Analisis perataan jaringan pada kerangka dasar kadastral nasional orde-3 :: Studi kasus pengukuran KDKN orde-3 tahun 2007 di Kabupaten Gunungkidul, Propinsi DI. Yogyakarta
PUTRANINGTYAS, Margaretha Elya Lim, Leni Sophia Heliani, ST., M.Sc., D.Sc
2008 | Tesis | S2 Teknik GeomatikaBadan Pertanahan Nasional Republik Indonesia membangun jaring Kerangka Dasar Kadastral Nasional (KDKN) orde-3 dengan kerapatan 1-2 km menggunakan teknologi GPS. Pembangunan dan pengembangan KDKN orde-3 idealnya dilaksanakan secara serentak atau gabungan dan tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Namun demikian, karena keterbatasan-keterbatasan tertentu maka pembangunan KDKN orde-3 dilaksanakan secara bertahap/terpisah dalam wilayah tertentu menurut skala prioritas. Untuk mengetahui tingkat presisi (kelas C) dan akurasi jaringan (orde-3) KDKN orde-3 diikatkan pada titik kontrol yang lebih tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil hitung perataan antara jaring terpisah dan gabungan, baik koordinat dan ketelitiannya, status kelas dan orde jaringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hasil hitung perataan secara terpisah dan gabungan terhadap 2 (dua) buah jaring KDKN orde-3 yang pengukurannya dilakukan pada periode yang berbeda. Lokasi penelitian adalah Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk dua buah jaring yang pengukurannya dilakukan pada 2007 di lokasi yang berbeda dan letaknya berdekatan (Jaring I dan Jaring II). Pengukuran Jaring I dilaksanakan pada tanggal 15 sampai dengan 25 Agustus 2007 dan Jaring II dilaksanakan pada tanggal 11 sampai dengan 18 September 2007. Hitung perataan dilakukan terhadap jaringan terpisah dan gabungan dengan metode minimum constraint dan more than minimum constraint. Perangkat lunak yang digunakan adalah Geogenius V. 2.00 dan Mathlab 7. Analisis kualitas jaring meliputi presisi dan kehandalan jaringan. Analisis klasifikasi kelas dan orde dilakukan dengan cara membandingkan panjang sumbu panjang elips kesalahan relatif sesuai Standard Nasional Indonesia. Berdasarkan uji Tau pada perataan jaring tidak ditemukan adanya outlier. Secara keseluruhan, baik klasifikasi kelas maupun orde untuk jaring terpisah dan gabungan tidak berbeda. Berdasarkan klasifikasi kelas C, seluruh titik pada jaring I dan jaring gabungan dengan titik ikat 13002 pada perataan minimum constraint memenuhi syarat kelas C sedangkan sebagian titik dari jaring II, jaring gabungan dengan titik ikat 13001 dan dengan titik ikat 13004 tidak memenuhi. Jaring yang keseluruhan titiknya memenuhi persyaratan orde-3 adalah jaring I, sedangkan sebagian titik dari jaring II, jaring gabungan dengan kombinasi titik ikat 13001, 13002 dan 13004 tidak memenuhi persyaratan orde-3. Klasifikasi kelas dan orde ini dipengaruhi oleh titik ikat yang digunakan dalam perataan jaringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan derajat kepercayaan 95% tidak terdapat perbedaan terhadap koordinat hasil hitung perataan jaring terpisah dan gabungan. Dengan demikian perataan secara terpisah dapat digunakan untuk membangun KDKN orde-3.
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (National Land Agency of Republic Indonesia) has developed Kerangka Dasar Kadastral National (KDKN) Orde-3 (Ordo-3 National Cadastral Base Frame) with the density of 1-2 kilometer using GPS technology. The development of KDKN Orde-3 should be done simultaneously and covered the whole area of Indonesia. However, due to certain limitations the development of KDKN Orde-3 had been done gradually and partially for certain areas based on scale of priority. KDKN Orde-3 was tied to the higher control point in order to know the network precision level (C class) and accuracy (Ordo-3). This research attempted to find out the consistency of the adjustment results between partial and simultaneous network, as well as coordinate accuracy, class state and network ordo. This research aimed to evaluate the adjustment results of partial and simultaneous network of the KDKN Orde-3 which had been measured within different period of time. The research was done in Gunung Kidul Municipality within the Special Province of Yogyakarta. Two networks have been chosen. The locations between Network I and Network II were close to each other. Network I was measured during the period of 15 to 25 August 2007 and Network II was measured during the period of 12 to 18 September 2007. The adjustment calculation was done to both partial and simultaneous network using minimum constraint and more than minimum constraint methods. Software utilized in this research were Geogenius V.2.00 and Mathlab 7. Network quality analysis includes coordinate accuracy and network reliability. Class and ordo classification analysis was done by comparing the semi mayor axis error ellipse in accordance with Indonesia National Standard. Based on Tau test of the network adjustment results, the outlier was not found. Based on C classification , all points on Network I and joined network with control point 13002 for minimum constraint adjustment met the C class requirement. While, some points from Network II, simultaneous network with control point 13001 and 13004 did not meet the requirement. All points of Network I met the requirement of ordo-3 and some of points of Network II, simultaneous network with combination of control point 13001, 13002 and 13004 did not meet the Ordo-3 requirement. It can be said that there is no difference between class classification and ordo both for separated and joined network. Class and ordo classification were influenced by control point used within network adjustment. The results of the research indicated that with the confidence level of 95% there is no difference between coordinate of partial and simultaneous networks adjustment results. It can be concluded that partial adjustment can be used to develop KDKN Orde-3.
Kata Kunci : Jaring terpisah,Jaring gabungan,Kelas C,Orde,3,partial network,simultaneous network,adjustment,C class, ordo-3