Profil sebaran merkuri di daerah penambangan emas Kecamatan Malifut, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara

Zam Zilkifli Zam, Chairil Anwar, Dr

2008 | Tesis | S2 Ilmu Kimia

Penelitian tentang profil sebaran merkuri (Hg) di Kecamatan Malifut Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara yang disebabkan oleh adanya penambangan emas tanpa ijin (PETI) dengan sistem pengolahan amalgam penting dilakukan. Mengingat sifat toksisitas merkuri yang berbahaya, maka perlu penanganan yang lebih efisien dan pengelolaan bahan galian yang ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah air sungai di kawasan penambangan emas Kecamatan Malifut sudah tercemar oleh merkuri, mengkaji apakah pencemaran oleh merkuri sudah melampaui Nilai Ambang Batas (NAB) yang telah ditentukan dan untuk mengetahui di sub-kawasan manakah yang terjadi pencemaran merkuri paling tinggi Penelitian dimulai dengan; mengumpulkan data sekunder yang terkait, memetakan lokasi aktivitas PETI, tempat proses amalgamasi dan mengumpulkan sampel air sungai. Analisis Hg menggunakan Spektrometer Serapan Atom (SSA). Hasil analisis sampel diolah dengan menggunakan metode univariat dan dibuat histogram setiap unsur. Kemudian dibuat peta sebaran setiap unsur berasarkan kelas-kelas tertentu sehingga diperoleh informasi nilai konsentrasi setiap unsur di setiap lokasi sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada sampel air sungai Kobok secara keseluruhan diduga telah terkontaminasi merkuri yang telah melampaui ambang batas. Konsentrasi tertinggi 75,18 μg/L terdapat di sekitar daerah pengolahan bijih emas, selain itu juga terdapat tingkat kontaminasi yang masih rendah yakni 0,03 μg/liter. Gejala ini terjadi akibat pembuangan tailing dari proses amalgamasi. Sedangkan di sungai Tabobo secara keseluruhan masih di bawah nilai ambang batas, dimana kandungan merkuri (Hg) tertinggi ditemukan sebesar 0,049 μg/liter dan ada juga yang di bawah limit deteksi atau no detected (ND). Jika data hasil analisis dibandingkan dengan standar baku mutu PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, PP No.18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun,dan Peraturan Menkes RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Baku Mutu Air Bersih.

The research of mercury distribution in Malifut district, North Halmahera Region, North mollucas Province caused by illegal gold mining activities (PETI) using the system of amalgam processing is worth to do. Due to the characteristics of the harmful toxicity mercury, it needs both efficient handling and environmentally friendly management. The goal of this research is to know whether river water in the gold mining area in Malifut District has been contaminated by the mercury. On the other hand, this research aimed at examining if the mercury contamination has reached beyond the determined intemperate the value of boundary threshold (NAB) and the sub-area with the highest degree of contamination of mercury. Steps of research begins with collecting the related secondary data, mapping the location of PETI’s activities, the place where the amalgam process happen and by collecting the river water sample as well. The water samples are then analyzed with univariate method to figure out the statistic and the histogram data. Then, the map of the distribution of each element based on particular classes in order to get information related to the value of concentration in every sampling location. The result of this research shows that in all water sample of Kobok river, the concentration of mercury is supposed to be beyond the limit, with the highest concentration of 75,18 μg/L founded around the gold mining area and also founded that the lowest level of contamination is 0,03 μg/L. This symptom happens because of the tailing waste of the amalgamtion process. Meanwhile in the Tabobo river generally founded that the contamination is below the limit where the highest mercury level (Hg) is 0.049 μg/L compared to the standard of limit detection, as stated in : PP No. 82 Tahun 2001 on the Management of the quality of water and the control of water contamination, PP No.18 Tahun 1999 about Dangerous and Poisoning Management of Material Waste, and Minister of Health Regulation RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 about Standard Clear Water Quality.

Kata Kunci : Merkuri, tambang emas, PETI, Mercury, Gold Mine