Evaluasi ergonomi nilai ambang batas fisik di tempat kerja dengan pendekatan quality function deployment (QFD) dan fuzzy logic

WIDIASTUTI, Retno, Ir. Rini Dharmastiti, M.Sc., Ph.D

2008 | Tesis | S2 Teknik Mesin

Faktor fisik di tempat kerja dapat berpengaruh terhadap kinerja pekerja, produktivitas, dan keselamatan kerja. Faktor fisik yang dimaksud adalah keadaaan fisik suatu tempat kerja yang meliputi kebisingan, temperatur, pencahayaan, kelembaban udara, getaran, radiasi sinar ultra violet, gelombang elektromagnetik, warna, serta bau-bauan. Nilai ambang batas fisik lingkungan kerja di Indonesia diatur dalam SNI 16-7063-200 dan SK MENAKER RI nomor KEP-51/MEN/1999 , tentang Nilai Ambang Batas (NAB) Faktor Fisika Di Tempat Kerja. Dalam peraturan tersebut penentuan NAB temperatur menggunakan ISBB (Indeks Suhu Bola Basah) atau WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) yang dikeluarkan ACGIH (American Conference of Governmental Industrial Hygienists) tanpa didahului dengan penelitian yang memadai, serta tidak ada pembuktian secara ilmiah bahwa penerapan NAB ini sesuai dengan kondisi pekerja dan lingkungan di Indonesia. Metode yang digunakan adalah Quality Function Deployment (QFD) dan Fuzzy Logic . QFD digunakan untuk mengetahui keinginan tenaga kerja dalam menentukan NAB (temperatur dan kebisingan) Fuzzy Logic digunakan untuk menentukan besarnya NAB. Kemudian dilakukan uji coba hasil analisis kedua metode tersebut di laboratorium ergonomi Jurusan Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada. NAB fisik hasil penelitian domain KEP-51/MEN/1999 adalah sebagai berikut: NAB temperatur untuk beban kerja ringan mengalami penurunan ratarata sebesar 0,760 C, sedangkan NAB temperatur untuk beban kerja sedang mengalami penurunan rata-rata sebesar 0,650 C. NAB kebisingan mengalami penurunan rata-rata sebesar 2,45 dB. NAB fisik hasil penelitian domain Kuisioner adalah sebagai berikut: NAB temperatur mengalami penurunan ratarata sebesar 5,30 C. NAB kebisingan mengalami penurunan rata-rata sebesar 4,09 dB.

Physical factor in workplaces could affect worker performance, productivity, and safety. Physical factor is the condition of workplace which includes noise, temperature, electromagnetic, color, and smell. Threshold Values of work environment in Indonesia are regulated on SNI 16-7063-200 and SK MENAKER RI no. KEP-51/MEN/1999, about Physical Factor Threshold Values or NAB (Nilai Ambang Batas) in workplaces. In that regulation, NAB temperature determination are using (WBGT) Wet Bulb Globe Temperature Index issued by ACGIH (American Conference of Governmental Industrial Hygienist) without sufficient researches, also there are no scientific evidence that this NAB are adequate to be applied in Indonesia. The methods used in this research are Quality Function Deployment (QFD) and Fuzzy Logic. QFD is used to determine user worker needs in determining NAB (temperature and noise), Fuzzy Logic is used to determine NAB. Test of analysis on those methods are conducted in the laboratory of ergonomics, Dept. of Industrial Engineering Gadjah Mada University. NAB values based on KEP-51/MEN/1999 domain research are as follows: Temperature NAB for light workload decrease by 0,760 C while for medium workload decrease by 0,650 C. NAB on noise exposure is decrease by 2,45 dB. NAB values based on quitionare domain research are as follows: Temperature NAB decrease by 5,30 C. NAB on noise exposure is decrease by 4,09 dB.

Kata Kunci : NAB,Temperatur,Kebisingan,QFD,Beban kerja,NAB,temperature,noise, QFD, fuzzy logic,workload