendah serta faktor eksternal; globalisasi pangan (benih, pupuk dan obat-obatan`), kebijakan pemerintah tidak responsif terhadap kepentingan rumah tangga petani (kenaikan harga benih, pupuk dan obat-obatan), cuaca buruk, beban sosial tinggi, harga sewa lahan tinggi yang merugikan rumah tangga petani penggarap, upah tenaga pertanian naik dan impor hasil produk pertanian. Strategi rumah tangga petani untuk mengatasi kondisi subsistensi; menjalin hubungan dengan patron; bekerja serabutan; menjadi tukang batu, menjadi kuli bangunan, beternak, berdagang di pasar atau keliling, membangun usaha jasa dan menjadi TKI/TKW di luar negeri. Kebijakan pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan subsistensi rumah tangga petani dengan memberikan berbagai macam bantuan; BLT, SLT dan raskin menimbulkan sifat ketergantungan rumah tangga petani kepada pemerintah dan tidak menyelesaikan masalah subsistensi. Penguatan subsistensi; peningkatan produktivitas pertanian dan diversifikasi produk pasca panen merupakan hal yang perlu diperhatikan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan akademisi untuk menyelesaikan permasalahan subsistensi petani, tidak hanya membagi bantuan.

Until this moment, peasant household still in subsistence condition which characterized by low affordability because of decreasing agriculture productivity and increasing basic needs prices. Subsistence peasant household character; give priority to safety by planting food crops while in productive time and avoid the risk of getting maximum gain. This study analized the subsistence condition and strategy for basic need compliment and relation development in subsistence condition. This study used research result of Geertz with his theory about agriculture involution as a stuck condition of agriculture and James Scott research about subsistence condition of peasant household. Phenomenology have choosen as the study method. The result indicated that subsistence condition of peasant household influenced by internal factors; small plantation area, peasant character to avoid risk, traditional cultivation practice and unresponsiveness government policy to the peasant (increasing seeds, fertilizers and pesticides prices), foul weather, high social cost, plantation area rental system that inflicted a loss upon the peasant household, increasing agriculture workers payment and agricultures product import. Peasant household strategy in subsistence condition; developing relation to the patron; disorganized work; become a fitter, breeder, laborer; traditional market or traveling trader and become imigrant workers abroad. Government policy to solve subsistence problems by giving many funds; BLT, SLT and raskin, conflicted peasant household dependency and do not solve the subsistence problems. Subsistence reinforcement; increasing agricultural productivity and harvest diversification and considered by government, public dependent organizations and academy to solve peasant household subsistence problems, instead giving the fund only.

Kata Kunci : Subsisten,Relasi sosial,Petani,Pertanian, subsistence, social relation, peasant, agriculture


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.