Penentuan mutu etanolik herba patikan cina (Euphorbia thymifolia l.) dengan flavonoid total sebagai parameter utama
DINIATIK, Suwijiyo Pramono, Prof., Dr., DEA, Apt
2008 | Tesis | S2 Ilmu FarmasiHerba Euphorbia thymifolia L. telah dibuktikan mempunyai aktivitas farmakologi antiinflamasi, peluruh air seni, menghilangkan gatal, antioksidan, antiviral, antidiare, antidiabetes, laporan penelitian mengindikasikan bahwa senyawa yang berperan pada aktivitas ini adalah golongan senyawa flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan penyari etanol air yang paling optimal dengan menggunakan metode simplex lattice design dengan parameter mutu adalah kadar flavonoid total, kemudian diaplikasikan pada ekstraksi herba E. thymifolia yang berbeda tempat tumbuhnya. Selain itu juga untuk mengetahui kadar flavonoid total yang ditetapkan berdasarkan kadar kuersetin sebagai salah satu komponennya sebagai parameter standar ekstrak yang diproduksi sesuai dengan hasil optimasi. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi, metode simplex lattice design dilakukan dengan menggunakan tiga jenis komposisi penyari berupa etanol 94%, 47% dan akuades. Penetapan kadar flavonoid total menggunakan metode spektrofotometri dengan larutan pembanding rutin yang dihidrolisis, pereaksi geser AlCl3. Penetapan kadar kuersetin dan flavonoid total relatif terhadap kuersetin menggunakan metode KLT-densitometri dengan fase diam selulosa dan fase gerak asam asetat 50% serta pembanding kuersetin dalam metanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan simplex lattice design diketahui penyari yang terbesar menyari flavonoid total adalah etanol dengan kadar 94%. Kadar flavonoid total dengan metode spektrofotometri dari tertinggi ke yang paling rendah berturut-turut berasal dari daerah Banyumas 15,11 % (b/b), Sleman 10,42 % (b/b) dan Bantul 10,33 % (b/b). Hasil penetapan dengan metode KLT densitometri ekstrak etanolik 94%, untuk kadar kuersetin adalah Banyumas 0,44% (b/b), Sleman 0,43% (b/b), Bantul 0,41% (b/b), untuk kadar flavonoid total relatif terhadap kuersetin yaitu Bantul 4,11% (b/b)), Sleman 3,48% (b/b), dan Banyumas 3,09% (b/b). Analisis varian satu jalan pada taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan program SPSS 15.0. Hasil analisis data penetapan kadar flavonoid total dengan metode spektrofotometri menunjukkan bahwa herba E. thymifolia yang tumbuh di daerah Banyumas dengan Bantul dan Sleman berbeda bermakna, sedangkan Bantul dan Sleman tidak berbeda nyata. Hasil analisis data penetapan kadar kuersetin dan penetapan kadar flavonoid total relatif terhadap kuersetin dengan metode KLT densitometri ketiga daerah tidak berbeda bermakna.
Euphorbia thymifolia L. herbs has been investigated to possess pharmacological activity as antinflammatory, diuretic, antipruritus, antioxidant, antiviral, antidiarrhea, antidiabetic, reports indicate that the active constituent is flavonoid. This study propose to obtained optimal composition of ethanol-water as solvent of extraction by simplex lattice design method, with total flavonoid content as parameter of quality, that will be applied to extracted E. thymifolia herbs, that growth at different place. Then, determining total flavonoid content based on quercetin content, that is the one of compound as parameter of standardization of extract was produced using optimation yield. Maceration method was used for extraction, simplex lattice design method was applied by three compotition of solvent, there was an ethanol 94%, 47% and an aquadest. Determination of total flavonoid content used spectrophotometry method, hydrolysed rutin standard, aluminium chloride as bathocromic shift react. Determination of total quercetin content and relative content of total flavonoid to quercetin used chromatography-densitometric method with cellulose as a stationary phase and acetic acid 50% as a mobile phase and then quercetin in methanol as standard. The result showed that based on simplex lattice design, the solvent that could have optimal extraction of total flavonoid was ethanol with concentration 94%. Total flavonoid content with spectrophotometry method through from the highest to lowest was Banyumas 15.11 % (b/b), Sleman 10.42 % (b/b) and Bantul 10.33 % (b/b). The determination to ethanolic extract 94% with chromatography-densitometric, the quercetin content from Banyumas was 0.44% (b/b), from Sleman was 0.43% (b/b), from Bantul was 0.41% (b/b), the relative content of total flavonoid to quercetin from Bantul was 4.11% (b/b), from Sleman was 3.48% (b/b), and from Banyumas was 3.09% (b/b). There were analyzed statistically by one way analysis of variance with 95% degree of confidence by SPSS 15.0 software. Total flavonoid content with spectrophotometry showed E. thymifolia herbs which growth at Banyumas significant difference than Bantul and Sleman, but Bantul and Sleman no significant differences. Determination of quercetin content and total flavonoid content with chromatography-densitometric showed there were no significant differences between three extract resourches
Kata Kunci : Euphorbia thymifolia L., flavonoid total, kuersetin, spektrofotometri, KLT-densitometri, flavonoid content, quercetin, spectrophotometry, chromatography-densitometric