Strategi pemberian kredit konstruksi dan manajemen risiko kredit :: Study di PT Bank DKI
VITASARI, Riana, Wakhid Slamet Ciptono, Drs., MBA., MPM
2008 | Tesis | S2 Magister ManajemenPT Bank DKI sebagai bank yang saham terbesarnya dimiliki Pemerintah Provisi DKI Jakarta telah menjalankan aktivitas umum perbankan sejak tahun 1962. Dengan visi, “Menjadi Bank Terbaik yang Membanggakan†dan Misi,†Bank berkinerja unggul, mitra strategis dunia usaha, masyarakat dan andalan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memberi nilai tambah bagi stakeholder melalui pelayanan terpadu dan professionalâ€, Bank DKI memusatkan segenap pikiran dan tenaga untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam menyonsong era pertumbuhan baru. Analisis terhadap perkreditan Bank DKI dalam tesis ini difokuskan pada salah satu produk kredit yang dimiliki Bank DKI, yaitu kredit konstruksi. Analisis dilakukan dengan kajian terhadap Kebijakan Perkreditan Bank DKI, Kebijakan Manajemen Risiko Kredit Bank DKI dengan menggunakan analisis berdasarkan konsep-konsep perkreditan yang berlaku di kalangan perbankan secara umum, Kebijakan Bank Indonesia dan konsep manajemen risiko kredit yang didasarkan pada ketentuan pada Basel II yang mengatur tentang prinsip-prinsip manajemen risiko yang berlaku bagi perbankan secara internasional, ketentuan pada teori enterprise risk management oleh James Lam, teori risk managemen oleh Emmet J. Vaughan, risk management in banking Joel Bessis, teori credit risk management oleh Joetta Colquitt dan teori-teori risk management yang dikemukakan oleh para ahli risk management lainnya baik dari mancanegara maupun yang berasal dari dalam negeri Indonesia. Komposisi kredit yang diberikan oleh Bank DKI hingga akhir tahun 2006 yang masih didominasi oleh kredit konsumsi/multiguna(78,6%), membuat Bank DKI memiliki risiko konsentrasi (concentration risk) yang cukup besar. Sehubungan dengan hal tersebut rekomendasi yang disarankan adalah Bank DKI harus berupaya melakukan diversifikasi kredit dengan cara pengalokasian portofolio kredit secara sehat dan merata. Salah satu strategi yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan pemberian kredit konstruksi, agar tidak terkonsentrasi pada satu segmen kredit saja. Alternatif strategi lainnya adalah memperbaharui strategi pemberian kredit konstruksi yaitu: prosedur pengajuan kredit yang mudah dan cepat, persyaratan pengajuan kredit yang ringan, besarnya pembiayaan kredit disesuaikan dengan kebutuhan kredit debitur, biaya proses pengajuan kredit yang ringan dan yang paling penting adalah menjalin kerjasama dengan organisasi/perhimpunan kontraktor, pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta pihak asuransi atau perusahaan penjaminan kredit. Dengan perubahan strategi tersebut diharapkan Bank DKI akan dapat meningkatkan ekspansi kreditnya di sektor konstruksi dan dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar.
PT Bank DKI, which share is mostly owned by DKI Jakarta Province Government, has run general banking activity since 1962. Under its vision “To Be A Proud Best Bank†and its mission “Bank having highest performance, strategic partner for business, society and province government, bringing additional value to stakeholders through professional and integrated serviceâ€, Bank DKI is focusing on its all source to prepare and provide its best in dealing with the upcoming competitive growth era. Analysis against Bank DKI credit facility in this thesis is focused on one of its credit product, the construction credit. The analysis is conducted by reviewing Bank DKI Credit Policy and Bank DKI Credit Risk Management Policy based on general banking credit concept, the Policy of Central Bank (Bank Indonesia), the risk management concept based on Basel II regulation about standard international risk management principles, theory of enterprise risk management by James Lam, theory of risk management by Emmet J.Vaughan, risk management in banking by Joel Bessis, and other theories from risk management specialists. The credit composition granted by Bank DKI until end of year 2006 is still dominated by credit of consumption (Multiguna credit) (78.6%) causing Bank DKI to have significant potential concentration risk. In relation with this condition, the suggested recommendation is that Bank DKI shall conduct credit diversification by allocating credit portfolio in healthy and flat manner. One of the suggested strategies is to expand the construction credit to share the risk, in order to avoid the risk concentration in only one credit segment. Other alternative suggested strategy is to reposition the construction credit facility, i.e. easier and faster credit proposal procedure, simple and lighter credit proposal requirement, granted credit value is adjusted to be appropriate with the credit need of debtor, lower credit proposal fee, and the most important thing is to develop cooperation with organization of contractors, DKI Jakarta province government, and assurance company or other leasing company. Through the implementation of the suggested strategy, it is expected that Bank DKI will be able to improve and expand its credit portfolio on construction sector to get bigger market share.
Kata Kunci : Bank,Kredit konstruksi,Kebijakan perkreditan,Strategi pemberian kredit,bank, construction credit, credit policy, enterprise risk management, credit risk management policy, credit grant strategy