Konteks spasial dan sosial budaya terhadap rendahnya angka partisipasi kasar sekolah menengah pertama (SMP) di Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur
MURSALIN, Mochamad, Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D
2008 | Tesis | S2 MPKDAngka Partisipasi Kasar (APK) merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. APK Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah rasio jumlah siswa SMP, berapapun usianya, yang bersekolah di tingkat SMP terhadap jumlah penduduk kelompok usia 13 - 15 tahun. APK SMP Kecamatan Sepaku tahun 2006 belum mencapai standar ketuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan diasumsikan paling rendah dibandingkan tiga kecamatan lain di Kabupaten Penajam Paser Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konteks spasial dan sosial budaya serta rendahnya Angka Partisipasi Kasar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, metode kualitatif naturalistik dengan paradigma fenomenologi dan analisis data induktif digunakan untuk mendiskripsikan fenomena sebagai suatu yang empiris berdasarkan atas kenyataan kehidupan sehari-hari sebagai realita utama. Penelitian ini menyimpulkan bahwa konteks sosial budaya terhadap rendahnya APK SMP di Kecamatan Sepaku adalah sekolah sebagai suatu pilihan yang dipengaruhi oleh penghasilan orang tua yang tidak tentu, kurangnya perhatian orang tua, tingkat pendidikan orang tua yang rendah, adanya budaya “pinggiranâ€, tingginya biaya pendidikan, jauhnya lokasi sekolah, ketidakmampuan anak, dan kemauan orang tua. Adapun konteks spasial berkaitan erat dengan aspek geografis, yaitu lokasi berdirinya sekolah yang jauh dari pemukiman penduduk, belum adanya sarana transportasi umum dan infrastruktur jalan yang tidak memadai atau sulit dilalui kendaraan. Sekolah sebagai suatu kebutuhan dasar tidak dapat dijangkau masyarakat yang jauh dari lokasi sekolah. Kondisi ini juga mengakibatkan terbatasnya pilihan anak usia SMP untuk bersekolah di Kecamatan Sepaku. Aspek-aspek tersebut diatas mempengaruhi pilihan sebahagian masyarakat untuk menyekolahkan anak sampai tingkat SMP, sehingga APK SMP Kecamatan Sepaku relatif masih rendah dibandingkan kecamatan lain di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Raw Participation Score (RPS) is the simplest indicator measuring the absorption level of schooling-age inhabitant for each education level. Secondary school RPS is the ratio between secondary school students, at all age, and 13 – 15 years old population. Secondary school RPS in the district of Sepaku, in 2006, was still below graduation standard of the Nine Year Mandatory Schooling Program and assumed to be the lowest compared to the other 3 districts of Penajam Paser Utara. The purpose of this study is to obtain the spatial and socio cultural context of the secondary-schools insufficient RPS in the district of Sepaku, Penajam Paser Utara regency, East Kalimantan Province. Naturalistic qualitative with phenomenology paradigma and inductive data analyses were the methods of this study to describe phenomenoms as an empirical fact based on daily life reality. The research concludes that the insufficient RPS falls within a context of income uncertainty impact on families decision regarding what schools they can afford to educate their kids, in addition to the lack of parental attention, parent education, the existence of marginal culture, high cost education, geographicly distant school location, student inabilities, and parents will. Spatial context in this issue releted to the in Additon, geographic aspect, where schools were built too far away from home, lack of public transportation, and inadequate road infrastructure caused accessibility to schools is low. Concerning these obstacles, schools were virtually inaccessible to people lives in distant places. This situation also put a limit on the choices of secondaryschooling- age children to have education in the district of Sepaku. The aforesaid factors affect some members of local comunities to educate their children at secondary school and that was the reason of the insufficient figure of RPS compared to the other 3 districts of Penajam Paser Utara.
Kata Kunci : Angka partisipasi kasar,Konteks spasial dan konteks sosial budaya, Raw Participation Score, Spatial Context, Socio Cultural Context