Laporkan Masalah

Hasil guna penambahan injeksi triamcinolone acetonide intra vitreal pada fotokoagulasi laser terhadap ketajaman penglihatan pada retinopati diabetika

PATOMPO, Andi Rachmi, dr. Angela Nurini Agni, SpM(K), M.Kes

2008 | Tesis | S2 PPDS-I Ilmu Penyakit Mata

Tujuan Penelitian: Untuk meneliti hasil guna penambahan injeksi triamcinolone acetonide intra vitreal pada fotokoagulasi laser terhadap ketajaman penglihatan pada retinopati diabetika dengan clinically significant macular edema (CSME) dibandingkan dengan fotokoagulasi laser saja. Cara penelitian: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian randomized controlled trial pada 52 mata (45 pasien) dengan mengelompokkan subyek penelitian secara randomisasi blok. Subyek yang diteliti adalah penderita retinopati diabetika dengan clinically significant macular edema (CSME) yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dua puluh tujuh mata pada kelompok pertama dilakukan injeksi triamcinolone acetonide intra vitreal 4 mg dikombinasikan dengan fotokoagulasi laser 1 minggu sesudahnya (kelompok kombinasi), dan 25 mata pada kelompok dua dilakukan fotokoagulasi laser saja (kelompok laser). Luaran pengukuran adalah perubahan ketajaman penglihatan dengan koreksi terbaik yang diukur dengan modifikasi Early Treatment Diabetic Retinopathy Study chart pada 1 minggu, 1 bulan, dan 3 bulan. Peningkatan tekanan intraokular, perdarahan subkonjungtiva, progresi katarak, perdarahan intraokular, retinal detachment, dan endoftalmitis dievaluasi setiap kali kunjungan. Hasil penelitian: Rerata ketajaman penglihatan (logMAR) sebelum terapi pada kelompok kombinasi adalah 0,78±0,29 dan rerata ketajaman penglihatan (logMAR) kelompok laser adalah 0,66±0,41 (p=0,23). Pada kelompok kombinasi, perubahan ketajaman penglihatan membaik secara bermakna pada evaluasi 1 minggu (-0,11±0,08), dan 4 minggu (-0,26±0,12). Pada kelompok laser tidak didapatkan perubahan ketajaman penglihatan secara bermakna selama evaluasi periode 1 minggu, 1 bulan, dan 3 bulan. Peningkatan tekanan intraokular ditemukan pada 1 (3,85%) mata pada 1 minggu, dan 4 (16,00%) mata pada 3 bulan, progresi katarak diobservasi pada 1 (4,00%) mata pada 3 bulan, dan 3 (11,5%) mata didapatkan perdarahan subkonjungtiva pada kelompok kombinasi. Komplikasi potensial seperti endoftalmitis, ablasio retina, atau perdarahan intraokular tidak didapatkan selama penelitian ini. Simpulan: Penambahan injeksi triamcinolone acetonide intra vitreal pada retinopati diabetika dengan CSME meningkatkan ketajaman penglihatan secara bermakna dibanding fotokoagulasi laser saja pada minggu pertama dan bulan pertama.

Purpose: To study the visual outcomes of intravitreal triamcinolone acetonide (IVTA) as an adjunctive treatment compare with laser photocoagulation for diabetic retinopathy with clinically significant macular edema (CSME). Methods: Randomized clinical trial of 52 eyes (45 patients). Twenty seven eyes were randomly allocated to receive 4 mg of IVTA injection combined with laser photocoagulation 1 week later (the IVTA group), and 25 eyes were randomly allocated into laser photocoagulation only (the laser group). The main outcome measure was the change in best corrected visual acuity measured by modified Early Treatment Diabetic Retinopathy Study visual acuity chart on 1 week, 1 month , and 3 months. The occurrence of elevated intraocular pressure, subconjunctival hemorrhage, cataract progression, retinal detachment, intraocular hemorrhage, and endophthalmitis were evaluated. Results: Mean baseline logMAR in the IVTA group was 0,78±0,29 and mean baseline logMAR in the laser group was 0,66±0,41 (p=0,23). In the IVTA group, visual acuity change was significantly improved on 1 week (-0,11±0,08), and 4 week (-0,26±0,12) examination. While in the laser group there was not any significant change in visual acuity observed during 1, 4, and 12 weeks examination. Elevated intraocular pressure occured in 1 (3,85%) eye on 1 week, and 4 (16,00%) eyes on 12 weeks, cataract progression was observed in 1 (4,00%) eye on 12 weeks, and 3 (11,5%) eyes had subconjungtival hemorrhage on the IVTA group. No other potential complications, such as endophthalmitis, retinal detachment, or intraocular hemorrhage were recorded. Conclusions: IVTA as an adjunctive treatment for diabetic macular edema provided better visual acuity than laser photocoagulation only on first week and first month.

Kata Kunci : Clinically significant macular edema,CSME,Triamcinolone acetonid intra vitreal,Fotokoagulasi laser,Retinopati diabetika,Ketajaman penglihatam, CSME, IVTA, laser photocoagulation, diabetic retinopathy, visual acuity


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.