Analisis Efisiensi teknik sektor kesehatan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
BARIKATUMINALLOH, Dr. Samsubar Saleh, M.Soc.Sc
2008 | Tesis | S2 Ilmu ekonomiPenelitian ini berjudul Analisis Efisiensi Teknik Sektor Kesehatan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menelaah lebih dalam mengenai bagaimana efisiensi teknik sektor kesehatan kabupaten dan kota di DIY. Analisis dalam penelitian ini terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama menganalisis efisiensi teknik sektor kesehatan kabupaten dan kota di DIY pada tahun 2002 – 2006 dengan menggunakan alat analisis DEA asumsi VRS dan CRS. Tahap kedua meregres nilai efisiensi teknik hasil penghitungan pada tahap pertama, asumsi VRS dan orientasi input, terhadap variabel independen menggunakan metode fixed effect pooling analysis. Data yang digunakan dalam DEA terbagi dalam dua variabel yaitu variabel input dan variabel output. Variabel input meliputi rasio dokter, rasio perawat dan bidan, dan juga rasio tempat tidur pasien terhadap 1000 penduduk, sedangkan variabel outputnya adalah Infant Survival Rate / ISR, Maternal Survival Rate, dan angka harapan hidup atau life expectancy at birth. Sementara data yang digunakan untuk regresi adalah efisiensi teknik sebagai variabel dependen, yang diperoleh dari hasil perhitungan DEA, menggunakan asumsi Variable Return to Scale (VRS) dan orientasi input, sedangkan variabel independen meliputi Tingkat pendidikan (di proxy dengan menggunakan persentase penduduk yang lulus SMA dan SMK ke atas), PDRB per kapita dan Anggaran pemerintah untuk kesehatan per kapita. Hasil penelitian pada tahap pertama menunjukan bahwa secara umum tingkat efisiensi sektor kesehatan kabupaten dan kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta cukup tinggi, dimana pada tahun 2006 tingkat efisiensi teknik empat kabupaten adalah 100 persen, kecuali Kota Yogyakarta yang mengalami penurunan efisiensi, dimana pada tahun 2006 hanya memiliki tingkat efisiensi sebesar 33,74 persen. Rendahnya tingkat efisiensi sektor kesehatan di Kota Yogyakarta memiliki arti bahwa seharusnya dengan menggunakan sumber daya atau input yang sama, Kota Yogyakarta bisa meningkatkan outputnya. Kota Yogyakarta dengan hanya memiliki tingkat efisiensi teknik sebesar 33,74 persen masih memiliki ruang yang luas untuk melakukan perbaikan tingkat kesehatan dengan menggunakan alokasi input yang sama. Analisis pada tahap kedua menunjukan bahwa PDRB per kapita dan anggaran pemerintah untuk sektor kesehatan per kapita mempengaruhi secara signifikan capaian efisiensi sektor kesehatan kabupaten dan kota, dimana PDRB per kapita memiliki pengaruh positif, sedangkan anggaran pemerintah untuk sektor kesehatan memiliki pengaruh negatif. Variabel tingkat pendidikan dalam penelitian ini tidak mempengaruhi secara signifikan tingkat efisiensi sektor kesehatan.
This Research entitle Technical Efficiency Analysis of Health Sector in Daerah Istimewa Yogyakarta Province. The reseach aim is how to know the technical efficiency of health sector in every region at DIY Province. This analysis is provided in two steps. The first one is technical efficiency of health sector in every region at 2002 – 2006 using DEA, VRS and CRS assumption. The second one is regressing DEA output technical efficiency scores, VRS assumptions and input orientation using fixed effect pooling analysis method. There are two variables data of DEA, input variables and output variables. Input variables include ratio of doctors, ratio of nurses and midwifes, and bed patients, per thousand habitants, while output variables are infant survival rate, maternal survival rate, and life expectancy at birth. While the used of regression data is technical efficiency scores, that takes from DEA, use VRS assumptions and input orientations. The independent variables are education level (approximity high school and university graduated percentage), GDP per capita and goverment health budget per capita. The first result of the research showing in general the level of health efficiency sector in every region in DIY is high enough, whereis in year 2006 the level of efficiency for four regions are 100 percent, except for Yogyakarta has decrease efficiency 33,74 percent. This is showing that Yogyakarta could be increasing their output, in this case is health level should be higher than before using the same inputs. Yogyakarta with 33,74 percent of technical efficiency level, still has lot space for improving the level of health with using the same input alocation. The second analysis showing that, GDP per capita and government budget for health sector per capita significantly influence the technical efficiency scores at every region. Whereis GDP per capita has positif influence, while the government budget for health sector per capita has negative influence. The variable of education level in this reseach doesn’t have influence the efficiency sector level of health significantly.
Kata Kunci : Efisiensi teknik DEA,Sektor kesehatan,technical efficiency, DEA, health sector