Kecepatan penyerapan zat organik vinase dengan eceng gondok dan lumpur aktif

HERMAWATI, Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng

2008 | Tesis | S2 Teknik Kimia

Limbah vinase dengan konsentrasi zat organik yang tinggi merupakan hasil samping produksi alkohol dari molase, berpotensi mencemari dan merusak lingkungan sehingga harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan. Eceng gondok dimanfaatkan untuk pengolahan limbah vinase. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan konsentrasi vinase maksimum di mana eceng gondok masih dapat tumbuh dan kecepatan penyerapan zat organik vinase menggunakan eceng gondok (Eichhornia crassipes) tanpa lumpur aktif dan dengan lumpur aktif. Eceng gondok ditanam pada limbah vinase dalam bak berukuran 115 cm x 76 cm x 35 cm. Tinggi larutan vinase 31,5 cm. Dua perlakuan yang lain pada vinase adalah memberi lumpur aktif, dan ditanami eceng gondok kombinasi dengan lumpur aktif. Massa eceng adalah sekitar 800 g. Larutan vinase diaduk menggunakan pompa agar homogen. Konsentrasi awal vinase antara 744 – 1880 mg/L. Setiap hari sampel diambil untuk dianalisis COD-nya, selama 8 hari Hasil penelitian menunjukkan bahwa eceng gondok dapat tumbuh pada vinase dengan konsentrasi COD maksimum 1948 mg/L. Dengan model yang diajukan, kecepatan penyerapan zat organik (RE ) oleh eceng gondok adalah "rumus" (mg/mg eceng gondok)/jam, di mana nilai kr/H = 1,83x10-6/(mg/L)jam untuk penanaman eceng gondok tanpa lumpur aktif dan kr/H = 2,89 x 10-6 /(mg/L)jam untuk penanaman eceng gondok kombinasi dengan lumpur aktif. Cl adalah konsentrasi zat organik di larutan, H tetapan Henry. Kecepatan penyerapan oleh eceng gondok kombinasi dengan lumpur aktif lebih besar daripada kecepatan penyerapan oleh eceng gondok tanpa lumpur aktif. Kecepatan penyerapan ini berlaku pada konsentrasi vinase berkisar antara 104 – 1880 mg/L dan konsentrasi lumpur aktif X berkisar 504 -520 mg/L. Efisiensi penyerapan eceng gondok sekitar 39,65 - 78,27% dan kombinasi eceng gondok dengan lumpur aktif sekitar 52,34 – 78,57%.

High concentration of organic vinasse is waste of alcohol plant from molasses, which has a potency to environmental contamination. Water hyacinth can be utilized to treat the vinasse waste. The aim of this research is to obtain the maximum concentration in which water hyacinth can survive and the uptake rate of organic vinasse by water hyacinth (Eichhornia crassipes) without activated sludge and combined with activated sludge. Water hyacinth was planted in vinasse solution in a wooden basin (115 x 76 x 35 cm3). The height of wastewater in the basin was 31.5 cm. Two other treatment were using activated sludge, and planting water hyacinth combined with activated sludge. Water hyacinth mass is around 800g. Initial concentrasion vinasse was between 744 – 1880 mg/L. Samples were taken and analyzed its COD daily, within 8 days. The result indicated that water hyacinth can grow at vinase solution with a maximum of COD 1948 mg/L. With model proposed, uptake rate of organic compound (RE ) by water hyacinth is "formula" (mg/mg water hyacinth)/hour, where kr/H = 1.83x10-6/(mg/L)hour and 2.89x10-6/(mg/L)hour for vinasse treatment with water hyacinth without activated slugde and water hyacinth combination with activated sludge, respectively. Cl is concentration of an organic compound in vinasse solution, H is Henry coefficient. The uptake rate for planting water hyacinth combination with activated sludge in vinasse is higher than that for planting water hyacinth without activated sludge. The uptake rate is valid at concentration of vinasse around 108 – 1880 mg/L and activated sludge concentration around 504 – 520 mg/L The efficiency of uptake by water hyacinth is around 39.65 – 78.27% and 52.34 – 78.57% for water hyacinth combination with activated sludge.

Kata Kunci : Kecepatan penyerapan,Vinase,Eceng gondok,Lumpur aktif,The uptake rate, vinasse, water hyacinth, and activated slugde