Respon pengobatan dan kejadian efek samping kinin pada pasien malaria di instalasi rawat inap RSUD Bontang Kalimatan Timur
RISTIAWATI, Nita, Mustofa, Prof., Dr., M.Kes., Apt
2008 | Tesis | S2 Ilmu FarmasiLatar Belakang: Malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi ancaman masyarakat di daerah tropis dan sub tropis. Kinin, suatu alkaloid sinkona telah digunakan secara luas sebagai antimalaria selama lebih dari 350 tahun. Namun sejak ditemukan klorokuin, penggunaan kinin untuk pengobatan malaria mulai ditinggalkan karena alasan efek sampingnya ( mual, kemuntahan, nyeri kepala, tremor, tinitus, penurunan dari mendengarkan, disforia, dan hipoglikemia). Pada jantung, kinin dapat memperpanjang interval QT pada EKG dan ventrikular aritmia. Mengikuti perkembangan resistensi yang meluas terhadap kloroquin, kinin kembali menjadi suatu anti malaria yang penting lagi. Pada malaria berat dan komplikasi, kinin intravena ( i.v.) injeksi direkomendasi sampai pasien mampu menggunakan formulasi oral. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kesesuaian indikasi dan dosis kinin, mengevaluasi respon klinik dan parasitologis kinin, monitoring efek samping yang timbul selama pemberian kinin pada penderita malaria di RSUD Bontang dan mengevaluasi interaksi kinin dengan obat lain yang dapat mempengaruhi respon pengobatan kinin dan meningkatkan kejadian efek samping kinin. Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan studi deskriptif, mengumpulkan data secara prospektif pada penderita malaria yang masuk RSUD Bontang selama periode 1 September 2007– 31 Januari 2008. Evaluasi Respon Pengobatan diperoleh dari rekam medik, pemeriksaan laboratorium, wawancara pasien dan pemeriksaan parasitologis selama 7 hari pengobatan kinin. Juga dilakukan monitoring efek samping berdasarkan data kualitatif, melalui pengamatan klinis sebelum dan setelah pasien menerima obat, dan wawancara dengan pasien. Data efek samping yang diperoleh dievaluasi kejadian efek samping berdasarkan algoritme naranjo untuk menentukan possible (score 1-4), probable( score 5-8) dan kepastian (definite) (score 9). Hasil dan kesimpulan: Ditemukan 20 pasien (55,56 %) tidak menderita komplikasi malaria berat karena itu kinin injeksi tidak diindikasikan untuk kasuskasus ini, sedangkan 16 pasien (44,44 %) menderita malaria berat yang dapat diindikasikan menggunakan kinin injeksi.Berdasarkan respon klinis 27 orang (75 %) keluar RS dan dinyatakan sembuh secara klinis, 2 orang meninggal (5,56 %) dan 7 orang (19,44 %) dinyatakan tidak sembuh. Pada respon parasitologis, 18 penderita (50 %) memberikan jumlah parasitologi 0 pada hari ke 7, 16 penderita (44,44 %) memberikan angka parasitogi masih positif. Sebanyak 32 pasien (88,89 %) mengalami efek samping kinin sedang 2 pasien (5,55 %) tidak sama sekali mengalami efek samping yang berarti. sebanyak 7 pasien (19,44 %) menerima cimetidin dimana 6 pasien (16,67 %) mengalami lebih dari 2 efek samping. Kemungkinan adanya pengaruh cimetidin pada klirens kinin sehingga kadar kinin dalam darah meningkat yang mungkin meningkatkan resiko kejadian efek samping kinin. Sebanyak 22 pasien menerima antasid (61 %) dimana 10 orang diantaranya (28 %) menunjukkan pemeriksaan parasitologis pada H7 masih positif. Antasid kemungkinan mengurangi efektivitas anti malaria kinin.
Background: Malaria represents one of the diseases that are endemic in tropical and subtropical countries. Quinine, the cinchona alkaloids have been the important antimalarial drugs for more than 350 years and it is widely used. But since the discovery of chloroquine, the use of quinine for malaria medication begins to be left due to its side effect like nausea, vomiting, head pain, tremor, tinnitus, hearing loss, dysphoria and hypoglycemia. For heart, quinine can prolong QT interval at ECG and ventricular aritmia. Due to the wide resistance of chloroquine, quinine returns to be an antimalaria again. In severe and complicated malaria, intravenous (i.v.) injections of quinine are usually recommended until the patient is able to take oral formulation. Objective: The objective of the research is to evaluate the appropriate quinine dose and indication, to evaluate the clinical and parasitological response and to monitor adverse event during quinine therapy to the malaria patient in RSUD Bontang and to evaluate quinine interaction with another drug that affect quinine responses and increase the side effects of quinine. Method: Research is conducted by using descriptive study, collecting data prospectively from malaria patient in RSUD Bontang from 1 September 2007 up to 31 January 2008. Response drug evaluation was collected from medical records, laboratory examinations, patient interviews and parasitological examinations during 7 days of quinine treatment. During this research, the monitoring of side effects was also done based on qualitative data, clinical observations before and after medication and patient interviews. The data of side effects collected from observations then are evaluated for the genesis of side effect by using Naranjo algorithm to define the level of possible (score 1 – 4), probable (score 5 – 8) and definite (score 9). Result and conclusion: 20 patients (55,56%) were not found to suffer from severe complication of malaria, therefore quinine injections were necessary for these cases. Another 16 patients (44,44%) suffered from severe malaria and needed quinine injections. Based on clinical response, 27 patients (75%) were declared recovered from malaria, 2 patients died (5,56%) and 7 patients (19,44%) were declared not yet recovered from malaria. Based on parasitological response, number of parasite on 18 patients (50%) reported to be 0 on D7, existence of parasites reported on 16 patients (44,44%). 32 patients (88,89%) suffered from quinine side effect and another 2 patients (5,56%) did not suffer the quinine side effect. About 7 patients (19,44 %) received cimetidin in which 6 patients (16,67 %) experiencing more than 2 side effects. This data shows possibility of cimetidin influence on quinine clearance that may cause the increase of quinine level which finally increase the risk of quinine side effects. About 22 patients received antacid (61 %) in which 10 patients (28 %) showed positive results on parasitologis H7. Antacid may lessen the effectivity of quinine.
Kata Kunci : kinin, malaria berat, efek samping, respon klinik, respon parasitologi, cimetidin, antasid, quinine, severe malaria, side effect, clinical response, parasitological response, cimetidine, antacid