Perkembangan fisik kota baru Palangka Raya
SEM, Ir. Suryanto, MSP
2008 | Tesis | S2 MPKDKota Palangka Raya merupakan kota baru yang dibangun pada masa awal kemerdekaan Republik Indonesia, sehingga pembangunannya bebas dari pengaruh kolonial. Menurut sejarahnya cikal bakal Kota Palangka Raya merupakan sebuah kampung pada tepian sungai Kahayan. Kota Palangka Raya dibangun dengan maksud sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia, namun dalam perkembangannya hal itu tidak terjadi dan ditetapkan sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan perkembangan fisik Kota Palangka Raya sejak pendiriannya tahun 1957 sampai tahun 2007, yang dibagi dalam beberapa periode perkembangan kota dan untuk menemukenali faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya. Penelitian dilakukan dengan metode deduktif kualitatif dengan pendekatan historis rationalistik. Lokasi penelitian merupakan bagian pusat kota yang merupakan Wilayah Efektif Perkotaan (WEP) terdapat di 8 kelurahan pada 2 kecamatan. Teknik analisis yang digunakan adalah melakukan eksplorasi terhadap setiap sumber data dalam bentuk longitudinal data, sehingga dapat diurutkan menurut urutan waktu (time series). Data-data tersebut dipetakan untuk mendapatkan kecenderungan perubahan bentuk dan arah perkembangan fisik kota dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam masing-masing periode. Secara politis pendirian Kota Palangka Raya merupakan cerminan dari national character building yang dikemukakan Presiden Soekarno, sehingga direncanakan kota yang modern lengkap dengan simbol-simbol kotanya. Hasil penelitian menunjukan bahwa rencana awal struktur Kota Palangka Raya memiliki unsur-unsur konsep Kota Taman (Garden City) yang berkembang di negara-negara Eropa dan berbentuk jaring laba-laba (spider concept). Pasca peristiwa G30S/PKI terjadi perubahan struktur Kota Palangka Raya. Berdasarkan perkembangannya dari tahun 1957 sampai 2007, arah perembetan Kota Palangka Raya terjadi secara konsentris, linear dan meloncat, sehingga pola kota terbentuk memencar (dispersed), terpecah (fragmented) dan konsentris memanjang (concentric-lineair). Dengan demikian Kota Palangka Raya mengalami perkembangan selama kurun waktu 1957 – 2007. Perkembangan Kota Palangka Raya dipengaruhi oleh faktor-faktor : (1) keberadaan peraturan tata ruang, (2) kebijakan infrastruktur, (3) pembangunan fasilitas-fasilitas kota, (4) harga tanah dan (5) ketersediaan pelayanan angkutan kota. Dari faktor-faktor tersebut dapat dimaknai bahwa faktor politis dimana peranan kekuasaan dari pemerintah, berperan besar dalam arah dan pola perkembangan Kota Palangka Raya.
Palangka Raya City is a new town built at the beginning of the Declaration of Independence of the Republic of Indonesia, so that the development has been unintervened by colonial influences. In view of the history, the origin of Palangka Raya City was a village at the edge of Kahayan River. Palangka Raya City was intendedly built as the Capital of the Republic of Indonesia, but in its development the earlier purpose have not been realized and actually determined as the Capital of the Central Kalimantan Province. Purpose of this study is to describe the physical development of Palangka Raya City since the establishment from 1957 to 2007, subdivided into several periods of city development and to find out several factors influencing the development. The study was conducted by using a deductive qualitative method with a rational historical approach. Location of the study was a central part of the city, consisting of Effective Urban Areas located in eight villages of two subdistricts. Analysis technique used in the study was an exploratory technique to explore data resources in a form of longitudinal data, so they can be sequently ordered in a time series. The data are mapped to find out the tendency of changes in a form and direction of the physical development of the city as well as the factors influencing each period. Politically, the establishment of Palangka Raya City has actually been the reflections of national character building promoted by President Soekarno, so the city has planned as a modern city, furnished with its symbols. Result of the study indicates that the earlier plan of the structure of Palangka Raya City has had a conceptual traits of Garden City as being many developed in European countries and formed a spider concept. There have occured structural changes of the Palangka Raya City at the post of the G30S/PKI event. Based on the development from 1957 to 2007, a direction of the gradual development of Palangka Raya City has been concentris, linear, and leapfroging, so that the pattern of the city established has been dispersed, fragmented and consentric-linear. Therefore, Palangka Raya City has undergone the physical development at a period of 1957- 2007. The development of Palangka Raya has been influenced by factors as follows: (1) the existing regulations of spatial order, (2) policy on infrastructures, (3) the development of city facilities, (4) land prices, and (5) the availability of city transportation services. Based on the factors, it can be concluded that the factors are dominantly political, in case of which the role of governmental power has actually been dominant in determining the direction and development of Palangka Raya City.
Kata Kunci : Perkembangan,Arah fisik kota,Taman kota,Perubahan struktur kota