Laporkan Masalah

Evaluasi penggunaan tanah terhadap rencana detail tata ruang Kota Semarang dengan memanfaatkan citra QuickBird :: Studi kasus pada bagian wilayah kota (BWK) VI Kecamatan Tembalang

SABNGIARSO, Ichlas, Ir. Sumaryo, M.Si

2008 | Tesis | S2 Teknik Geomatika

Sebagai pedoman dan pengendali pemanfaatan ruang kota, Pemerintah Daerah Kota Semarang telah menyusun Rencana Umum Tata Ruang Kota Semarang (RUTRW) tahun 2000-2010. Untuk menjabarkan RUTRW ini Pemerintah Daerah Kota Semarang juga telah memiliki Rencana Detail Tata Ruang Kota Semarang (RDTRK) tahun 2000-2010 sebagai arahan rinci pemanfaatan ruang kota dalam rangka mewujudkan program sektor kota. Pertumbuhan penduduk rata-rata di Kota Semarang selama kurun waktu tahun 1999-2004 adalah sebesar 1,43%/tahun. Pertumbuhan dan perkembangan Kota Semarang yang pesat berakibat pada adanya penyimpangan penggunaan tanah terhadap rencana peruntukkan tanah sesuai RDTRK Semarang yang telah disusun. Untuk mengetahui adanya penyimpangan penggunaan tanah dan menilai keberhasilan rencana peruntukkan penggunaan tanah dalam RDTRK ini perlu dilakukan evaluasi. Kegiatan evaluasi penggunaan tanah terhadap RDTRK dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh, khususnya citra Quickbird. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan peta penggunaan tanah wilayah penelitian (Kecamatan Tembalang) melalui proses pengolahan citra Quickbird tahun 2007 dan mengetahui penyimpangan penggunaan tanah terhadap rencana penggunaan tanah sesuai RDTRK Semarang khususnya BWK VI Kecamatan Tembalang. Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data citra Quickbird wilayah Kecamatan Tembalang tahun 2007. Metode yang digunakan adalah dengan interpretasi citra secara visual dan melakukan digitasi on screen. Proses digitasi dilakukan bersamaan dengan identifikasi obyek dengan cara mendelineasi batas obyek dan memberikan data atribut obyek. Hasil pengolahan citra Quickbird berupa peta penggunaan tanah digunakan untuk analisis perbandingan luas penggunaan tanah dengan luas rencana penggunaan tanah dalam RDTRK dan penyimpangan penggunaan tanah melalui proses tumpang susun antara peta penggunaan tanah tersebut dengan peta rencana penggunaan tanah dalam RDTRK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rencana penggunaan tanah dalam RDTRK di wilayah penelitian belum dapat diwujudkan seluruhnya dan terjadi penyimpangan penggunaan tanah terhadap RDTRK tersebut. Peruntukkan untuk permukiman seluas 2.776,376 Ha hanya dijumpai di lapang seluas 1.159,025 Ha, peruntukkan untuk pertanian seluas 355,776 Ha di lapang terdapat seluas 1.682,746 Ha, peruntukan untuk konservasi seluas 244,61 Ha dijumpai seluas 194,436. Areal yang diperuntukkan untuk konservasi digunakan untuk permukiman, tempat pemakaman umum, perguruan tinggi, tanah kosong. Peruntukkan untuk perguruan tinggi seluas 119,843 Ha dilapang terdapat hanya 111,126 Ha, peruntukkan untuk tempat pemakaman umum seluas 139,518 Ha dijumpai dilapang seluas 75,338 Ha, untuk olah raga dan rekreasi seluas 56,797 Ha dijumpai seluas 88,305 Ha, untuk pendidikan seluas 35,432 Ha terealisasi seluas 18,956 Ha, peribadatan seluas 9,982 Ha dijumpai seluas 2,760. Rencana untuk tempat pembuangan akhir, terminal belum terwujud. Pengembangan wilayah penelitian yang diarahkan pada Kelurahan Meteseh dan Kelurahan Bulusan belum dapat terealisasi.

As a guideline and control of land use in Semarang city, the Local Government of Semarang City develops Land Use and Area General Plan (RUTRW) of Semarang City for the years 2000-2010. In order to describe the RUTRW, there is Land Use and Area Detail Plan (RDTRK) for the years 2000-2010 as a direction of land use in the frame of realizing the city sector program. The average population growth in Semarang City during the period of 1999-2004 was 1.43% per year. Fast growth and development of Semarang City result in deviation of land use due to the land allocation plan actualizing in the established RDTRK. In order to know the deviation of land use and to assess of the land use allocation plan in RDTRK, an evaluation must be done. The activity of land use evaluation can be done by using remote sensing technology, especially Quickbird image. This research is aiming to produce the landuse map in the research area (Tembalang Sub District) through the processing of Quickbird image and to know the deviation of the land use due to land use plan according to RDTRK of Semarang City, especially BWK VI (Tembalang Sub District). This research was done by processing Quickbird image data of Tembalang Sub District area year 2007. The method was interpreting the image visually and screen digitation. Digitation process is done simultaneously with object identification. Object identification is done by delineating the object limit and giving object attribute data. The result of Quickbird image processing is land use map. This map used as a tool to analysis the comparison the width of the land use and the width of land use plan in RDTRK and the deviation of the land use through overlaying this map and the landuse map in RDTRK. The results of this research show that the land use plan in RDTRK cannot be realized entirely and there is deviation of land use due to the RDTRK. Allocation for dwelling place as wide as 2,776.376 hectares is only found in the existing area as wide as 1,159.025 hectares. Allocation for agriculture as wide as 355.776 hectares in the existing is as wide as 1,682.746 hectares. Allocation for conservation as wide as 244.61 hectares is found as wide as 194.436. The conservation area found to be allocated as dwelling place, public cemetery, university, vacant land. Allocation for universities as wide as 119.843 hectares is found in the existing area to be 111.126 hectares. Allocation for public cemetery as wide as 139.518 hectares is found as wide as 75.338 hectares only; for sport and recreation as wide as 56.797 hectares is found to be 88.305 hectares; for education as wide as 35.432 hectares is realized as wide as 18.956 hectares, praying place as wide as 9.982 hectares is found as wide as 2.760 hectares. Allocation for the garbage disposal area (TPA), bus station has not been realized. The direction of the growth research area is not match with the direction instructed by RDTRK. Finally, this research found that RDTRK has not yet fullfilled by local government.

Kata Kunci : evaluasi, penggunaan tanah, RDTRK, citra Quickbird, evaluation, land use, Quickbird image


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.