Laporkan Masalah

Promoting of urban agriculture in Indonesian cities :: Case study urban livestock system in Bandar Lampung City

MULYANINGRUM, Dwi Retno, Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D

2008 | Tesis | S2 MPKD

Urban growth creates several problems such as unemployment, slump area, waste, poverty, and others. Urban citizen must be more creative to face such conditions. Some of them are engaging in urban livestock system to survive, such as what happened in Bandar Lampung City, Sumatera Island. This Study assesses the economic feasibility of urban livestock activities in Bandar Lampung city. It describes local government’s policies and programs to promote urban livestock activities. Three main questions were addressed in this research: 1) urban livestock impact to the urban farmer household; 2) urban livestock impact to the city; and 3) local government’s policies and programs to promote urban livestock. The study uses combination between case study and survey as a strategy to answer those questions. Primary data was collected using combination of snowball sampling and purposive sampling. Data was then analyzed using economic simulation to know the economic feasibility with some indicators such as net income, percentage of added value of money, and comparison with UMK. Secondary data was analyzed to asses the impact of urban livestock system to the city and to explore city government’s policies and programs in promoting urban livestock system. This study classified urban farming into three types: 1) traditional type; 2) semi intensive type; and 3) intensive type. This study indicates that urban livestock activities are quite feasible. Two types of urban farming (semi intensive and intensive) are considered as feasible and proper business. Urban farmer can apply semi intensive type of business to overcome urban poverty and intensive type of business to get income generation. These activities can also increase nutritional family intake of poor citizen. Based on those positive economic and social impacts, these activities have prospect to enhance by urban farmer. However, although urban livestock activities give many economic and social impacts, they can not be threaded as the main program in Bandar Lampung City. Such impacts are still considered very small, such as contribution to GDRP, decreasing low income household and reducing of unemployment. They can not yet totally fulfill citizen demand as national standard consumption of meat and egg. The local government is still not supported to the urban farming. No special laws and regulations to support such activities. In addition, policies and program were not effectively socialized. They did not arranging enough budget to support so many program that was planned by Food Crop and Livestock Agency.

Perkembangan perkotaan telah menimbulkan berbagai permasalahan diantaranya pengangguran, berkembangnya wilayah kumuh, sampah, kemiskinan dan beberapa hal lainnya. Warga kota harus lebih kreatif untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut. Beberapa diantara mereka terlibat dalam sistem peternakan perkotaan untuk tetap bertahan, seperti apa yang terjadi di Kota Bandar Lampung, Pulau Sumatera. Penelitian ini mengkaji kelayakan ekonomi dari aktivitas peternakan perkotaan di Kota Bandar Lampung. Studi ini juga mengkaji kebijakan dan program dari pemerintah kota untuk mengembangkan sistem peternakan perkotaan. Tiga pertanyaan utama dalam studi ini adalah: 1) pengaruh peternakan perkotaan terhadap rumah tanga petani ternak; 2) pengaruh peternakan perkotaan terhadap Kota Bandar Lampung; dan 3) kebijakan dan program dari pemerintah daerah untuk pengembangan peternakan perkotaan. Studi ini menggunakan kombinasi antara studi kasus dan survey sebagai strategi untuk menjawab ketiga pertanyaan tersebut di atas. Pengambilan data primer menggunakan snowball sampling yang dikombinasi dengan purposive sampling. Selanjutnya data dianalisis menggunakan simulasi ekonomi untuk mengetahui kelayakan ekonominya dengan menggunakan beberapa indikator antara lain: pendapatan, persentase nilai tambah uang dan perbandingan dengan UMK. Beberapa data sekunder juga dianalisa untuk mengetahui pengaruh peternakan perkotaan terhadap kota dan untuk mendalami kebijakan dan program pemerintah kota dalam mengembangkan peternakan perkotaan. Studi ini mengelompokkan peternakan perkotaan dalam tiga tipe: 1) tipe tradisional; 2) tipe semi intensive dan 3) tipe intensive. Penelitian menunjukan bahwa kegiatan peternakan perkotaan di Kota Bandar Lampung terlihat cukup layak. Dua tipe usaha peternakan (semi intensive dan intensive) merupakan usaha yang layak dan tepat untuk dikembangkan. Petani perkotaan memilih tipe usaha yang semi intensive untuk keluar dari kemiskinan perkotaan. Sistem ini juga dapat meningkatkan perbaikan gizi keluarga bagi warga miskin perkotaan. Berdasarkan dampak positifnya, usaha peternakan perkotaan ini masih punya prospek untuk dikembangkan. Meskipun memberi dampak ekonomi dan sosial yang positif, peternakan perkotaan tidak dapat menjadi program unggulan di Kota Bandar Lampung. Hal ini disebabkan dampaknya yang masih tergolong kecil, seperti: kontribusinya untuk membentuk PDRB, penurunan rumah tangga miskin, dan pengurangan pengangguran. Selain itu, produksinya belum mampu memenuhi kebutuhan warga kota jika dibandingkan dengan standar konsumsi nasional untuk daging dan telur. Pemerintah daerah belum sepenuhnya mendukung sistem peternakan perkotaan. Mereka kurang melakukan sosialisasi dan menganggarkan dana yang cukup untuk mendukung berbagai program yang telah disusun oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bandar Lampung.

Kata Kunci : Pertanian perkotaan,Kelayakan ekonomi,dampak peternakan perkotaan, urban agriculture, economic feasibility, and urban livestock impact.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.