Laporkan Masalah

Pengaruh penggunaan aspal pertamina AC 60/70 dan aspal Shell AC 60/70 terhadap modulus kekakuan campuran beton aspal (spesifikasi Bina Marga 2007) dikaitkan dengan temperatur pemadatan

UTOMO, Bernardi, Ir. Djoko Murwono, M.Sc

2008 | Tesis | S2 Magister Sistem dan Teknik Transportasi

Saat ini ada anggapan bahwa kinerja aspal Pertamina lebih rendah daripada aspal impor sehingga penggunaan aspal impor di Indonesia masih cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja aspal Pertamina dibandingkan dengan aspal Shell (aspal impor) dengan mengkaji salah satu parameter kualitas aspal yaitu modulus kekakuan campuran. Modulus kekakuan campuran sangat tergantung pada temperatur saat pemadatan. Untuk itu perlu dilakukan uji laboratorium guna mengetahui pengaruh penggunaan aspal Pertamina dan Shell dan pengaruh variasi temperatur pemadatan terhadap modulus kekakuan campuran. Penelitian dilakukan terhadap aspal produksi Pertamina AC 60/70 dan Shell AC 60/70 berdasarkan Spesifikasi Bina Marga 2007. Agregat yang digunakan bergradasi yang sama dan diambil dari quarry yang sama. Benda uji dibuat berdasarkan kadar aspal optimum dengan temperatur pencampuran berdasarkan viskositas 0,2 Pa.s dan temperatur pemadatan berdasarkan viskositas 0,4 Pa.s, 0,72 Pa.s dan 3,75 Pa.s. Pengukuran volumetrik dilakukan terhadap benda uji dan selanjutnya dilakukan pengujian Indirect Tensile Modulus (pengujian tarik tak langsung modulus atau pengujian ITM) terhadap benda uji dengan menggunakan alat Universal Materials Testing Apparatus (UMATTA) pada temperatur pengujian 45ºC dan lama pembebanan 0,06 detik. Perhitungan empiris dengan metode Brown dan Brunton dilakukan untuk mengetahui pengaruh temperatur pengujian dan lama pembebanan terhadap modulus kekakuan campuran. Hasil pengujian ITM menunjukkan bahwa, pada temperatur pengujian 45oC dan lama pembebanan 0,06 detik, peningkatan temperatur pemadatan berdasarkan viskositas 3,75 Pa.s, 0,72 Pa.s dan 0,4 Pa.s meningkatkan modulus kekakuan campuran dengan aspal Pertamina dari 326,85 MPa menjadi 499,55 MPa dan juga meningkatkan modulus kekakuan campuran dengan aspal Shell dari 443,45 MPa menjadi 593,05 MPa. Dari hasil perhitungan empiris dapat disimpulkan bahwa peningkatan temperatur pengujian akan menurunkan nilai modulus kekakuan campuran, demikian pula peningkatan lama pembebanan akan menurunkan nilai modulus kekakuan campuran. Pada variasi temperatur pemadatan, variasi temperatur perkerasan dan variasi lama pembebanan, modulus kekakuan campuran dengan aspal Shell selalu lebih besar dari modulus kekakuan campuran dengan aspal Pertamina.

Nowadays, there is a prejudice that Pertamina asphalt performance is lower than imported asphalt so that the using of imported asphalt in Indonesia is still excessive. The goal of this research is to know Pertamina asphalt performance compared with Shell asphalt (imported asphalt) by evaluating one of asphalt quality parameters that is stiffness modulus of mixture. Stiffness modulus of mixture highly depends on temperature during compaction. Therefore it is necessary to perform laboratory test to know the influence of using Pertamina asphalt and Shell asphalt and to know the influence of compaction temperature variation to the stiffness modulus of mixture. The research is done to Pertamina asphalt AC 60/70 and Shell asphalt AC 60/70 based on Bina Marga 2007 Specification. The aggregates that are used have same gradation and are taken from the same quarry. The specimens are made based on optimum asphalt content with mixing temperature is based on 0.2 Pa.s viscosity while compaction temperatures are based on 0.4 Pa.s, 0.72 Pa.s, and 3.75 Pa.s viscosities. Volumetric test is done to the specimens, then Indirect Tensile Modulus (ITM) test is performed by using Universal Materials Testing Apparatus (UMATTA) at test temperature of 45oC and loading time of 0,06 second. Empirical calculation using Brown and Brunton method is done to know the influence of test temperature and loading time to stiffness modulus of mixture. The result of ITM test shows that, at test temperature of 45oC and loading time of 0.06 second, the increasing of compaction temperatures based on 3.75 Pa.s, 0.72 Pa.s, and 0.4 Pa.s viscosities increases stiffness modulus of mixture with Pertamina asphalt from 326.85 MPa to 499.55 MPa, and also increases stiffness modulus of mixture with Shell asphalt from 443.45 MPa to 593.05 MPa. From the result of empirical calculation, it can be concluded that the increasing of test temperature reduces stiffness modulus of mixture and also the increasing of loading time reduces stiffness modulus of mixture. In case of compaction temperature variation, test temperature variation, and loading time variation, stiffness modulus of mixture with Shell asphalt is always greater than stiffness modulus of mixture with Pertamina asphalt.

Kata Kunci : Aspal Pertamina,Aspal Shell,Modulus kekakuan campuran,Pengujian ITM,UMATTA,Temperatur pemadatanViskositas,Perhitungan empiris,Temperatur pengujian,Lama pembenahan, Pertamina asphalt, Shell asphalt, stiffness modulus of mixture, ITM test, UMATTA, compactio


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.