Dinamika perkawinan adat masyarakat Arfak Suku Meyah di Kampung Yoom Nuni Distrik Manokwari Utara Kabupaten Manokwari
DOWANSIBA, Yusak, Drs. Djoko Suseno, S.U
2008 | Tesis | S2 SosiologiMasyarakat Arfak, Suku Meyah yang berada di Distrik Manokwari Utara, Kabupaten Manokwari merupakan salah satu bagian dari masyarakat Papua yang memiliki dan memegang teguh adat istiadat perkawinan. Perkawinan dalam masyarakat bukan hanya sebuah ikatan yang mempertalikan hubungan antara laki-laki dan perempuan melainkan juga membangun sebuah ikatan kekerabatan yang sangat besar. Adat perkawinan masyarakat Arfak memegang kuat prinsip-prinsip perkawinan dalam hal perjodohan, peminangan dan mas kawin. Namun sejalan dengan perkembangan zaman terjadi proses akulturasi budaya yang menyebabkan masuknya budaya baru dan berpengaruh pada adat perkawinan masyarakat Arfak. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana dinamika perjodohan dalam adat perkawinan masyarakat Arfak, Suku Meyah, Distrik Manokwari Utara, Kabupaten Manokwari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi terhadap masyarakat Arfak atau pihak-pihak yang terlibat dalam prosesi adat perkawinan masyarakat Arfak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat ini prinsip-prinsip yang dipegang dalam adat perkawinan masyarakat Arfak telah mengalami dinamika perubahan. Dinamika terjadi pada nilai perjodohan yang bergeser oleh dan mentolerir keberadaan pacaran pada anak muda Arfak dan variasi mas kawin yang diberikan serta nilai mas kawin yang bisa ditukar dengan uang dan barang-barang modern seperti barang-barang elektronik, motor dan mobil. Proses dinamika perubahan adat perkawinan masyarakat Arfak pada dasarnya diakibatkan oleh proses migrasi dan akulturasi kebudayaan yang terjadi di lingkungan Arfak, Suku Meyah, Distrik Manokwari Utara, Kabupaten Manokwari. Papua Barat.
Arfak Community, Menyah Ethnic, in North Manokwari Subdistrict, Manokwari Regency is one of the communities in Papua with a rigidly held and pursued customary marriage. A marriage in the community is not only a bond that ties a male and a female in a family, but also builds a much highly large kinship. The customary marriage in the Arfak community is based on the principles of marriage such as mating, asking for marriage and dowry. However, as time progresses, the process of cultural acculturation increases that results in the introduction of new culture and influences the customary marriage of the Arfak community. This study is conducted to find out how the dynamic in the customary marriage of the Arfak community, Menyah Ethnic, North Manokwari Subdistrict, Manokwari Regency. It uses a descriptive method by using a qualitative approach. Data of the study are obtained by using an in-depth interview, observation, and documentation concerning the Arfak community or other relevant parties involved in a procession of the customary marriage of the Arfak community. Result of the study indicates that at present the principles rigidly pursued in the customary marriage of the Arfak community has gradually undergone many dynamical changes. The dynamics are such as in the value of mating being increasingly tolerant to the dating among younger generation of the Arfak community, various dowries given, and the dowry exchangeable with money or other modern objects for example electronic ones, vehicles, and car. The process of changes in the customary marriage of the Arfak community was essentially due to the migration and cultural acculturation processes in surrounding of the Arfak community, Menyah Ethnic, North Manokwari Subdistrict, Manokwari Regency, West Papua.
Kata Kunci : Adat perkawinan masyarakat Arfak,Suku Meyah,Perjodohan,Peminangan,Mas kawin dan akulturasi budaya, Customary Marriage of the Arfak Community, Menyah Ethnic, Mating, Asking for Marriage, Dowry, Cultural Acculturation