Pengaruh ladang-berpindah terhadap struktur vegetasi di kawasan danau Tondano, Sulawesi Utara
KAWUWUNG, Femmy Roosje, Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc
2008 | Tesis | S2 BiologiDanau Tondano seluas 4.800 ha terletak di ketinggian sekitar 650 meter di atas permukaan laut, mempunyai arti penting bagi pelaksanaan pembangunan di wilayah Propinsi Sulawesi Utara. Danau ini mengalami pendangkalan yang relatif cepat, pada tahun 1940 kedalaman danau diperkirakan 43 meter dan menjadi sekitar 20 meter pada tahun 1992. Pendangkalan diakibatkan oleh penggunaan lahan sangat intensif, perladangan berpindah, peningkatan aktivitas pertanian, pemanfaatan perairan danau, dan perkembangan pemukiman. Kegiatan perladangan berpindah pada dasarnya terdiri atas membuka ladang, menanami, selama 2 atau 3 tahun. Umumnya setelah 2 atau 3 kali panen, hasil panen sangat menurun, sehingga tempat tersebut akan ditinggalkan dan lahan akan menjadi hutan kembali. Biasanya ladang dapat digunakan kembali setelah bera 7-10 tahun, bahkan setelah 20 - 35 tahun. Masalah utama ladang berpindah adalah merusak hutan, mempercepat berkurangnya unsur hara dalam tanah, dan menyumbang terjadinya eutrofikasi danau. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perubahan komposisi vegetasi, pengaruh faktor-faktor lingkungan, dan mengkorelasikan hara yang terukur dengan vegetasi. Penelitian dilaksanakan selama 9 bulan dengan penentuan daerah kajian berdasarkan lama penggunaan ladang berpindah. Daerah kajian dipilih 4 ladang berpindah yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Lahan yang belum pernah di buka selama 35 tahun (kontrol); 2) Lahan yang telah dibiarkan relatif lama (> 12 tahun). 3) Lahan yang telah dibiarkan selama (<8 thn); 4) Lahan yang baru dibuka (< 2 tahun). Metode penelitian menggunakan random sampling kuadrat plot dengan ukuran 1 x 1 m2 untuk herba, dan 10 x 10m2 untuk pohon. Variabel yang diamati kadar N-total,NH4; NO3, P-tersedia, K-tsd, P-total, K-total, Suhu tanah, Kelembaban udara, pH (H2O) kadar air kering mutlak, dan KPK tanah, parameter vegetasi; densitas, frekuensi, dominansi, indeks keanekaragaman, ordinasi, dan korelasi. Data yang diperoleh diuji dengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 44 spesies digolongkan pada 28 familia. Komunitas pohon nilai penting relatif kecil. Komunitas anak pohon nilai penting relatif besar pada stasiun 3 menunjukkan kondisi vegetasi tidak sama. Komunitas herba dan semak mempunyai nilai penting relatif kecil pada semua stasiun menunjukkan spesies relatif homogen. Indeks diversitas tertinggi tingkat anak pohon dan pohon pada stasiun 1 dan tingkat herba dan semak pada stasiun 2. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh positif pada setiap stasiun adalah: NH4 NO3, P-tsd, P-tot, pH (H2O), suhu tanah, dan kelembaban udara. Masa pemberaan yang paling baik untuk ladang-berpindah di kawasan danau Tondano adalah: > 12 tahun.
The 4,800 ha Tondano Lake situated at around 650 m above sea level has significance for implemented development in North Sulawesi province. The Tondano Lake has undergone relatively fast sedimentation; in 1940 and 1992 it was estimated that its depth was 43 meters and around 20 meter, respectively. Such sedimentation has been caused by highly intensive land uses, shifting cultivation, improved cultivation activities, lake water exploitation, and settlement development. Shifting cultivation basically involves land clearing, cultivation for 2 or 3 years. In general after 2 or 3 times of harvesting times, its yields have tended to decrease; hence, the land will be abandoned and will be back into forest condition. The area usually can be re-exploited after 7-10 year-fallow period, and even after 20- 35 years. Problems mainly have to do with shifting cultivation involving forest destruction, fast reduction of soil nutrients, and eutrofication of the lake. The present research aimed to identify: vegetation composition changes, its influencing environmental factors, and correlation between measured nutrients and vegetation. This research was conducted for 9 months by assigning research sites based on the length of shifting cultivation exploitation. Following are the research sites that meet the criteria: 1) uncleared land for the last 35 years (control); 2) land abandoned for relatively long period (> 12 years); 3) land abandoned for (< 8 years). 4) recently cleared land (< 2 years). The square plot random sampling was used as research method. Plot size for annuals was 1 x 1 m2, and 10 x 10 m2 for perennials. Variable observed were the contents of total-N, NH4 +; NO3 -, available- P and K, total P and K, soil temperature, humidity, pH (H2O) of absolute dry water content, and CEC of land, vegetation parameters; density, frequency, dominance, diversity index, ordinance, and correlation. Collected data were tested using ANOVA. Results indicated that 44 species were found belong to 28 families. Tree community at station 1 was found with the highest significance and highest diversity index. Among the community of young trees at stations 1, 2, and 3, had a relatively high significance and showed variety tree species. Herba community at all stations had relatively small important values, and this indicated that it was a relatively homogeneous species. Vegetation patterns were influenced by environmental factors, namely; NH4 NO3, P-avail., P-tot, soil temperature, and humidity. Therefore, it was calculated that the longer the fallow period (more than 12 years in this case) was, the faster homeostasis achieved.
Kata Kunci : Ladang berpindah,Vegetasi,Danau Tondano, Shifting cultivation, vegetation, Tondano Lake