Kualitas pelayanan angkutan pedesaan :: Studi tentang kendaraan barang bak tertutup sebagai angkutan penumpang umum di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli
ASTAWA, I Nengah, Drs. Djoko Suseno, S.U
2008 | Tesis | S2 SosiologiAngkutan pedesaan merupakan salah satu bagian dari jaringan transportasi yang memiliki peranan yang sangat penting didalam mendukung pergerakan orang dan barang ke seluruh pelosok pedesaan. Untuk masyarakat di wilayah Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli sampai saat ini sebagian besar belum terlayani oleh angkutan umum, sehingga dalam pergerakannya dilayani menggunakan kendaraan barang bak tertutup. Tetapi muncul pertanyaan bagaimana kualitas pelayanan kendaraan barang bak tertutup sebagai angkutan penumpang umum di Kecamatan Kintamani? Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan angkutan pedesaan dengan kendaraan barang bak tertutup sebagai angkutan penumpang umum di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara dan studi kepustakaan. Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa angkutan pedesaan dengan kendaraan barang bak tertutup bentuknya sudah direkayasa atau dimodifikasi sesuai dengan standarisasi angkutan orang dijalan. Waktu perjalanan penumpang dengan menggunakan kendaraan barang bak tertutup yang terdiri dari waktu menunggu rata-rata 3-5 menit (maksimal 10 menit) dan waktu didalam perjalanan rata-rata 10-15 menit per 15 km. Waktu perjalanan ini lebih singkat dari angkutan umum dengan trayek resmi karena kendaraan barang bak tertutup sebagai angkutan pedesaan bersifat door to door. Dilihat dari aspek kehandalan, kenyamanan dan keselamatan secara umum lebih baik dari angkutan umum dengan trayek resmi. Namun dari aspek tersebut diatas masih terdapat kelemahan dan kekurangan yang perlu diperbaiki oleh penyedia jasa angkutan pedesaan dengan kendaraan barang bak tertutup. Tarif kendaraan barang bak tertutup ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara para penyedia jasa angkutan ini. Dari perhitungan biaya operasional kendaraan (BOK) didapat tarif per km per penumpang adalah sebesar Rp. 331,72. Bila dibandingkan dengan tarif kesepakatan terdapat perbedaan, dimana tarif berdasarkan kesepakatan untuk jarak diatas 10 km lebih rendah dari tarif BOK, berarti penyedia jasa angkutan masih mempunyai peluang untuk menaikkan tarif angkutannya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kualitas pelayanan angkutan pedesaan dengan kendaraan barang bak tertutup sebagai angkutan penumpang umum di Kecamatan Kintamani secara umum lebih baik dari angkutan penumpang umum dengan trayek resmi. Tetapi diperlukan kebijakan-kebijakan khusus dari Pemerintah Kabupaten Bangli untuk mengatur keberadaan kendaraan barang bak tertutup ini untuk menciptakan angkutan pedesaan yang baik, cepat, tepat, aman, handal dan murah.
Rural transportation is one of the parts of transportation networks that have a very important role in supporting the mobilization of people and goods to all the country side. For the society in the area of Kintamani Sub District of Bangli Regency up to this present are predominantly not served by general public transportation, so in their daily life they are served by using a closed-box-pick up vehicles. But the question is how quality services of country side transportation uses closed-box-pick up vehicles as a general public transportation in the Kintamani Sub District? This research has an objective to recognize how quality services at country side transportation uses closed-box-pick up vehicles as a general public transportation in the Kintamani Sub District of Bangli Regency. Data collection is conducted by observation, interview and literature study. The method of data analysis that is employed in this research is through the descriptive qualitative approach. The result of this research indicates that the country side transportation by closed-box-pick up vehicles, their forms had been modified or reconstructed according to the valid standardization. The distance of passengers by using closed-box-pick up vehicles include the time of awaiting is approximately 3-5 minutes (maximum 10 minutes) and the time on the way is approximately 10-15 minutes per 15 km. This time is shorter than general public transport with an official route because this closed-box-pick up vehicles as the rural transportation is door to door in nature. From the aspect of reliability, pleasure, and safety in general are better than the other general public transports with official routes. But from the above aspects there are still weakness and shortage that need to improve by the provider of rural transportation services with new closed-box-pick up vehicles. The rate of closed-box-pick up vehicles is established by using an agreement between these providers of such transportation. From the calculation of cost on vehicle operational (CVO) the rate or fee per km per passengers is of Rp. 331,72. If it is compared to the rate in the agreement, there is difference, where the rate based on the agreement for the distant over 10 km, it lower from CVO so the providers of such transportation still have opportunity to raise the rate. Conclusion from this research is quality services at country side transportation uses closed-box-pick up vehicles as a general public transportation in the Kintamani Sub District in generally is better than general public transportation with an official route. But needed a special policy from Government of Regency Bangli to arrange the existence of closed-box-pick up vehicles to create the good rural transportation, quickly, precise, peaceful, rely on and cheap.
Kata Kunci : Kendaraan barang,Bak tertutup,Kualitas pelayanan angkutan,Angkutan pedesaan,Closed-box-pick up vehicles,Quality of rural transportation services