Laporkan Masalah

Proses perubahan fisik rumah perumahan sosial :: Studi kasus Kampung Enarotali Distrik Paniai Kabupaten Paniai Propinsi Papua)

WAMBRAUW, Apolos Izaak, Ir. Sudaryono, M.M.Eng., Ph.D

2008 | Tesis | S2 MPKD

Pelaksanaan program bantuan pembangunan fisik rumah Perumahan Sosial Tipe 22,5 M2 di Kampung Enarotali secara cuma-cuma bagi masyarakat adat Suku Mee sebagai penghuni rumahnya, Pemerintah Kabupaten Paniai tidak hanya berperan sebagai provider tetapi sedikit bergeser sebagai enabler, dengan ikut berperannya masyarakat adat dalam penyediaan kapling siap bangun untuk lokasi pembangunan rumahnya. Namun demikian, rumah sebelum atau setelah pasca huni, telah mengalami proses perubahan fisik rumah dari bentuk aslinya yang dilakukan oleh penghuninya. Hal ini dapat terjadi, karena pembangunan perumahan hanya menempatkan masyarakat adat penghuni rumah sebagai target group sehingga rumah dibangun sebagai produk akhir dan mengabaikan aspekaspek sosial budaya, kesejahteraan ekonomi, tata nilai dan perilaku. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji aspek pelaksanaan program bantuan pembangunan fisik rumah Perumahan Sosial Tipe 22,5 M2 di Kampung Enarotali, dengan menemukan atau mengembangkan konseptualisasi teoretik berdasarkan pada data proses perubahan fisik rumah yang dilakukan oleh masyarakat adat Suku Mee sebagai penguni rumahnya. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif berlandaskan fenomenologi, tipe penelitian taxonomical dan pekerjaan penelitian eksplorasi meluas. Pengambilan sampel secara sengaja pada kasus-kasus ekstrim, meliputi: sampel unit amatan dan unit analisis. Peneliti sebagai instrumen utama dalam penelitian untuk mengumpulkan data dengan metode pengamatan partisipasi dan wawancara berstruktur. Analisis data secara induktif. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa dari proses perubahan fisik rumah pada Perumahan Sosial Tipe 22,5 M2 di Kampung Enarotali, yang dilakukan oleh masyarakat adat Suku Mee sebagai penghuni rumahnya, ada mengalami beberapa kasus pola proses perubahan fisik rumah, yaitu: Kasus 1. Rumah inti hanya mengalami proses ekspansi atau tumbuh; Kasus 2. Rumah inti mengalami proses penyempurnaan, ekspansi, dan perbanyakan ruang; Kasus 3. Rumah inti mengalami proses penghilangan atau pengurangan ruang, pergantian atau pertukaran ruang, dan ekspansi; Kasus 4. Rumah inti mengalami proses pembongkaran bahan sebagian (atap dan dinding), pembangunan kembali, penghilangan ruang, pengecilan ruang, dan ekspansi; Kasus 5. Rumah inti mengalami proses pembongkaran bahan sebagian (atap dan dinding), pembangunan kembali, penghilangan ruang, pergantian ruang, pengecilan ruang, dan ekspansi; dan Kasus 6. Rumah inti mengalami proses pembongkaran bahan menyeluruh (atap, dinding dan lantai), perpindahan ke lokasi lain, pembangunan kembali, penghilangan, dan ekspansi. Dengan demikian, maka konsep proses perubahan fisik rumah tersebut terbentuk dari konsep berubah, meliputi: (1) letak rumah tidak aman; (2) rusaknya bahan bangunan rumah; dan (3) lokasi rumah bermasalah, dan konsep mengubah, meliputi: (1) disewakan dan meningkatnya penghasilan; (2) bertambah jumlah anggota keluarga dan tempat usaha; dan (3) tempat kerja dan sanggar latihan seni.

The implementation of goverment’s subsidized-housing program (Type 22.5 m2) in Enarotali Village could be said as employing the government’s role as enabler. In this scheme, people participate in providing sites/plots for their housing. After and before occupying the housing, occupants had transformed their housing. It happened because original design of the houses in my simple and does not lecognized the social-cultural, economic, and values of the people. The objective of research was to examine the implementation of the program. It explores the physical transformation, of the houses constructed by people. This research used qualitative research method based on phenomenology approached. Samples were taken consciously in extreme cases, including: observation and analysis unit samples. Researcher was the main instrument in this studi. Data were collected through interviews and observations. The research indicates that, from the process of physical change in houses of Type 22.5 m2 Social Houses in Enarotali, conducted by the traditional society of Mee Tribe as the house occupants. Some of them experienced cases of housephysical change process patterns as follow. Case 1, Core houses only experienced expansion or growth processes. Case 2, core houses experienced process of finishing, expansion, and widening of rooms. Case 3, core house experienced process of removal or reduction of rooms, replacement or room exchanging, and expansion. Case 4, core houses experienced process of removal of some materials (roof and wall), renovation, room removal, room narrowing, and expansion. Case 5, core houses experienced process of removal of some materials (roof and wall), renovation, room removal, room narrowing, and expansion. Case 6, core house experienced process of removal of all materials (roof, wall, floor), movement to other location, renovation, removal, and expansion. Finally the research formed several concepts of changes, such as: (1) the site is unsafe; (2) housing are damaged building materials; and (3) location of problematic houses, and concepts to change, including: (1) rent and increase in income; (2) increasing number of family members and business places; and (3) workplace and art training studio.

Kata Kunci : Program bantuan perumahan sosial,Penghuni rumah dan proses perubahan fisik rumah, Subsidized-social housing, physical change


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.