Laporkan Masalah

Persepsi masyarakat dan aparat desa dalam implementasi program raskin

YANTINI, Dr. Agus Heruanto Hadna

2008 | Tesis | S2 Magister Administrasi Publik

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya berbagai ragam pernyimpangan yang timbul dalam pelaksanaan Program Raskin, antara lain ketidaktepatan sasaran penerima manfaat Raskin, ketidaktepatan jumlah beras yang diterima RTM sasaran dan ketidaktepatan harga, dimana salah satu penyebab permasalahan tersebut adalah adanya perbedaan persepsi antara masyarakat dan aparat desa mengenai Program Raskin. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui secara lengkap mengenai fenomena tersebut. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi masyarakat dan aparat desa mengenai Program Raskin, faktor-faktor pembentuk persepsi masyarakat dan aparat desa mengenai Program Raskin dan implikasi yang ditimbulkan dengan adanya perbedaan persepsi masyarakat dan aparat desa mengenai Program Raskin Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana pengumpulan data menggunakan instrumen wawancara berstruktur dan observasi. Logika teoritik sebagai kerangka dasar teori yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah mengenai konsep kebijakan publik, konsep implementasi kebijakan publik dan persepsi aktor. Menurut para pakar, faktor-faktor pembentuk persepsi masyarakat dan aparat desa mengenai program Raskin adalah pemahaman, pengalaman, kepentingan, harapan dan komunikasi. Setelah dilakukan analisis kualitatif yang mengambil lokasi di Desa Margomulyo Kecamatan Seyegan, hasil temuan di lapangan menunjukkan persamaan persepsi disebabkan oleh faktor-faktor pengalaman dan harapan. Perbedaan persepsi disebabkan oleh faktor-faktor pemahaman, kepentingan dan komunikasi masyarakat dan aparat desa mengenai Program Raskin. Perbedaan pemahaman, kepentingan dan komunikasi tersebut menimbulkan persepsi yang berbeda-beda mengenai Program Raskin. Persepsi RTM sasaran mengenai Program Raskin adalah program bantuan pangan dari pemerintah hanya untuk RTM (Rumah Tangga Miskin). Persepsi warga non sasaran mengenai Program Raskin adalah bantuan dari pemerintah untuk semua warga untuk pemerataan dan keadilan. Persepsi aparat desa mengenai Program Raskin adalah beras bantuan dari pemerintah hanya untuk RTM sasaran, apabila ada variasi dalam pelaksanaannnya agar disikapi dengan sebaikbaiknya supaya tidak menimbulkan gejolak.Persepsi Kepala Padukuhan mengenai Program Raskin adalah beras bantuan dari pemerintah untuk warga miskin yang dibagi kepada semua warga demi kebersamaan, menghindari pertentangan antar dan agar kegotongroyongan antar warga dapat berjalan lancar. Perbedaan persepsi masyarakat dan aparat desa mengenai Program Raskin tersebut menimbulkan implikasi, yakni kecemburuan antar warga, kebijakan lokal untuk meredam kecemburuan dan implementation gap. Implementation gap menyebabkan tujuan dan sasaran kebijakan Raskin tidak tercapai.Untuk itu sosialisasi perlu lebih ditingkatkan guna memberikan pemahaman yang lengkap dan benar kepada masyarakat dan aparat desa mengenai Program Raskin. Adapun kegiatan sosialisasi Raskin kepada aparat desa dapat dilakukan melalui rapat koordinasi aparat desa setiap hari Sabtu dan sosialisasi Raskin kepada masyarakat dapat dilakukan melalui pertemuan PKK, dasa wisma, pengajian, kesenian dan hiburan dengan cara menyelipkan pesan-pesan agar masyarakat pendengar memahami bahwa Raskin hanya untuk rumah tangga miskin.

Slow or fast policy target and goal of Raskin are affected by many factors. One of them is factor on how society and village apparatus perceive the Raskin policy. Results of field research indicated that there were some factors affecting society and village apparatus perception concerning the Raskin program. The factors are experience, understanding, interest, expectation, and communication. Perception similarity is located in experience and expectation. Whereas, perception difference is located in differences of understanding, interest and communication of society and village apparatus concerning the Raskin program. The differences of experience, understanding, interest and communication result in different perceptions concerning the Raskin program. Target RTM perception concerning the Raskin program is food subsidy program of the government only for RTM (The Poor Households). Non-target resident perception concerning the Raskin program is the subsidy of government for all residents for distribution and equality. Perception of village apparatus concerning the Raskin program is rice subsidy of the government only for target RTM, if there is variation in performance to pose well possible as to not result in fluctuation. Perception of village head concerning the Raskin program is rice subsidy of the government only for the poor distributed to all residents for togetherness, to avoid dispute and in order that cooperation between residents may work well. Different perception of society and village apparatus concerning the Raskin program resulted in implication, jealousness of residents, local policy to minimize the jealousness and implementation gap. Implementation gap caused goal and target of Raskin policy fail. Thus, perception of policy actors, especially in lower level, is determination of implementation gap occurrence in implementing a policy. Therefore, to improve the implementation gap, socialization needs to increase to give complete and true understanding to the society and village apparatus concerning the Raskin program. The Raskin socialization activity to the village apparatus could be done through coordination meeting of the village apparatus every Saturday and Raskin socialization to society could be done through PKK meeting, dasa wisma (10 public buildings), Islamic Speech, art and entertainment by inserting messages in order that the listener society can understand that Raskin is only for the poor households.

Kata Kunci : Persepsi, Implementasi, Perception and Implementation.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.