Identifikasi lahan gambut menggunakan citra termal Landsat-7 ETM(plus) di Kota Palangkaraya dan sekitarnya
ABRIANTO, Heri, Ir. Christine Noegroho Kartini, S.U.Pj
2008 | Tesis | S2 Teknik GeomatikaPenelitian ini dilakukan dengan latar belakang adanya kesulitan dalam mengidentifikasi batas unsur-unsur kemampuan tanah pada kegiatan pemetaan kemampuan tanah Badan Pertanahan Nasional. Di dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/KaBPN No. 1 tahun1997 disebutkan bahwa metode pemetaan dilakukan dengan cara pengamatan langsung dilapangan, cara lain yang disebutkan adalah penggunaan citra satelit. Salah satu unsur kemampuan tanah yang memungkinkan untuk dapat diidentifikasi menggunakan citra satelit adalah lahan gambut. Lahan gambut memiliki karakteristik yang dapat dijadikan parameter identifikasi menggunakan citra termal. Salah satu data citra yang mempunyai saluran termal adalah citra Landsat 7 ETM+. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah lahan gambut dapat diidentifikasi menggunakan citra termal Landsat 7 ETM+. Pada dasarnya proses pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap yang utama melakukan identifikasi lahan gambut menggunakan citra termal (band 6) Landsat 7 ETM+ dengan metode density slice melalui tingkat kecerahan nilai piksel kedalam tiga klas (klas lahan gambut, klas tubuh air, klas lahan kering). Sedangkan tahap yang kedua melakukan analisis data kuantitatif citra termal melalui proses klasifikasi citra komposit band 542 dengan metode klasifikasi terbimbing maximum likelihood untuk memperoleh informasi penutup lahan dalam kaitannya untuk mengetahui nilai emisivitas obyek serta proses perhitungan merubah nilai piksel kedalam nilai temperatur radian dan temperatur kinetik obyek. Akurasi hasil identifikasi lahan gambut dihitung menggunakan overall accuracy, kesalahan omisi dan kesalahan komisi. Data yang digunakan untuk menguji akurasi hasil identifikasi lahan gambut berupa hasil checking lapangan. Lokasi penelitian berada di wilayah Kota Palangkaraya dan sekitarnya Propinsi Kalimantan Tengah. Seluruh proses pelaksanaan penelitian dilakukan menggunakan perangkat lunak Er Mapper versi 7.0, ENVI versi 4.0, Arcview versi 3.3 Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan gambut dapat diidentifikasi menggunakan citra termal melalui tingkat kecerahan nilai piksel dengan tingkat akurasi sebesar 76,7% setelah dibandingkan dengan hasil checking lapangan. Kesalahan omisi dan komisi yang terjadi pada klas lahan gambut sebesar 20% (omisi), 38,5% (komisi) sedangkan pada klas tubuh air sebesar 50% (omisi), 28,6% (komisi). Penelitian ini juga mencatat bahwa kesalahan omisi dan komisi terjadi karena adanya kedekatan nilai suhu rata-rata pada klas lahan gambut dan tubuh air yaitu pada suhu 27,171ºC dan suhu 26,751ºC.
This study was taken with many difficulties in identifying limits of land ability for mapping land ability in Badan Pertanahan Nasional. Within Regulation of Menteri Negara Agraria / KaBPN No. 1 of 1997, it is stated that method used for mapping is field observation, other is satellite image. One element of land abilities may be identified using satellite image is peatland. Peatland has characteristics which can be used as parameter for identification with thermal image. One of image data with thermal access is Landsat 7 ETM+ image. This study aims to know whether peatland can be identified using thermal image of Landsat 7 ETM+. Actually, this study consisted of two stages. The main one identifies peatland using thermal image (band 6) of Landsat 7 ETM+ with density slice method through brightness rate of pixel value into three classes (peatland, water body, and barrend land classes). Whereas, second stage is analysis of quantitative data from thermal image through classification of band 542 composite using supervised classification maximum likelihood method to obtain information of land cover in order to know emissivity value of the object and calculation process change pixel value into radian temperature value and object kinetic temperature. The accuracy of peatland identification is measured using overall accuracy, omission error and commission error. Data used to test the accuracy is formed of field checking result. The study was located in Palangkaraya city and around Central Kalimantan province. All processes within this study were taken using Er Mapper software version 7.0, ENVI version 4.0, and Arcview version 3.3. The result suggested that peatland can be identified using thermal image through brightness rate of pixel value with accuracy of 76,7% after compared with the result from field checking. Omission error and commission error found in peatland class were 20% (omission) and 38,5% (commission); while in water body class it were 50% (omission) and 28,6% (commission). This study also reported that omission error and commission error were happened due to closeness of average temperature values between peatland class and water body class, i.e. in 27,171oC and 26,751oC.
Kata Kunci : Lahan gambut,Landsat 7 ETM(plus),Citra termal,Density slice, Peatland, Landsat 7 ETM+, thermal image, density slice.