Studi kontrastif kalimat pasif dalam bahasa Indonesia dan bahasa Tionghoa
HAIGUANG, Yuan, Dr. Inyo Yos Fernandez
2008 | Tesis | S2 LinguistikTesis ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan bentuk dan kaidah kalimat pasif antara bahasa Indonesia dan bahasa Tionghoa; (2) mendeskripsikan persamaan dan perbedaannya dalam kalimat pasif antara bahasa Indonesia dan bahasa Tionghoa; dan (3) mendeskripsikan keadaan kesepadanan kalimat pasif antara bahasa Indonesia dan bahasa Tionghoa dalam penerjemahan. Pada tahap penyediaan data, data dikumpulkan dengan metode simak dan dilanjutkan dengan teknik catat. Metode dalam analisis data adalah metode analisis kontrastif. Penyajian hasil analisis data dilakukan dengan metode penyajian informal. Bahasa Indonesia kaya dengan afiks, sedangkan bahasa Tionghoa justru sebaliknya. Hal ini tentu saja berpengaruh bukan hanya pada pembentukan kata tapi juga pada pembentukan kalimat, tak terkecuali kalimat pasif. Pemasifan dalam bahasa Indonesia dapat direalisasikan terutama melalui perubahan morfologis pada verbanya, misalnya verba pasif bentuk di-, ter-, ke-an, diri-. Sementara itu, pemasifan dalam bahasa Tionghoa diwujudkan terutama melalui adanya preposisi bei yang sangat unik. Preposisi tersebut dulu merupakan verba. Karena seringkali bergabung dengan verba lain yang mengandung makna kurang menyenangkan, maka kata bei ini maknanya juga terpengaruh, sehingga kalimat yang dipasifkannya biasanya menyatakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Di samping itu, kalimat pasif dalam bahasa Tionghoa umumnya menyatakan keterselesaian suatu tindakan. Oleh karena itu, verba dalam kalimat pasifnya sering dilengkapi dengan komplemen. Selain kedua makna di atas, kalimat pasif bahasa Indonesia masih dapat menyatakan makna lain, seperti makna kesanggupan dan makna ketidaksengajaan. Dalam perbandingan ditemukan kalimat pasif bahasa Tionghoa pemakaiannya tidak selazim kalimat pasif bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan oleh karena bahasa Tionghoa lebih cenderung mengungkapkan sesuatu dari sudut persona pertama, apalagi kalimat pasifnya umumnya menyatakan makna yang tidak menyenangkan. Sebagai bahasa isolatif, bahasa Tionghoa lebih mementingkan paduan semantik daripada paduan morfologis. Sebab itu, kalimat pasifnya dianalisis dari 3 dimensi: dimensi sintaksis, semantis dan pragmatik. Strukturnya ialah sebagai berikut: T/Spenderita + bei + (NPpelaku) +Vtindakan + komplemen. Pada umumnya, bila ditinjau dari sudut kesepadanan bentuk, kalimat pasif bahasa Indonesia dengan verba bentuk di- paling dekat dengan kalimat pasif bahasa Tionghoa, terutama ketika pelaku tidak muncul. Sementara itu, bila dilihat dari sudut kesepadanan makna, keadaannya juga serupa. Dalam terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Tionghoa, banyak kalimat pasifnya akan diterjemahkan menjadi kalimat aktif bahasa Tionghoa. Sementara itu, dalam terjemahan dari bahasa Tionghoa ke bahasa Indonesia, umumnya semua kalimat pasif bahasa Tionghoa dapat diterjemahkan menjadi kalimat pasif bahasa Indonesia, dan banyak kalimat aktif bahasa Tionghoa menjadi kalimat pasif bahasa Indonesia. Yang perlu diperhatikan: kalimat aktif apa harus diterjemahkan menjadi kalimat pasif dalam bahasa Indonesia
This study aims at (1) describing the form and rule of passive sentenses in Indonesian and Chinese languages, (2) describing the similarity and difference of passive sentenses in Indonesian and Chinese languages, and (3) describing the correspondence of passive sentenses in Indonesian and Chinese languages in translation. In data gathering phase, data is collected by means of observation method, continued with technique by taking notes. The method used in data analysis is contrastive analysis. The result of data analysis is presented with method of informal presentation. Indonesian language is rich with affix, while Chinese language is precisely the oppsite. This feature of course influences not only the word formation but also sentence formation in both languages, with no exception of passive sentence. Passivization in Indonesian language is realized mainly through morphological change with verb, such as passive verb formed by di-, ter-, ke-an, diri-; but passivization in Chinese language mainly through the presence of one unique preposition: bei. Previously it was a verb. Because often joined together with other verbs, which contained something unpleasant, finally its meaning was influeced. That is why sentences passivized by itself usually express something unpleasant. Besides that, Chinese passive sentence in most cases conveys that a certain action is finished. For that reason, verb in Chinese passive sentence is often supplemented by complement. Besides 2 meanings above-mentioned, Indonesian passive sentence can express more meanings like the meaning of capability and undeliberity. In comparison we found that Chinese passive sentence was not as regularly used as Indonesian, because Chinese language tends to express something from viewpoint of first person, and don’t forget Chinese passive sentence generally expresses something unpleasant. As an isolative language, Chinese is more emphasizing the combination of meanings than the analysis of form. In this study Chinese passive sentence is analysed from 3 dimentions: syntax, semantics and pragmatics. Its structure is: T/Sobject + bei + (NPagent) +Vaction + complement. Usually, considering from the viewpoint of form corrspondence, Indonesian passive sentence with passive verb di- is the most corresponding one to Chinese passive sentence, especially when agent doesn’t appear. At the same time, considering from the viewpoint of meaning correspondence, it’s the same situation. In translation from Indonesian to Chinese, many Indonesian passive sentences will be translated into Chinese active sentences. At the same time, in translation from Chinese to Indonesian, usually all Chinese passive sentences can be translated into Indonesian passive sentences, and many Chinese active sentences will be translated into Indonesian passive sentences. Then the quenstion is: what kinds of Chinese active sentences will be translated into Indonesian passive sentences.
Kata Kunci : Kalimat pasif,Bentuk,Makna,Kesepadanan